Gue gak main-main soal 'lebih baik putus karena keadaan daripada putus secara baik-baik' karena gue udah ngerasain.
"Maaf, ya, Va. Tapi gue rasa sebaiknya hubungan kita sampai di sini aja." Entah berapa tahun kalimat itu terngiang-ngiang di kepala Ava, dan itu menyiksa.
Setiap malam Ava bertanya-tanya sebelum ia tidur, sebenarnya ia salah apa sampai Ian memilih untuk mengakhiri hubungan mereka berdua. Tidak ada masalah, tidak ada pertengkaran, yang ada hanya perpisahan.
And it sucks.
Hubungan Ava dan Ian hanya berlangsung selama enam bulan, dan Ava punya mantan sebelum Ian, tapi sialnya Ian membuat Ava merasakan bagaimana pahitnya jatuh cinta.
Jadi bukan hanya Adora yang tidak yakin bahwa ada hubungan setelah mantan yang ini, tapi Ava juga. Hanya saja Ava tidak mau Adora stuck sepertinya, makanya gadis itu mati-matian memaksa Adora untuk move on dari Juan.
"Lo gak ada niatan pacaran lagi?" tanya Adora, keduanya sedang duduk di pinggir jalan dengan segelas es putar di tangan mereka masing-masing.
Ava tidak menjawab, sedang berpikir harus menjawab apa.
Adora menatap Ava seirus, menunggu jawaban dari sahabatnya itu seraya menyendokkan es itu lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. Rasa es putar dicampur polusi kota di tengah panasnya matahari memang mantap.
Ava menggeleng, "Gak, buang-buang waktu," jawab Ava akhirnya.
"Are you sure?" tanya Adora memastikan.
"Lo yakin bukan karena Ian, kan?" tanya Adora lagi, gadis itu sedikit khawatir dengan hal ini mengingat tadi Ava membawanya ke percakapan mereka.
Ava menggeleng cepat, walaupun sebenarnya di dalam hatinya ada sedikit keraguan.
"Gue mau fokus kuliah." Ava memberi alasan.
Adora mengangguk.
Ava menarik napas pelan, gadis itu menatap es-nya, mengaduk-aduknya pelan, entah mengapa percakapan ini membuatnya kepikiran soal Ian. Apa kabar dengan laki-laki itu sekarang?
Hubungan terakhir Ava itu saat kelas 2 SMA, Ian kakak kelasnya, satu kelas dengan Juan bahkan. Jika Juan eksis di dunia musiknya, Ian eksis di dunia Olimpiade. Dan mereka berpacaran mulai dari ujian akhir semester ganjil lalu putus sebelum ujian akhir semester.
Mungkin Ian mau fokus dengan ujian masuk kuliahnya, mungkin ... entahlah, Ava malas menerka. Ia sudah menghabiskan sekitar dua tahun malamnya untuk memikirkan hal itu dan itu melelahkan.
"Lebih baik gak usah dibahas."
Adora menoleh, "Hm?"
Ava menggeleng.
"Apanya yang gak usah dibahas?" tanya Adora bingung.
Ava menggeleng lagi, "Bukan apa-apa."
***
Ava sudah move on—apa Ava sudah move on?—shit, bahkan dirinya sendiri saja tidak yakin ia sudah move on atau tidak. Tapi setidaknya satu tahun terakhir ini ia sudah berhasil untuk tidak memikirkan Ian, jadi sepertinya ia ... sudah berhasil move on, yeay! Atau mungkin tidak.
Konyol sekali.
Padahal hubungan mereka tidak berlangsung bertahun-tahun, tetapi Ava tersiksa selama satu tahun lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
night
Romance"Kita putus." Adora menatap lurus mata Juan, tidak ada keraguan di dalam kalimat yang baru saja ia ucapkan. Juan terdiam sejenak, "Are you sure?" Tentu saja Adora yakin. Apa yang membuatnya tidak yakin untuk memutuskan laki-laki yang dengan mudahnya...