2. Mimpi

1.4K 170 14
                                    

Pagi hari, Caine terbangun di kamarnya. Ia menoleh kanan kiri merasa nyaman.

"Duh, semalem gue mimpi apaan ya..." gumam Caine.

Ia pun tak memusingkan hal itu, Caine langsung bangkit dari kasurnya dan pergi mandi. Ia langsung berangkat ke sekolahnya begitu dirinya siap.

"Baru juga mau gue bel." ucap seseorang berambut coklat.

"Ga usah, gue juga ga pernah kesiangan. Dah yok berangkat."

Caine pergi mendahului temannya itu. Ia mengebut membelah jalanan seperti pembalap dan mereka berdua sampai di sekolah tepat pada waktunya.

"Gila, hampir aja gue gak bisa ngejar lo." ucap teman Caine.

"Lo lambat, Gin. Banyak banyak belajar deh." Gin hanya menggerutu kesal.

"Caine!" yang dipanggil mendongakkan kepalanya melihat ketiga temannya berdiri didepan kelas melambaikan tangannya.

"Lo ngapain disini? Tunggu gue didalem kelas kan bisa." ujar Caine.

"Gue kangen lo, kek udah bertahun-tahun gak ketemu." ucap Exu yang menerjang Caine ke dalam pelukan.

"Alay lo." ucap Arhan disampingnya.

"Suka suka gue lah, ngapa? Iri lo?" ejek Exu kepada Arhan membuat pria itu mendengus kesal.

"Gue semalem mimpi, tapi gue cuma inget kita di mimpi itu lagi kemah terus lari dari kejaran serigala." ucap Riji secara tiba-tiba.

"Eh kalo dipikir-pikir, gue juga mimpi kaya lo, ji." ucap Exu dan Arhan bersamaan.

"Masuk dulu jir, kita mau sampe kapan didepan kelas begini? Pegel gue berdirinya." ucap Gin.

"Eh, iya ya. Lupa gue. Dah ayo masuk, kita lanjut waktu bel istirahat aja, sekalian cari makan di kantin."

Mereka pun masuk kedalam kelas dan berbicara ringan sambil menunggu guru pemateri datang mengajar kelas mereka.

♠♠♠♠♠♠♠•♠♠♠♠♠♠♠

Bel istirahat pun berbunyi. Caine mengajak teman-temannya pergi ke kantin. Saat mereka fokus berbicara, Caine yang berjalan paling depan tak sengaja menabrak siswa dari kelas lain hingga buku yang dipegang anak itu terjatuh.

"Duh, maaf. Gue ga lihat." ucap Caine dan ia membantu nya mengambil buku itu.

"Oh, gapapa. Santai." suara dari nya membuat Caine merasa dejavu.

Ia melihat ke arah pria itu dan seketika kepalanya merasakan sakit yang luar biasa. Riji dan Exu langsung mengguncang tubuh Caine merasa panik karena ia tak merespon panggilannya.

"Caine, lo gapapa?" ucap pria didepan Caine.

"Lo kenal gue?" tanya Caine padanya setelah rasa sakit di kepalanya sedikit berkurang.

"Lo anak famous di sekolahan ini, masa gue gatau lo. Oh iya, gue harus ke perpus, duluan ya." pria itu bangkit dan berlalu meninggalkan Caine yang menatapnya.

"Lo masih waras kan Caine?" tanya Riji.

"Masih, lo kira gue jadi gila?" Riji menggeleng.

"Tadi gue lihat lo kayanya ngerasa pusing sampe hidung lo tuh ngeluarin darah. Lo kalo sakit ngapa masuk sekolah?" Caine terkejut mendengar perkataan Riji.

Ia mengeluarkan ponselnya dan membuka kamera. Ternyata benar yang dikatakan oleh Riji, bahwa ia mimisan sekarang.

"Gue tadi gapapa kok. Dah yok, ke kantin. Keburu waktu istirahat nya habis." Exu memandang Caine khawatir.

Ia berjalan dibelakang Caine bersama Riji, jika saja Caine tiba-tiba pingsan, ia bisa menangkapnya.

Gin hanya diam menatap Caine. Arhan pergi lebih dulu ke UKS saat Caine mengalami mimisan tadi. Tak ada satupun dari Caine, Exu dan Riji yang menyadari bahwa mata Gin tiba-tiba menjadi merah namun saat Gin sadar, ia merubah kembali warna matanya menjadi warna mata manusia normal.

"Lo gak kenal sama cowok tadi, Caine? Wah parah. Anak se Famous lo ga tau saingan lo. Namanya Rion btw." ucap Exu sesaat mereka sampai di kantin.

Exu mengalihkan pembicaraan dari Caine sakit untuk menghilangkan rasa khawatir teman-temannya yang lain.

"Gue lupa namanya, bukan gak kenal." balas Caine dengan nada malas.

Setelah sampai di kantin, Arhan langsung memberikan Caine obat dan diminum langsung oleh Caine.

"Gin, kok lo diem aja daritadi? Sakit juga lo?" Gin menggeleng.

"Gue laper anjir, mana makanannya ga dateng dateng." ucap Gin merasa bosan.

"Sabar, lo ga kasian apa si Riji ngantri segitu panjangnya?" ucap Caine.

"Gak, soalnya dia ngantri sama Selia. Udah pasti modus juga dia sambil ngantri." Gin mendengus.

"Lo iri ya Echi ga bisa lo gituin juga?" Gin melotot kepada Exu yang mengejeknya.

"Lo kira gue suka Echi?!" tanya Gin kesal.

"Iya!" balas Caine, Exu, dan Arhan bersamaan.

"Hm, mampus lo digeruduk mereka. Makanya, kalo Echi confess tuh terima aja. Pake sok sok-an ditolak." sahut Riji yang datang bersama nampannya seorang diri.

"Selia ga ikut gabung, ji?" tanya Caine.

"Nggak, dia katanya mau sama Echi, Aenon, sama Mia."

"Lah Key ga ada?" tanya Arhan bingung.

"Katanya Selia, Key ga masuk, lagi ada urusan gitu." Gin melirik kearah Riji lalu dirinya memainkan ponsel miliknya.

"Oh.. Ngomong-ngomong, kita tadi kan mau bahas mimpi ya? Kalian emang tadi mimpinya gimana?" tanya Caine sambil menyantap makanannya.

"Gue ada di hutan, lagi kemah sama Exu, Arhan, sama lo juga. Disitu ga ada Gin, gatau kemana dia. Terus, pas kita cari bahan makan, kita tiba-tiba dikejar serigala buas. Yang gue inget cuma sampe situ." ucap Riji.

"Lah, sama jir. Gue juga mimpi gitu." balas Exu dan Arhan.

"Gue ga inget detailnya... Gue inget nya kalo kita habis dikejar serigala, kita masuk ke..." Caine tiba-tiba merasa pusing lagi.

"Duh, ga bisa inget gue." Gin diam diam tersenyum ketika teman-temannya sibuk pada 'mimpi' yang mereka bahas.

"Gagal?" -Rk

"Berhasil." -Gg

"Good job." -Rk

Setelah mereka makan sambil berbincang-bincang, tak terasa bel istirahat sudah selesai. Mereka berdiri lalu meninggalkan kantin menuju kelas.

Pelajaran pun terus berlangsung hingga bel pulang. Gin sudah pergi lebih dulu bersama Arhan. Sedangkan Exu, Riji, dan Caine masih ngobrol di kelas hingga menjelang sore.

"Duh, dah sore ini. Ayo balik, keburu malem ntar gerbangnya ditutup." ajak Caine pada kedua temannya.

"Ntar malem ada balapan. Lo masih ga mau ikut Caine?" Caine hanya menggeleng dengan ajakan Exu.

"Nggak dulu. Gue mau take a rest. Kalo lo pada mau balap ya gue ga ngelarang, gue lihatin dari pinggir." balas Caine.

"Ga deh, gak ada lo ga seru." ujar Exu.

Mereka pun balik ke rumah masing-masing. Beberapa mata menatap ke arah Caine dan langsung menghilang dalam hitungan detik.

"Ga usah cari gara-gara."

Tbc

NyctophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang