BAB 62: IBU KOS TERNYATA

28.8K 3.7K 193
                                    

SELAMAT MEMBACA
***

Setelah 7 hari meninggalnya Pakde Sarno, Kila dan Kama memutuskan untuk kembali ke Jogja. Banyak hal yang harus Kama urus karena selama di kampung kemarin dia menerima beberapa laporan dari penjaga kos putra miliknya.

Keduanya sampai di kos ketika waktu hampir tengah hari. Saat sampai, suasana sepi. Wajar, karena ini bukan hari libur pastinya semua penghuni kos sibuk dengan aktifitas masing-masing.

"Gimana kos selama saya tinggal Bu?" Tanya Kama pada Bu Marni yang menyambut kedatangan keduanya.

"Aman Pak, cuma itu kemarin Mbak Siti tiba-tiba  pindah." Ucap Bu Marni melaporkan salah satu anak kos mereka yang tiba-tiba pindah. 

"Kok tidak bilang saya kalau pindah," tanya Kama. 

"Sebelumnya dia tidak bilang juga kalau mau pindah. Tiba-tiba pamitan, barang-barangnya sudah di kemasi." Jelas Bu Marni lagi. 

"Yasudah Bu, bagus juga kalau dia pindah. Saya tidak perlu repot-repot ngusir." Ucap Kama lalu berlalu kekamarnya untuk istirahat sebelum sore nanti dia akan melihat kondisi kos putra miliknya. 

 Kila yang mendengar ucapan Kama merasa ada sesuatu yang dia lewatnya. Kenapa ingin mengusir Siti, apa yang dia tidak ketahui. Kila yang merasa penasaran dengan apa yang terjadi langsung mengikuti kemana perginya Kama. Bahkan ketika Kama sudah merebahkan tubuhnya keatas kasur, Kila langsung mendekatinya. Tangannya dengan refleks memijat kaki Kama. Padahal laki-laki itu tidak memintanya.

"Kenapa sih Mas?" Tanya Kila dengan pelan.

"Kenapa apanya? Ini juga tumben kamu baik sama saya." Tanya Kama yang masih belum faham dengan maksud dari pertanyaan dan tindakan Kila. 

"Kok kamu bilang mau ngusir Siti?" 

Kama langsung berubah malas, mendengar istrinya itu membahas si Siti itu. Sedangkan Kila yang melihat ekspresi Kama yang langsung berubah, justru merasa semakin penasaran. 

Sebenarnya Kama malas menceritakan nya pada Kila. Tapi karena Kila terus saja memaksa akhirnya Kama pun cerita tentang kejadian seminggu yang lalu.

Kila langsung tertawa, mendengar cerita Kama tentang obrolannya dengan Siti satu minggu yang lalu. Jadi itu alasannya Siti pergi tanpa pamit dari kos.

"Galak banget sih kamu Mas," komentar Kila langsung.

"Ya dianya yang duluan kok."

"Langsung kena mental pelakornya, ehhh minggat dianya." Kekeh Kila lagi.

"Ya bagus berarti saya mengurangi pekerjaanmu Kila. Ngusir pelakor itu kan harusnya tugasmu. Ini sudah saya usir sendiri, kurang mandiri apa coba saya ini sebagai suami kamu." Jelas Kama panjang lebar.

"Uluh-uluhhh iya iya Sayang. Mas Kama yang terbaik pokoknya." Ucap Kila sambil terkekeh pelan.

"Mana hadiahnya," Kama meminta hadiah dari Kila.

Cup ...

Tanpa bertanya hadiah apa, Kila langsung mengecup bibir suaminya itu sekali. Malas memperpanjang durasi
drama.

"Lima kali dong Kil," protes Kama.

Cup ...
Cup...
Cup...
Cup...
Cup...

"Sudah, dasar banyak mau."

Kama terkekeh, setidaknya kekesalnnya karena si Siti itu sedikit berkurang sekarang.

Kila kembali tertawa ketika memikirkan semuanya. Enak sekali dia, tidak usah susah payah menyingkirkan perempuan-perempuan yang menggatal ke suaminya. Mulut pedas suaminya sendiri yang mengusir mereka. Meski menyebalkan, tapi mulut pedas Kama itu kadang bermanfaat juga.

JURAGAN KOS (TAMAT & PINDAH DREAME/ INNOVEL/ KBM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang