"Caine, sungguhan gamau balik ke sana?"
Rion dan Caine kini tengah bersantai di depan rumah mereka. Setelah bertahun-tahun lamanya ditinggal Mia, Caine tak lagi keluar dari hutan nya. Ia memilih menetap di kastil bersama Rion dan yang lain.
Kastil yang terasa dingin namun juga hangat secara bersamaan membuat Caine merasa nyaman. Ia tersenyum tipis menatap semua nya yang kembali ceria.
"Nggak, kenangan gue disini lebih banyak daripada disana. Toh, gue menghilang juga ga bakal ada yang nyariin." Rion terdiam.
"Lagian gue juga udah jadi Vampire, kalo ntar butuh darah aja gue bakal kesana bantu kalian stock darah." sambung Caine dengan santainya.
"Kita ga berburu manusia Caine, kita beli darah." ucap Rion sambil menopang kepalanya di kursi.
"Hah? Terus berita yang dulu ada Vampire yang bunuh manusia itu bukan kalian?" Rion menggeleng.
"Bukan kita dan udah gue bunuh sejak dia selesai bunuh manusia." balas Rion.
"MAMI!!! TOLONG, KROW NGEJAR GUE!!!" teriak Echi dari dalam kastil menggema hingga dedaunan hutan pun bergerak.
"Mau kemana Chi?! Gue belum selesai!!" balas Krow dari belakang Echi yang terus mengejar.
Caine dan Rion langsung masuk ke dalam rumah melihat beberapa furniture disana telah jatuh dan pecah. Sedangkan Krow masih mencari Echi yang bersembunyi.
"Echi."
Echi langsung muncul dihadapan Rion dan menunduk. Krow pun ikut menunduk ketika mata Rion mulai berubah.
"Siapa yang ngerusak ini?" tanya Caine sambil menunjuk ke benda benda yang dipecahkan oleh Echi dan Krow.
"Kita mih..." Caine tersenyum.
"Kalo gitu, kalian mau beli sekarang atau nunggu Rion hukum kalian berdua?" tanya Caine dengan lembutnya.
"K-kita beli sekarang!! Ayo Krow!!" Echi menarik tangan Krow dan langsung pergi membeli barang yang sudah dipecahkannya.
"Mami tuh bisa aja, padahal disini ada yang bisa benerin barangnya tapi mami suruh beli." kata Exu yang mengintip sedari tadi. Caine tertawa.
"Gapapa, sekali-kali biar mereka jera juga."
♠♠♠♠♠♠♠•♠♠♠♠♠♠♠
Setelah Echi dan Krow kembali membawa barang yang disuruh oleh Caine, benda yang semulanya pecah sudah utuh kembali.
"Nah, itu hukuman dari gue. Kalo hukuman dari Rion malah lebih parah, kalian mau?" Echi dan Krow menggeleng kuat.
Mereka pun melesat menuju kamar masing-masing. Caine pergi ke dapur, entah kenapa ia ingin memakan sesuatu yang segar.
"Hm.. Mau daging..."
"Mau daging apa mih? Biar kita cariin." ucap Gin dan Jaki secara bersamaan.
"Mau daging rubah sama panda merah." ucap Caine dengan usilnya.
"Kalo itu gaboleh!! Rubah sama Panda Merah itu lucu mih, yang lain coba!" Caine tertawa.
"Enggak, gue cuma bercanda. Kalian pergi aja ke supermarket, beliin daging sapi sama ayam." balas Caine.
Setelah Gin dan Jaki pun pergi, Rion datang dengan wajahnya yang seperti sehabis bangun tidur.
"Mau masak apa?" tanya Rion.
"Masak yang sederhana aja."
Gin dan Jaki pun kembali membawa sekantong besar daging. Caine terkejut, Rion hanya melirik lalu pergi ke ruang tamu.
"Lo berdua ga nyolong kan?" tanya Caine memastikan.
"Enggak lah mih, kita beli ini."
"Iya tapi ga perlu sebanyak ini!" balas Caine.
Saat Caine menerima kantong itu, tangannya terasa berat. Gin dan Jaki hanya tertawa kecil melihat Caine yang kesusahan membawa daging daging tersebut.
"Lo kalo ga bantu Caine gue cincang kalian sekarang." ucap Rion tiba-tiba dibalik Gin dan Jaki.
Keduanya langsung merinding dan membantu Caine menata daging daging itu di meja dapur.
"Hm... Bau amis apa ini?" tanya Selia dari atas tangga.
"Gin sama Jaki bawa daging sapi banyak banget, lo mau?" Selia menatap daging itu berbinar.
Ia langsung turun dan mengambil 2 daging lalu pergi ke kamarnya. Caine yang terkejut pun terdiam.
"Heh!! Lo mau makan mentah begitu?!!" teriak Caine.
"Gapapa!! Gue bagi sama Riji dulu bentar, mih!!" Caine tercengang.
Setelah itu, Caine pun memasak dibantu Gin dan Jaki yang diawasi oleh Rion dari kejauhan.
♠♠♠♠♠♠♠•♠♠♠♠♠♠♠
Malam tiba, Rion berdiri diteras menatap langit. Hari ini terjadi bulan purnama, Caine menghampiri Rion yang diam saja menatap bulan.
"Kalo dipikir lagi, gue kangen Mia." ucap Rion tiba-tiba.
"Sejak Mia ga ada, kita udah jarang liat Mako dirumah." sahut Caine.
Caine terdiam menatap langit. Ia mengingat kenangannya bersama Mia dulu. Ia merasakan pusing di kepalanya karena banyaknya memori yang memaksa masuk ke kepalanya.
"...ne"
"...ine!"
"CAINE!!"
Caine langsung tersadar. Ia menatap Rion yang melihat dirinya sangat khawatir. Saat ia sadar, ternyata dirinya sudah duduk dikursi.
"Lo kalo sakit ngomong dong!" ucap Rion panik.
"Enggak, gue gapapa. Tiba-tiba aja pusing ini tadi." balas Caine sekadarnya.
Rion pun ikut duduk disamping Caine dan mereka berdua menatap bulan yang mulai tertutup.
"I hope we meet again someday, Mia."
Tak lama setelah mengatakan itu, Caine langsung tertidur. Rion menatap Caine yang tertidur di sampingnya.
"Bulannya cerah, kaya lo."
Rion pun membawa Caine ke kamar nya dan mereka tidur bersama. Setelah malam itu, Rion selalu keluar di malam hari untuk mengenang Mia bersama Caine.
End
Jangan lupa kritikan dan sarannya biar cerita selanjutnya bisa diperbaiki lagi!
Author tuh juga sebenernya lagi kepikiran buat cerita selanjutnya, bukan RionCaine loh! Tebak siapa?!
Hehehe, Btw thank you for reading this story! Jangan lupa untuk mampir ke cerita sebelah juga hehehe
See you on the next story, goodbye~
KAMU SEDANG MEMBACA
Nyctophile
Vampire"On that night, I hope we meet again someday." ⚠️Fantasy, OOC ⚠️18+ (beberapa adegan akan terlihat berbahaya dan dapat memunculkan trigger tertentu.)