Caine duduk di kursi dekat jendela cafe. Hari sudah sore dan Riji belum datang. Saat ia tanya, ternyata ia masih perjalanan karena macet. Sedangkan teman-temannya yang lain mendadak tidak bisa datang karena sibuk.
"Udah 15 menit nih, mana nih anak?" gerutu Caine diam-diam.
"Loh, Caine?" panggil seseorang dari arah pintu.
"Oh, Rion! Ada urusan juga disini?" Rion mengangguk.
"Katanya ada yang mau ngajak ketemuan disini, jadi gue nungguin dia dateng." balas Rion.
"Gue juga lagi nungguin temen yang katanya bakal cepet, sampe sekarang mana dateng tuh." Rion tertawa mendengar suara Caine yang sedang kesal itu.
"Haha!! Tungguin aja, bentar lagi juga sampe. Tadi gue dijalan macetnya dah agak berkurang." Caine mengangguk.
"Oh, itu anaknya. Gue kesana duluan ya, Caine." Rion pun pergi menuju meja perempuan berambut biru itu dan mereka berbicara berdua.
"Oh, Key?" batin Caine sambil menatap Rion dan Key bergantian.
Seakan sadar, mereka berdua sontak menoleh kearah Caine dan tersenyum. Caine terkejut karena jarak duduk mereka terbilang cukup jauh tapi mereka masih bisa melihatnya.
"Caine!! Aduh sorry, gue telat 20 menit! Tadi dijalan tuh ada kecelakaan, jadi jalanan nya macet." ucap Riji dan ia langsung duduk dikursi depan Caine.
"Dimaafin. Btw, lo tadi berangkat kesini bareng Key?" tanya Caine.
"Hah? Enggak, gue berangkat sama Selia. Tapi si Selia ke rumah Echi yg searah sama jalan ke Cafe ini, jadi gue anter dia dulu kesana." Caine mengangguk.
"Lo habis ketemu Key kah?" tanya Riji.
"Nggak, ketemu sama Rion. Pas gue lihat ternyata Rion sama Key ada janjian ketemu di Cafe ini juga. Lo ga bakal bisa lihat, jarak duduknya jauh banget soalnya." Caine menatap kearah tempat Rion dan Key duduk membuat Riji mengalihkan pandangannya ke arah pandang Caine.
"Lo bisa ngeliat emang Caine? Itu jauh banget loh, mata gue burem liat nya kalo sejauh itu." ujar Riji sambil menyipitkan matanya.
"Udah gue bilang lo ga bakal bisa ngelihat, masih aja ngeyel." Riji tertawa canggung.
Beberapa detik kemudian, dia berubah menjadi serius. Caine melirik kearah Riji, ia pun heran.
"Kenapa?"
"Di Gang rumah gue, ada kasus mayat ga ada darahnya." ucap Riji dengan wajah nya yang serius.
"Hah? Paling juga pembunuhnya ada koyak koyak badan mangsa nya pas lagi hujan makanya darahnya habis." balas Caine dengan nada sedikit malas.
"Bukan!! Bekasnya ada di leher, di pergelangan tangan juga ada bekas gigitan kek habis digigit ular tapi mana ada digigit ular sampe ga ada darahnya begitu? Kan ngeri." ucap Riji dengan wajah yang sedikit menakutkan.
"Ngaco lu. Lu pikir ini dunia abad keberapa sampe lu ngigo begitu? Dikiranya Vampire ada?" balas Caine.
"Ada!! Gue kemarin abis liat ada orang pake tudung tiba-tiba gigit mangsanya sampe mati. Kaya, emang unbelievable tapi percaya deh sama gue! Kapan gue bohong coba?!" ujar Riji menyerukan suaranya hingga menarik perhatian Rion dan Key yang sedang dalam pembicaraan yang serius.
"Jadi lo manggil gue buat cerita beginian? Tau gitu, cerita di hp aja." ucap Caine sembari menghabiskan minumannya.
"Nggak, gue cuma ngasih lo peringatan. Vampire nya kali ini bakal pindah ke gang rumah lo, jadi lo kudu ati-ati." Caine memutar bola matanya malas.
"Udah lah, ayo pulang. Dah menjelang malem ini, lo mending nginep di rumahnya si Echi bareng Selia atau nginep dirumah Selia kalo ga berani. Exu juga boleh rumahnya kosong tuh." Riji bergidik merinding.
"Rumah Exu saking gedenya, tuh kadang bikin merinding. Padahal yang tinggal cuma 1 orang, tapi dia bangun rumahnya bisa segede itu." ucap Riji sekalian dengan minum sambil berjalan menuju mobilnya.
"Btw, lo yakin ga mau nginep juga?" tanya Riji dan Caine pun menggeleng.
"Gue ga penakut kaya lo." Riji mendengus kesal lalu pergi lebih dulu dan disusul oleh Caine yang menggunakan motornya itu.
"Jadi, Raja... Kasusnya udah kedengeran sampe manusia rambut merah. Lo yakin ga bunuh dia?"
"Gak usah aneh aneh Key. Gue kesini mau minta damai sama pihak serigala. Udah, gue cabut dulu."
"Oh iya Raja..."
"Tunggu gue di kelompok Vampire. Biar kelompok serigala ini gue beresin perlahan."
♠♠♠♠♠♠♠•♠♠♠♠♠♠♠
Caine sampai dirumah nya sedikit malam. Ia kira macet hanya saat Riji berangkat ke cafe, ternyata lebih parah saat ia pulang menuju ke rumah nya.
"Gila, gue pegel banget. Mandi dulu deh." ucap Caine pada dirinya sendiri lalu pergi menuju kamar mandi.
Setelah mandi, Caine langsung merebahkan dirinya diatas kasur dengan baju tidurnya.
"Semoga kali ini, gue ga mimpi yang aneh... lagi."
Caine langsung tertidur lelap karena terlalu capek berkendara di jalanan. Sesaat ia tidur, sepasang mata mengawasinya melalui pohon didekat jendela kamarnya.
Tak lama, orang itu langsung pergi menghilang seakan tertiup angin.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Nyctophile
Vampire"On that night, I hope we meet again someday." ⚠️Fantasy, OOC ⚠️18+ (beberapa adegan akan terlihat berbahaya dan dapat memunculkan trigger tertentu.)