11. Hampir perang

837 144 2
                                    

Caine masuk kedalam kamar Echi. Ia bersama Mia dan Echi mulai duduk di kursi sudut lalu mengobrol sedikit.

Setelah cukup lama mereka berbincang-bincang, Mia pergi meninggalkan Caine bersama Echi karena dia dipanggil oleh Agil.

"Exu bakal baik baik aja kan?" tanya Caine pada Echi.

"Gapapa. Itu cuma tindakan impulsif dari sosok Vampire." balas Echi santai.

Lalu, Exu pun menandakan akan bangun. Caine berdiri dan sedikit menjauh dari arah pandang Exu sedangkan Echi berdiri didepannya menutupi tubuh Caine.

"Kak Echi...?" ucap Exu lemas.

"Iya gue disini." balas Echi dengan sedikit tersenyum.

"Haus.." ucap Exu dengan matanya yang menyala.

Echi dengan sigap melukai tangannya dengan kuku nya yang panjang itu dan mengarahkannya pada mulut Exu.

Darah dari Echi pun diterima dengan baik oleh Exu. Caine menatap mereka berdua dalam diam. Ia bahkan tak bergerak seinci pun.

Tiba-tiba, sebuah tangan menutup matanya. Saat Caine mencoba menarik tangan itu, tubuhnya tertarik ke belakang dan pintu kamar Echi pun tertutup.

"Siapa--"

"Gue." suara husky yang khas itu membuat Caine bergidik.

"Lo kapan bangun, Rion..?" tanya Caine dengan nada yang pelan.

"Sejak Echi ngasih darahnya ke Exu." balas Rion dan ia melepaskan tangannya dari mata Caine.

"Lo kok ga ngasih tau gue??" tanya Caine.

"Emang buat apa gue ngasih tau lo? Ayo turun dulu." ucap Rion.

Caine pun mengangguk dan mengikuti Rion yang melangkahkan kakinya menuju ruang tamu.

Terdapat banyak orang, termasuk Mia yang berubah menjadi wujud aslinya dan Arhan serta Riji yang berdiri disebelah Selia.

"Kok pada kumpul begini?" tanya Caine bingung.

"..." Tak ada satupun dari mereka menjawab, bahkan Rion sekalipun.

Suara langkah kaki terdengar di kastil yang sepi itu. Caine melihat kearah tangga dan ternyata itu adalah Exu dan Echi yang sudah memakai jubahnya.

Setelah Echi dan Exu sampai, mereka berdua duduk disamping Funin dan Elya yang menatap Rion.

"pertama, kita kedatangan anak Serigala. Kedua, Echi ngerubah Exu tanpa seizin gue. Jadi, siapa yang berniat buat jelasin masalah ini ke gue?" Rion yang sedang berdiri itu langsung mendudukkan dirinya di kursi miliknya.

"Perlu gue hitung atau lo maju sendiri buat jelasin?" sekali lagi, tak ada satu pun yang menjawab.

"Satu-"

Jaki pun berdiri dan menahan Krow untuk ikut berdiri. Echi pun demikian, Exu menatap Echi dengan tatapan yang sedikit terlihat sedih.

"Jadi?" Rion menyilangkan kakinya.

"Key sama Caca bukan serigala asli. Mereka dari lahir udah keturunan Vampire, tapi dibuang oleh orang tuanya karena ga punya 'potensi'. Terus, Key diambil oleh Alpha lebih dulu baru Caca ikut diambil." jelas Jaki.

"Lanjutin." Perintah Rion.

"Sebelum gue bawa kesini, Key sama Caca cerita ke gue kalo Exu itu kunci emas buat ngehancurin kita. Untungnya Echi nyelamatin dia dulu, jadi Serigala-serigala itu ga bisa ngehancurin kita." kata final dari Jaki dan Rion pun mengangguk paham.

"Exu gue ubah jadi Vampire. Sebelumnya, baunya emang ada bau Serigala tapi ga separah Key sama Caca. Jadi, dia masih bisa diselamatin." Rion mengubah dirinya menjadi wujud aslinya.

"Jadi, apa yang bisa lo bayar ke gue dari ngubah Exu tanpa seizin gue?"  tanya Rion dengan nadanya yang tajam.

"Apapun."

Rion hendak mengeluarkan kata-kata nya, namun sebuah tepukan di bahunya menyadarkannya. Caine menatap Rion dengan pandangan yang dingin hingga tato mawar milik Rion memucat dan nafas Rion tercekat.

Rion pun menghela nafas dan menatap Echi dengan tatapan biasa.

"Ga usah. Exu, lo kesini."

Exu langsung berjalan mendekati Rion dan duduk menghadap sang Raja. Rion memanjangkan kuku nya dan menusuk leher Exu sangat dalam membuat Exu dan Caine sedikit terkejut.

"Jangan disela, Caine." ucap Agil yang berdiri dibelakangnya.

"Terus itu kalo Exu nya mati--"

"Ga akan mati." potong Agil dengan rasa percaya dirinya.

Lalu, Beberapa menit setelah kuku Rion menancap pada leher Exu, Rion pun menarik jarinya dan Exu langsung terjatuh.

Caine yang berada disebelah Exu dengan sigap menangkapnya. Rion menatap tangannya yang dipenuhi darah milik Exu tersebut.

"Udah selesai. Caine, lo sama gue dulu disini. Echi, bawa Exu balik ke kamar lo. Key sama Caca tetep disini. Selain itu, silahkan pergi."

Mengikuti perintah Rion, semuanya telah pergi kecuali yang disebutkan oleh Rion untuk menetap bersamanya.

"Sebentar lagi, Serigala bakal kesini nyerang kastil. Key sama Caca, lo berdiri di garis depan bareng gue. Caine dibelakang gue, jangan kemana-mana." ucap Rion.

"Kenapa gue ga ditaruh didepan juga?" tanya Caine.

"Lo manusia, gue gabisa kehilangan lo. Disini lo tumpuan gue buat jadi kuat. Jangan aneh-aneh." balas Rion dengan tajam.

"Oke."

"Key, Caca, lo berdua kemari."

Key dan Caca pun mendekati Rion. Tangan Rion mulai mengeluarkan kuku panjangnya lagi dan menusuk leher mereka berdua seperti apa yang dilakukannya pada Exu.

"Udah. Lo tau kapan mereka bergerak, Key?" tanya Rion setelah melepas kukunya dari leher Key dan Caca.

"Tengah malem." jawab singkat dari Key.

"Oke, Siap-siap."

"Bersiap untuk tengah malam nanti." -Rk

♠♠♠♠♠♠♠•♠♠♠♠♠♠♠

Tinggal beberapa menit sebelum jam 12 malam, seluruh anggota sudah berkumpul. Sesuai arahan Rion, Caine berada di belakang nya.

Mereka berdiri diluar kastil dan melihat ke sekitar dengan wujud asli mereka. Caine menoleh kanan kiri mengikuti arah pandang Rion.

Lalu, matanya tak sengaja terkena pantulan cahaya dari arah kiri. Ia langsung menoleh ke arah itu dan melihat bahwa ada satu orang memegang sebuah panahan.

"Rion, arah jam 10." ujar Caine.

Rion sontak menoleh ke arah kiri. Dalam sekejap, orang itu sudah terbakar tak bernyawa. Padahal, Rion hanya berdiri saja namun Caine tak menyangka Rion sekuat itu hingga dapat mengendalikan api miliknya.

"Lo emang ngelihat gue cuma berdiri disini,  tapi sebenernya itu juga berkat kekuatan nya Agil. Makanya api gue bisa ngebakar dia karena ada campur tangan dari Agil." Caine mengangguk.

Namun, setelah ditunggu berjam-jam tak ada satupun serigala yang datang menyerang. Salah satu burung gagak terbang ke arah Rion membawa surat yang ditali di kakinya.

"Antusias banget lo sampe stand by di depan kastil? Ga usah ditunggu, apa yang dibilang Key ga akan terjadi hari ini." -SG

"Sialan..." umpat Rion.

"Semuanya balik ke kastil. Pertahankan kewaspadaan kalian dan lindungi satu sama lain kalo semisal gue jauh dari kalian." ucap Rion dengan wajahnya yang menyeramkan.

Caine merasa hawa membunuh dari Rion mulai mundur secara tidak sadar hingga tak sengaja tersandung dan terjatuh ke dalam sungai.

"CAINE!!"

Tbc

NyctophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang