Di bawah langit yang baru mulai terang, Adrian bangun dari ranjang dengan hati yang berdebar-debar. Dia merasa tercekik oleh rasa sesak yang terus menghantui pikirannya, keinginannya untuk melihat Lysandra semakin sulit untuk ditahan.
Tanpa ragu, dia menyingkirkan selimutnya dan bergerak ke pintu, meninggalkan istana yang sunyi dengan langkah-langkah yang cepat dan pasti. Matahari pagi menyapa wajahnya dengan hangat saat dia melangkah ke dalam hutan, di mana Lysandra tinggal.
Dalam perjalanan yang panjang dan penuh dengan rasa ingin tahu, Adrian berusaha menahan kegelisahannya. Akhirnya, dia tiba di depan bangunan yang terpencil, tempat Lysandra tinggal. Dia menahan napasnya sejenak, merasa gemetar oleh ekspektasi dan kerinduannya.
Dengan hati yang berdebar, dia mengetuk pintu dengan lembut. Sejenak yang panjang terjadi, seolah-olah waktu sendiri berhenti berputar. Kemudian, pintu terbuka, dan di ambang pintu berdiri Lysandra, wajahnya dipenuhi dengan kejutan dan kegembiraan.
"Adrian?" serunya dengan suara yang penuh dengan kebingungan. "Apa yang kamu lakukan di sini?"
Adrian menatap Lysandra dengan mata yang penuh cinta dan kerinduan. "Aku tidak bisa lagi menahan kerinduanku untuk melihatmu, Lysandra. Aku merindukanmu dengan cara yang tak terbayangkan."
Lysandra terdiam sejenak, ekspresinya berubah menjadi campuran antara kegembiraan dan kecemasan. "Adrian, ini tidak bisa. Kita tidak boleh melanggar batasan yang ada."
Namun, Adrian tidak bisa lagi menahan dirinya sendiri. Dengan langkah-langkah mantap, dia memasuki bangunan dan berdiri di depan Lysandra. Dengan lembut, dia menarik Lysandra ke dalam pelukannya, membiarkan rasa kerinduannya memenuhi ruang antara mereka.
"Lysandra, aku mencintaimu," bisiknya dengan suara yang gemetar. "Aku tidak bisa hidup tanpamu. Biarkan aku merasakanmu sekali lagi."
Lysandra merasa hatinya berdebar keras di dalam dadanya saat dia merasakan kehangatan tubuh Adrian menyentuhnya. Dengan ragu-ragu, dia melingkarkan lengannya di sekitar pinggang Adrian, membiarkan dirinya tenggelam dalam pelukan yang akrab.
Mereka berdua berdiri di bawah cahaya matahari pagi, terjebak dalam momen yang indah dan memabukkan. Di bawah sinar matahari yang hangat, mereka membiarkan perasaan cinta dan kerinduan mereka menyatu, menciptakan ikatan yang tak terputus.
Ketika bibir mereka bertemu dalam ciuman yang penuh dengan hasrat dan keinginan, mereka tahu bahwa mereka telah menemukan rumah di dalam pelukan satu sama lain. Di bawah langit yang terang, cinta mereka mekar dengan sempurna, mengatasi segala rintangan dan tantangan yang menghalangi mereka.
Tbc.