BAB 27: KILA TIDAK SIAP KETEMU CALON MERTUA

40K 3.3K 68
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

"Mana calonmu Kil, kok tidak di bawa-bawa pulang. Jangan-jangan kamu bohong ya, bilang mau menikah kemarin?"

Kila hanya menatap malas kearah ponselnya. Suara Bulik Yanti masih terdengar dari sana. Perempuan itu kembali menghubungi Kila dan menanyakan calon suaminya. Bahkan masih sempat menuduhnya berbohong.

"Dia sibuk Bulik, belum ada waktu." Jawab Kila lagi dengan pelan.

"Alasanmu paling, masa iya sibuk terus. Minggu tidak libur, kerja apa memangnya?" Bulik Yanti masih mencecar Kila dengan berbagai pertanyaan.

"Punya usaha Bulik."

"Minggu besok ajak pulang, biar kami kenalan. Itu juga kalau kamu tidak bohong punya calon suami."

Kila hanya menghela nafasnya dengan pelan.

"Nggih Bulik." Jawab Kila dengan pasrahnya.

Sudahlah, iyakan saja permintaan buliknya itu daripada dia semakin membuat Kila kesal. Setelah itu Kila langsung mematikan sambungan telponnya, dengan alasan harus bekerja. Jika dia ladeni tidak akan ada habisnya ucapan buliknya itu. Hanya akan menambah fikirannya saja.

"Kenapa Kil?" tanya Yana saat melihat wajah Kila yang kesal. Selalu seperti itu jika habis menerima telpon dari buliknya gadis itu akan murung, kesal atau menangis. Tidak pernah telpon mereka berakhir dengan bahagia.

"Bulik minta aku bawa calonku pulang minggu ini."

"Loh, bagus dong. Bawa Pak Kama, apa lagi masalahnya." Jawab Yana dengan mudahnya.

Kila hanya mengangguk, memang benar jika kondisinya sekarang dia hanya tinggal membawa Kama. Laki-laki itu pasti akan menyetujui ajakannya untuk pulang.

Tapi jika memang sudah seperti itu, bukankah hubungan mereka benar-benar menuju serius. Tidak akan ada lagi jalan untuk Kila mundur jika dia benar-benar membawa Kama menemui keluarganya.

"Masih ragu sama Pak Kama?" tebak Yana saat melihat wajah Kila yang masih murung.

"Sebenarnya tidak, tapi bagaimana ya. Ahh sudah lah nanti saja ku fikirkan lagi." Jawab Kila lalu berdiri dari duduknya kembali bekerja. Jika terus duduk dan memikirkan tentang masalahnya, pekerjaannya bisa berantakan hari ini.

***

Seperti biasa, Kama sudah menunggu di depan angringan Kila. Kila sebenarnya sudah mengatakan pada Kama tidak perlu menjemputnya seperti itu. Lebih baik laki-laki itu tidur tidak usah menjemputnya. Tapi Kama tetap menjemputnya setiap malam. Katanya dia ingin memastikan kalau Kila pulang dengan aman.

Apa boleh Kila merasa tersanjung di perlakukan seperti itu oleh Kama. Dia masih tidak percaya jika ada orang yang bisa memperlakukan dirinya sespesial itu. Kila jadi tau seperti apa rasanya di jadikan orang yang spesial.

Kama tidak melepaskan gandengannya dari Kila sedikitpun, selama berjalan pulang.

"Sudah makan malam?" tanya Kama pada Kila.

"Sudah Pak tadi, makan sama-sama. Angringan tidak terlalu ramai hari ini jadi bisa makan dulu."

"Betulan?" tanya Kama menoleh tidak percaya pada Kila.

Kila mengangguk menyakinkan laki-laki itu.

"Yasudah, asal jangan bohong lo. Sakit nanti kamu, kalau telat makan terus."

"Iya Mas Kama," ucap Kila sambil merangkul lengan Kama.

Kama langsung tersenyum mendengar ucapan Kila itu. Andai gadis itu selalu memanggilnya seperti itu, tidak kalau ingat saja. Lihat, setelah ini pasti akan kembali lagi memanggilnya Pak.

"Pak Kama besok ada acara?"

Kan, apa Kama fikirkan. Kila kembali memanggilnya Pak, dasar Kila. Selalu bisa membuatnya senang dan kesal dalam waktu yang bersamaan.

"Tidak ada kenapa memangnya? Mau ngajak pacaran?" tebak Kama.

Besok hari sabtu, akhir pekan kan. Biasanya anak muda akan pergi pacaran di akhir pekan.

"Mau tidak besok pulang sama saya?" tanya Kila dengan tatapan penuh harapnya pada Kama. Semoga saja laki-laki itu mau.

Kila sudah memikirkan sepanjang hari, sepertinya membawa Kama pulang memang harus dia lakukan dalam waktu dekat. Kalau tidak maka buliknya tidak akan berhenti mengganggunya.

Kama sedikit berfikir, tidak langsung mengiyakan. Dia ingin melihat respon Kila lebih dulu.

"Mau ya?" ucap Kila saat melihat sepertinya Kama tidak setuju.

"Memangnya mau apa pulang?"

"Bulik minta saya pulang, kenalin calon suami. Kalau tidak dia tidak akan berhenti meneror saya." Ucap Kila dengan malasnya.

Kama kembali berfikir, jadi mereka akan melakukan kunjungan keluarga. Jadi Kila berencana mengenalkan dia secara resmi pada keluarganya. Apa bisa Kama senang karena secara tidak langsung Kila sudah setuju menikah dengannya. Apa iya begitu.

"Dengan dua syarat," Ucap Kama pada Kila.

***DELETE SEBAGIAN*** 

KALAU TEMAN-TEMAN TETAP INGIN MEMBACA BAB INI, SILAHKAN MEMBACA DI DREAME/ INNOVEL DAN BISA JUGA BACA DI KBM PENULIS DAN JUDULNYA SAMA. TERIMAKASIH ...

DI BAB SEBELUMNYA, TERNYATA BANYAK YA YANG SAMA DENGAN KAMA HEHEHE 

ADA YANG SAMA TIDAK DENGAN KILA DISINI, TERSERANG PANIK MAU KETEMU CAMER HEHEHE ?

WNG, 14 MEI 2024 

SALAM

E_PRASETYO 

JURAGAN KOS (TAMAT & PINDAH DREAME/ INNOVEL/ KBM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang