Jika ditanya seberapa dekat Wina dengan Adora, Wina akan menjawab tujuh per-sepuluh, dan sepertinya Adora akan menjawab hal yang sama. Wina sebenarnya tidak pernah berniat untuk membangun kedekatan dengan anak-anak di kos-nya.
Tetapi, Wina suka dengan gadis kaku dan canggung seperti Adora. Dan siapa sangka, ternyata Adora malah memberikan respon yang baik pada Wina. Jadilah kedua manusia itu seperti tante dan keponakan, padahal sebenarnya mereka tidak mempunyai hubungan apa-apa.
"Kamu lihat Kai, gak?" tanya Wina pada Sinta—salah satu anak kosnya—yang sedang lewat di depannya.
"Kai teh siapa, Tante?" tanya Sinta dengan pakaian putih khas perawatnya sambil menutup pintu kamar kosnya.
"Kaiden, Sin."
Wina mengernyit, ia kan sudah memperkenalkan anaknya itu ke seluruh penghuni kos saat Kaiden mendarat di bangunan ini—walaupun tidak semuanya ada, tapi seingatnya saat itu Sinta ada.
"Oh ... Mas Kaiden, Bu?" tanya Sinta memastikan, wanita ini gaya berbicaranya sedikit lambat dan Wina curiga otaknya juga seperti itu.
Wina mengangguk.
Sinta menggeleng, "Gak lihat, Bu—eh ... udah dulu ya, Bu. Saya mau berangkat kerja, takutnya telat."
Wina lagi-lagi mengangguk, "Hati-hati," ujarnya basa-basi sebelum meninggalkan Sinta di lorong kosnya.
"Kai?"
Samar-samar Adora mendengar suara Wina dari luar sana membuat Adora terbangun dari tidurnya. Adora meregangkan tubuhnya, sepertinya ini tidur malam yang paling pulas yang pernah ia alami setelah ia putus dengan Juan.
"Sayang? Udah jam sembilan, lho."
Adora membulatkan matanya. Adora langsung melompat dari kasurnya, mengecek jam di ponselnya, memastikan bahwa apa yang ia dengar dari luar sana itu benar.
"Sweet mother of monkey milk, I'm late!" pekiknya panik.
Wina tidak bohong, jam memang sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Adora langsung masuk ke dalam kamar mandinya, memutuskan untuk mandi secepat kilat lalu mengambil bajunya asal, setelah sepuluh menit setelahnya, iapun siap ke kampus.
Adora memakai sepatunya, berjalan cepat menyusuri lorong kamar itu dengan ponsel di tangannya. Ia tidak bisa ke kampus dengan bus kali ini atau dengan kendaraan umum lainnya karena ya ... ia sudah telat.
"Ra? Tas kamu gak kerisleting semua, lho." Wina mendekat ke arah Adora, membantu memperbaiki ransel gadis itu.
Adora hanya meringis pelan, "Makasih, Tante."
Wina mengangguk, "Kamu buru-buru banget, kah?" tanya Wina kemudian.
Adora gelagapan sendiri menjawabnya.
"Udah dapat ojek, Ra? Kalau belum, biar sama Kai aja, tuh." Wina menawarkan anaknya.
Kaiden yang baru saja menghampiri Ibunya mengernyit, ada apa dengan dirinya sampai disebut-sebut?
Adora tersenyum canggung, dengan cepat menggeleng, "Gak usah, Tante," tolak Adora, padahal ia belum menemukan ojek sama sekali.
Wina melambaikan tangannya, "Udah, sama Kai aja. Gratis, kok."
Wina lalu menoleh ke arah Kaiden yang masih diam berdiri di belakang Wina, masih berusaha mencerna apa yang terjadi di sini.
"Sana, anterin Rara ke kampusnya, Kai. Sekalian kamu beli bahan buat renovasi kamar kamu," titah Wina kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
night
Romance"Kita putus." Adora menatap lurus mata Juan, tidak ada keraguan di dalam kalimat yang baru saja ia ucapkan. Juan terdiam sejenak, "Are you sure?" Tentu saja Adora yakin. Apa yang membuatnya tidak yakin untuk memutuskan laki-laki yang dengan mudahnya...