BAB 60: GARA-GARA ROKOK

34.1K 3.5K 151
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

"Kila, coba kamu lihat gambar-gambar ini. Menurutmu yang bagus yang mana?" Kama memberikan ponselnya pada Kila meminta pendapat istrinya itu tentang beberapa gambar yang baru saja di kirimkan oleh rekannya.

Kama sudah menghubungi temannya minta di buatkan skerta rumah yang ingin dia bangun. Dan temannya mengirimkan beberapa contoh model rumah sebagai referensinya.

Kila menerimanya dan mulai melihat-lihat gambar di ponsel suaminya itu.

"Rumah siapa Mas?" tanya Kila sambil melihat satu persatu gambar itu.

"Rumah Kila nanti, makanya kamu pilih. Suka gambar yang mana?" Jawab Kama dengan santainya.

"Kamu serius mau bikin rumah?" Kila memastikan sekali lagi tentang niatan Kama untuk membangun rumah.

"Ya masa bercanda sih Kil. Kamu ini, kok masih tidak percaya."

"Yang pertama bagus Mas, minimalis." Ucap Kila sambil menyerahkan ponselnya pada Kama.

"Terlalu kecil itu. Ukurannya cuma berapa itu." Sanggah Kama langsung pada gambar pilihan Kila.

"Terus menurutmu yang bagus yang mana?"

"Yang terakhir," jawab Kama langsung.

Kila kembali melihat gambar terakhir yang di maksud Kama. Kila menatap Kama dengan serius.

"Apa tidak terlalu besar itu, kita cuma tempati berdua lo Mas. Kenapa tidak yang kecil minimalis saja?" Kila mengeluarkan pendapatnya. Namun, Kama langsung menatapnya dengan protesan. Berdua bagaimana, maksud istrinya itu. Sekarang memang berdua, tapi kedepannya Kama berencana menempati rumah besarnya bersepuluh. Aminnnn, batin Kama.

"Kok berdua Kila, kan nanti ada anak-anak kita. Orang saya berencana menempati rumah itu bersepuluh kok." Sahut Kama langsung.

Kila langsung ingat dengan hal tersebut, benar juga. Kedepannya mereka akan punya anak-anak. Tapi apa katanya tadi, bersepuluh. Sama anak-anak kucing atau bagaimana bersepuluh itu. Kenapa Kama ini kalau menghayal masa depan berlebihan sekali. Tapi yasudah lah  seperti tidak mengenal Kama saja, dia kan orangnya memang sedikit unik.

Kila langsung sadar dengan fikiran ngawurnya. Kila kembali fokus pada gambar rumah yang di maksud Kama.   Rumah terakhir yang di maksud Kama itu rumah besar berlantai dua dengan desain yang Kila akui terlihat sangat bagus dan mungkin butuh banyak biaya untuk membangunnya.

"Memangnya ada dananya buat rumah model begitu?" tanya Kila memastikan.

"Ada Kila. Sudah saya siapkan dari lama."

"Yasudah kalau memang ada. Aku sih setuju Mas, ngikut kamu."

"Jangan ngikut saya, saya kan tanya sama kamu. Kamu suka tidak, saya kan mau buatkan kamu rumah. Kalau kamu tidak suka ya sama saja bohong."

"Suka Mas, suka," ucap Kila lagi.

"Serius suka?" tanya Kama lagi memastika.

"Iya."

"Iya apa?"

"Iya suka Sayang," jawab Kila dengan kekehan pelannya.

Kama ikut terkekeh dengan ucapan Kila.

Dia lalu bangun dari duduknya, dan meraih jaket di belakang pintu.

"Mau kemana?" Tanya Kila saat melihat suaminya sepertinya ingin pergi.

"Rokok saya habis Kil, mau kedepan cari rokok." Jawab Kama.

Kila hanya membuang nafasnya pelan. Sudah beberapa kali Kila protes dengan Kama karena rokok laki-laki itu yang menurut Kila berlebihan. Kila sudah sering mengeluh  merasa terganggu, karena Kama yang bau asap rokok. Tapi sepertinya keluhannya selama ini sama sekali tidak di hiraukan oleh Kama. 

JURAGAN KOS (TAMAT & PINDAH DREAME/ INNOVEL/ KBM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang