BAB 17: MENIKAH SAMA SAYA SAJA MBAK

48.8K 3.6K 157
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

Yana menghampiri Kila yang sejak tadi terlihat melamun dan kurang fokus. Beberapa kali gadis itu menjatuhkan barang-barang yang sedang dia susun di rak toko. Sepertinya banyak yang di fikirkan oleh temannya itu.

"Banyak fikiran ya Kil?" tanya Yana pada Kila.

Kila menoleh dengan wajah lesunya pada Yana. Dia lalu mengangguk dengan pelan. Apa boleh kalau sekarang dia meminta pertanggungjawaban pada temannya itu. Berkat ide Yana, sekarang dia menghadapi masalah yang lebih besar lagi.

"Tanggung jawab Yan," ucap Kila lirih.

Yana yang tiba-tiba di mintai pertanggungjawaban oleh Kila merasa bingung. Memangnya apa yang sudah dia lakukan sampai harus bertanggung jawab. Lagi, tanggung jawab seperti apa yang temannya itu inginkan darinya.

"Tanggung jawab apa? Kamu hamil?"

Bugh ...

Kila langsung memukul pundak Yana dengan keras. Lancar sekali mulut temannya itu menuduhnya hamil.

"Gara-gara ide kamu, bilang kalau aku mau menikah. Waktu aku pulang bude pakdeku minta calonnya di kenalkan sama mereka." Cerita Kila pada Yana.

Yana yang mendengar hal tersebut hanya mengangguk pelan, jadi itu masalahnya.

"Yasudah, bawa pacarmu pulang. Susahnya apa?" ucap Yana dengan santainya.

"Pacar siapa? Setan?" ucap Kila dengan kesalnya.

Yana langsung tertawa, apalagi wajah kesal Kila terlihat lucu di matanya.

"Kamu tidak punya pacar Kil?" tanya Yana dengan herannya.

Kila menggeleng pelan, sambil menatap memelas pada temannya.

Yana lagi-lagi tertawa, jadi temannya itu benar-benar tidak punya pacar. Dia fikir selama ini Kila punya pacar, hanya saja tidak di pamerkan. Jadi dia berani memberi ide seperti itu.

"Jangan ketawa kamu, ini terus bagaimana solusinya." Ucap Kila lagi dengan kesalnya pada Yana. Temannya itu yang memberi ide, sekarang sudah begini jadinya dia justru tertawa.

"Aku kira kamu punya pacar Kil, jadi aku saranin kemarin begitu."

"Terus sekarang bagaimana ini?"

"Hehehe, tidak tau juga Kil. Atau kamu cari calon suami bayaran, buat sehari di kenalin ke keluarga. Habis itu bilang kalau tidak cocok. Terus putus," ucap Yana dengan mudahnya. Ingin rasanya Kila memukul kepala temannya itu agar bisa memberinya ide lebih masuk akal lagi. Bukan ide mencari pacar bayaran seperti yang baru saja di katakan itu.

"Buat makan saja susah, gaya mau bayar pacar. Bukan menyelesaikan masalah yang ada malah nambah masalah Yan." Keluh Kila pada Yana.

Gadis itu pun ikut berfikir, mencari solusi untuk temannya.

"Atau kalau tidak, kamu cari dimana jodohmu yang asli. Terus ajak nikah cepat, selesai." Lagi-lagi Yana berucap dengan ringannya. Seolah apa yang baru saja dia katakan itu merupakan solusi terbaik.

Kila langsung pergi meninggalkan Yana dengan kesalnya. Bicara dengan Yana bukannya mendapatkan solusi justru semakin emosi.

Kila sudah cukup kesal karena beberapa hari ini baik buliknya ataupun budenya yang awalnya tidak pernah menghubunginya tiba-tiba saja rajin menghubunginya dan memintanya untuk mengenalkan pacarnya.

Terutama Bulik Yanti, perempuan itu seolah tidak percaya jika Kila sungguh-sungguh ingin menikah. Bahkan dia sempat menuduh Kila, jika itu hanya alasan Kila karena sudah tidak mau membantunya lagi.

Sebenarnya ingin sekali Kila mengatakan iya terhadap tuduhan buliknya itu, namun masih di sabar-sabarkan oleh Kila. Ibaratnya hewan saja tau balas budi, Kila yang manusia tentu saja lebih tau lagi.

Sekarang dia masih sabar, semua masih dia pendam sendiri. Tidak tau nanti kalau sampai dia muak akan bagaimana jadinya.

***

Dari tempat kerja, pulang kekosnya Kila banyak melamun. Bahkan dia berjalanpun sambil melamun. Berdoa saja, Kila tidak jatuh masuk ke selokan karena tidak melihat jalan dengan benar.

"Jangan melamun Mbak, nanti kalau kesurupan nambah pekerjaan saya." Ucap Kama sambil menepuk pundak Kila.

Membuat gadis itu langsung menoleh kearah Kama. Ternyata, bapak kosnya yang menepuk pundaknya. Laki-laki itu berdiri di belakang Kila dengan membawa sebuah bungkusan yang entah apa isinya.

"Pak Kama, bikin kaget saja." Ucap Kila pada Kama.

"Bagaimana tidak kaget, kamu dari tadi melamun begitu. Jalan sambil melamun biar apa? Biar cepat kaya."

"Pak Kama dari mana?" tanya Kila mengalihkan pertanyaan Kama. Sungguh dia tidak sedang ingin menjawab pertanyaan bapak kosnya itu.

"Beli kacang rebus," Kama mengangkat bungkusan yang ternyata berisi kacang rebus di tangannya.

Kila hanya mengangguk, tidak berniat bertanya lagi.

"Kamu kenapa melamun Mbak, memikirkan apa?" Kama merasa pertanyaannya tadi belum di jawab oleh Kila jadi dia ulang. Bukan bermaksud ingin tau urusan orang, hanya saja itu sebagai bentuk kepeduliannya.

"Bukan urusan Pak Kama lah," jawab Kila lagi dengan malasnya. Dia benar-benar malas berbasa-basi sekarang.

"Ya urusan saya Mbak, kalau kamu melamun seperti tadi terus kesurupan apa bukan saya yang repot."

"Repotnya dimana?"

"Saya harus pergi panggil ustad buat mengusir setan di badanmu. Belum lagi kalau setannya bandel, apa tidak makin susah saya nanti."

Kila terkekeh pelan mendengar ucapan Kama. Bisa bercanda juga ternyata bapak kosnya itu.

Kila lalu membatalkan niatannya yang ingin langsung masuk kekamarnya. Dia justru berjalan dengan lesu menuju teras rumah. Duduk lesehan di sana, kembali menatap langit yang malam itu terlihat mendung.

Kama yang melihat hal tersebut lalu ikut duduk di sebelah Kila, sambil memakan kacang rebus yang baru saja dia beli tadi.

"Makan kacang Mbak," tawar Kama pada Kila.

"Terimakasih Pak," jawab Kila lirih.

Kama menatap anak kosnya itu dengan bingung. Ada apa dengan gadis itu, kenapa wajahnya terlihat suram seperti banyak beban begitu. Tidak seperti biasanya. Padahal seingatnya terakhir bertemu di alun-alun sekitar satu minggu yang lalu gadis itu masih baik-baik saja.

"Pak Kama," panggil Kila lirih.

"Hem..." Kama hanya berdehem sambil terus mamakan kacang rebusnya.

"Jodoh saya di mana ya Pak, kapan datangnya?" entah sadar atau tidak Kila bertanya seperti itu pada Kama.

Pluk ...

***DELETE SEBAGIAN*** 

KALAU TEMAN-TEMAN TETAP INGIN MEMBACA BAB INI, SILAHKAN MEMBACA DI DREAME/ INNOVEL DAN BISA JUGA BACA DI KBM PENULIS DAN JUDULNYA SAMA. TERIMAKASIH ...

DUHHH, SI BAPAK KOS SEMAKIN MERESAHKAN YA ... 

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN ... 

WNG, 9 MEI 2024 

SALAM 

E_PRASETYO 

JURAGAN KOS (TAMAT & PINDAH DREAME/ INNOVEL/ KBM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang