BAB 58: KAMA SI PENGANGGURAN

34.7K 3.6K 155
                                    

SELAMAT MEMBACA
***

"Mas, mau sarapan apa?" Tanya Kila pada Kama. Pagi-pagi, Kila sudah siap untuk pergi bekerja. Sedangkan Kama, masih mengenakan pakaian santainya. Padahal laki-laki itu mengatakan siang ini ingin pergi ke Semarang.

"Minum kopi," jawab Kama singkat.

"Iya minumnya kopi. Makannya apa, mau nasi goreng apa roti?" Kila mengulangi pertanyaanya.

Satu hal yang Kila baru tau setelah menjadi istri Kama. Laki-laki itu tidak suka sarapan. Dia tim yang selalu menggabungkan sarapan dengan makan siang.

Bahkan, setiap sarapan seperti ini Kila harus membujuk Kama dengan serentetan panjangnya agar laki-laki itu mau makan. Persis seperti membujuk bocah. Bedanya ini sudah berumur.

"Saya tidak makan Kil," jawab Kama santai.

"Kamu saja yang makan, saya temani sambil minum kopi." Imbuhnya lagi.

Kila tidak lagi memaksa, dia lalu pergi membuatkan secangkir kopi seperti biasa untuk Kama. Di dapur, Kila bertemu dengan Bu Marni.

"Bu, ayo sarapan." Ucap Kila pada Bu Marni.

"Silahkan Mbak, saya nanti saja. Masih terlalu pagi, tidak biasa makan pagi begini." Jawab Bu Marni pada Kila.

"Sama saja sama Mas Kama, di ajak sarapan saja kok susah Bu," ucap Kila.

Bu Marni hanya terkekeh pelan. Dia lalu melanjutkan kegiatan bersih-bersihnya.

Setelah membuat kopi, Kila membawanya kembali keruang makan.

"Ini kopinya Mas," ucap Kila sambil meletakkan secangkir kopi di depan Kama.

"Terimakasih Sayang," ucap Kama dengan manis.

Kila lalu duduk dan mulai memakan sarapannya.

"Kok perasaan asin ya," guman Kila pelan.

Kama yang awalnya sibuk membaca koran pagi, langsung menoleh pada Kila.

"Kebanyakan garam itu artinya. Mikir apa kamu. Masak sampai asin begitu," sahut Kama.

Kila mengulurkan sesendok nasi goreng untuk Kama cicipi.

"Coba deh, apa cuma perasaanku atau memang asin?" Ucap Kila.

Kama langsung menerima suapan dari Kila. Mengecap rasa nasi goreng itu. Tapi menurutnya enak, sama sekali tidak asin.

"Enak?" Tanya Kila menunggu Kama menelan makanannya.

Dia lalu mengulurkan sesendok lagi pada Kama. Sekarang Kama faham, sebenarnya tidak ada yang salah dengan sarapan itu, hanya saja Kila yang tengah memaksanya untuk sarapan.

"Sudah. Kamu saja yang makan, saya tidak mau. Sudah kenyang," tolak Kama saat Kila ingin menyuapkan sesendok lagi.

"Kenapa sih. Orang-orang susah kalau di suruh sarapan," guman Kila sambil melanjutkan sarapannya.

"Saya tidak biasa sarapan pagi Kil, jadi ya tidak enak rasanya. Tidak selera, orang kalau tidak selera mau di apakan lagi."

Kama mengambil alih sendok di tangan Kila, dia gantian menyuapkan untuk Kila.

"Masa kamu tidak pernah sarapan sih Mas," ucap Kila dengan tidak percayanya.

"Ya pernah, sesekali. Tapi tidak setiap hari. Baru menikah sama kamu ini saja saya sering sarapan, itu juga karena malas dengar omelanmu yang panjang itu," ucap Kama lagi.

"Berarti dulu sebelum menikah. Kamu jarang sarapan, tidak pernah malahan?"

Kama hanya mengangguk.

"Bayangkan, waktu saya kerja. Kami ini kalau bangun pagi jam 4 subuh, langsung mandi sholat subuh terus sarapan. Jam 5 kurang harus sudah siap nunggu bus buat ke site. Saya mana bisa menelan makanan sepagi itu, jadi palingan cuma minum kopi. Setiap hari sepanjang tahun begitu. Jadi sudah kebiasaan." Jelas Kama lagi.

JURAGAN KOS (TAMAT & PINDAH DREAME/ INNOVEL/ KBM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang