Adora tahu Kaiden itu ... apa namanya? Musisi—menurut KBBI musisi itu musikus, dan musikus berarti orang yang mencipta, memimpin, atau menampilkan musik; pencipta atau pemain musik.
Jadi Kaiden itu musisi.
Adora tahu Kaiden itu musisi, tetapi selama ini Adora hanya mendengar Kaiden bermain dari kamarnya saja, tidak melihatnya secara langsung.
Tapi hari ini sesuatu yang berbeda terjadi, Adora lagi-lagi berkunjung ke Flutterbean, sebuah kafe yang cukup nyaman yang terletak di antara kampus dan kosnya. Dan kali ini Kaiden bernyanyi di sana.
"I didn't know you sing," komentar Adora saat Kaiden mendudukkan dirinya di kursi yang terletak di hadapan Adora.
Sekitar tiga lagu sudah Kaiden nyanyikan, kali ini giliran orang lain yang bernyayi.
Kaiden hanya tersenyum, tidak tahu harus membalas apa, "I hope you bring your wallet," sindir Kaiden.
Adora terkekeh pelan, tangannya lalu menggoyang-goyangkan dompet bergambar teddy bearnya di hadapan Kaiden.
Kaiden mengangguk, "Good."
Adora mengangguk, "Gue bahkan bisa traktir lo kalau lo mau," kata Adora angkuh.
Sejak kejadian di kafe itu, Adora tidak pernah membiarkan saldo e-moneynya sekarat atau membawa tasnya tanpa uang di dalamnya. Saat insiden itu ada Kaiden, selanjutnya? Mungkin hanya ada Juan saja, kan?
Kaiden menggeleng, "Gak usah traktir gue, lo masih minta duit orang tua lo, kan?" tanya Kaiden dengan nada mengejek.
Adora tertawa mendengarnya, ia kemudian mengangguk, "Kebetulan nyokap gue kelebihan duit, sih. Jadi gak apa," jawab Adora.
Kaiden mengangguk setuju, "Nyokap kita berdua sama-sama kelebihan duit, kok, Ra. Tenang aja."
"Lo udah pesan?" tanya Adora kemudian, tangannya berniat menutup laptopnya yang masih terbuka—tugasnya sudah selesai.
Kaiden mengangguk.
Setelahnya hening, kedua pasang mata itu sibuk mengamati sekeliling mereka. Suasana Flutterbean malam itu cukup ramai—kafe mana yang tidak ramai di Sabtu malam seperti ini?
"Itu Juan?" tanya Kaiden, matanya menatap ke arah kiri mereka.
Adora mengikuti arah mata Kaiden, oh ... Juan sedang berada bersama Rastina di sana. How sweet ....
"Iya," jawab Adora singkat.
Kaiden terdiam sejenak, menatap wajah Adora yang sedang sibuk mengaduk minumannya, kali ini gadis itu tidak memesan kopi. Tetapi hanya memesan mocktail dengan beberapa buah leci di dasarnya—it's obviously a lychee mocktail.
Kaiden menghela napas, "Lo masih belum bisa move on?"
Adora menatap Kaiden sejenak sebelum kembali fokus pada minumannya, "Gak tahu, gue juga bingung," jawab Adora.
Otaknya ini memang membingungkan. Setengah dari mereka sudah yakin bahwa Adora sudah move on dan setengahnya lagi yakin bahwa Adora belum move on.
"Tapi kalau dia nawarin buat balikan, gue yakin bakalan gue tolak," lanjut Adora.
Kaiden menggeleng, "No, it won't happen anyway." Matanya sedang menatap gadis yang bersama dengan Juan.
Adora berdecak kesal, menatap Kaiden tidak percaya, "You're being rude."
Kaiden menatap Adora, ia kemudian menggeleng, "Cewek dia yang sekarang jauh banget sama lo, Ra. You're not his type anymore, trust me."
KAMU SEDANG MEMBACA
night
Romance"Kita putus." Adora menatap lurus mata Juan, tidak ada keraguan di dalam kalimat yang baru saja ia ucapkan. Juan terdiam sejenak, "Are you sure?" Tentu saja Adora yakin. Apa yang membuatnya tidak yakin untuk memutuskan laki-laki yang dengan mudahnya...