Caine duduk dikelasnya sendirian. Kelas masih sepi karena ia berangkat lebih awal dari jam biasa ia berangkat.
Tak lama, pintu kelas terbuka. Exu dan Arhan masuk bersamaan. Mereka terlihat terkejut melihat Caine yang menatap mereka dalam diam.
"Tumben lo berangkat nya pagi banget." ucap Exu dan ia duduk didepan Caine bersama Arhan.
"Hari ini kepala gue udah ga sakit setiap bangun tidur. Kayanya udah mulai enakan." balas Caine.
"Setiap bangun tidur? Bentar, kepala lo selalu sakit emang kalo bangun?" Caine mengangguk.
"Lo ga mau coba periksa ke dokter? Siapa tau masalahnya serius, Caine." sahut Arhan dan ia menatap mata Caine.
"Han... Itu mata lo berubah jadi biru."
Perkataan dari Exu membuat Arhan dan Caine terkejut. Arhan buru buru menggosok matanya hingga warna matanya kembali seperti semula.
"Lo pake softlens, Han? Tumben." kata Caine kebingungan.
"Iya, tadi gue sempet nyobain softlens yang baru gue beli kemarin. Lupa gue copot, duh sakit banget mata gue." balas Arhan secara cepat sambil terus menggosok matanya.
"Hampir aja."
"Jangan digosok terus, ntar merah mata lo. Sana ke uks, siapa tau dah buka. Minta obat tetes." ucap Exu mendorong Arhan untuk segera pergi.
"Yaudah, kalo ada guru chat gue ya. Awas lo kalo ga nge chat."
"Iya iya, ntar gue telpon juga sekalian. Dah sana." Exu mendorong Arhan menjauh hingga tak terlihat dari jarak pandangnya dan Caine.
Setelah itu, Exu mengobrol santai dengan Caine. Siswa lain mulai berdatangan dan Riji masih belum datang. Caine dan Exu mulai mencari-cari keberadaan Riji.
"Huffttt... Sorry, gue telat." ucap Riji yang baru masuk ke dalam kelas dengan wajah pucatnya.
"Buset, lo pucet banget. Sakit ya lo?" Exu menarik tangan Riji menuju bangku Caine.
"Iya, pusing dikit." jawab singkat dari Riji membuat Caine merasa khawatir.
"Kalo sakit ngapain sekolah? Gue tau lo anak rajin, tapi ga gini juga." balas Caine menempelkan punggung tangannya ke dahi Riji.
"Tapi suhu lo normal, lo beneran cuma pusing? Ini lo saking pucetnya dah kek mayat hidup loh." lanjut Caine dan ia menghadap ke arah Riji.
"Gapapa. Gue tinggal tidur juga bakal sehat lagi. Oh iya, katanya hari ini ada anak baru masuk ke kelas kita." ucap Riji dengan nada sedikit lemas.
"Hah? Siapa? Cewe apa Cowo?" tanya Exu penasaran
"Katanya sih Cewe... Yang gue denger dari anak kelas sebelah, namanya Caca." jawab Riji dan tak lama ia meletakkan kepalanya di meja.
Riji langsung tertidur begitu kepalanya sudah ada diatas meja. Exu menelpon Arhan untuk kembali karena guru sudah datang.
Seorang perempuan berambut abu-abu mulai masuk ke kelas dan memperkenalkan dirinya sebagai Caca. Setelah itu, ia pun pergi ke bangku disamping Caine dan Riji lalu fokus ke papan tulis.
Mereka pun belajar berjam-jam dan menunggu istirahat untuk kembali mengobrol.
♠♠♠♠♠♠♠•♠♠♠♠♠♠♠
"Ji." Riji tak mendengar panggilan dari Caine dan malah semakin menyamankan tidurnya.
"Riji." panggil Caine sekali lagi.
"Hm?" akhirnya Riji pun menjawab panggilannya.
"Lo mau nitip apa ke kantin? Biar gue sama Exu beliin. Gak lama, jadi lo tunggu disini aja sama Arhan." Riji mengangkat kepala nya menatap Caine dengan mata sedikit terbuka.
"Um.. Beliin gue yogurt yang rasa berry aja, kayanya gue kurang darah makanya ngerasa pusing banget." balas Riji secara tak sadar.
"Hah? Lo habis ngapain sampe kekurangan darah?" tanya Exu bingung.
"Udah buruan pergi, keburu pingsan nih si Riji." potong Arhan dengan cepat.
"..." Caine menatap Riji dan Arhan dengan tatapan yang tak bisa dimengerti.
Caine pun menarik tangan Exu untuk pergi ke kantin. Sedangkan Riji dan Arhan duduk diam dikelas berdua.
"Lo habis diapain Selia? Lo pasti tau sesuatu tentang dia."
"Darah gue diminum sama dia. Selia dehidrasi, mau gue tawarin air mintanya darah. Gue ga banyak tanya, jadi langsung ngasih darah gue ke dia."
"Cerita apa aja dia ke lo?"
"Semuanya."
"Kalo gitu, kemanapun lo pergi.. Lo bakal dapet pengawasan ekstra dari Raja dan yang lain. Awas aja lo kalo sampe bocor."
"Nggak. Gue ga akan bocorin."
"That's what we want to hear, Riji."
♠♠♠♠♠♠♠•♠♠♠♠♠♠♠
Caine dan Exu kembali dari kantin membawa beberapa jajan dan yogurt yang diminta oleh Riji. Tak sengaja, Exu menabrak wanita yang tengah berjalan didepannya hingga dirinya terjatuh.
"Duh, apaan nih kok keras banget.." gerutu Exu kesal.
"Lo tuh nabrak Caca. Liat, dia juga hampir jatuh gegara lo." balas Caine.
"Hah? Caca?" Exu langsung berdiri dan melihat ke arah Caca yang bingung.
"Oh lo anak baru yang dikelas tadi ya. Salken, gue Exu."
"Gue Caca." mereka berdua pun jabatan tangan.
"Sorry ya habis nabrak lo. Btw, lo mau kemana kok buru buru larinya?" tanya Exu pada Caca.
"Oh, mau ke Key. Tadi katanya mau ketemuan di Kantin jadi aku buru buru sampe ga sengaja nabrak lo juga. Maaf ya." balas Caca canggung. Exu pun tersenyum dan mengangguk.
"Oh, gue duluan ya. Udah ditunggu Key soalnya, dadah." Exu mengangguk dan memberi jalan pada Caca sehingga ia bisa berlari.
"Oy! Sini cepet, lama amat lo kalo ngobrol!!" teriak Caine dari depan kelasnya.
Exu terkejut, ternyata selagi dirinya dan Caca berbicara, Caine langsung jalan duluan meninggalkannya bersama Caca.
"Lo tega banget ninggalin gue." kata Exu dengan raut wajah seperti sedih yang dibuat-buat.
"Gak usah alay, gue cuma ngasih lo privasi. Dah ayo masuk, kasian si Riji udah nunggu." Exu memasang wajah terharu mendengar perkataan Caine.
Namun saat mereka masuk kedalam kelas, suasana nya terasa mencekam. Rion berdiri didepan Riji yang tersungkur di lantai dengan wajah menyeramkan.
"Lo ngapain Riji?" ucap Caine menahan amarahnya.
"Gak gue apa-apain. Pas gue tarik tangannya, dia langsung jatuh begitu." Caine menghela nafasnya lelah.
"Dia lagi sakit, lo kalo ada urusan sama Riji mending lo ngobrolnya besok aja nunggu Riji sembuh. Gak kasian apa, wajahnya pucet begitu lo main tarik aja." Caine membantu Riji bangkit dan mendudukkan nya di kursi.
"Dah lo keluar dulu." Rion ingin berbicara namun melihat lirikan tajam dari Caine, membuat ia mengurungkan niatnya dan segera pergi darisana.
"Lo beneran ga diapa-apain Rion kan?" tanya Caine memastikan.
"Kaga. Dia tadi dateng tuh wajahnya udah serem banget, terus tiba tiba nanyain lo dimana. Gue jawab dong kalo lo ke kantin, tapi dia langsung main narik gue suruh nunjukin lo dimana." Caine mengangkat satu alisnya heran.
"Kok nanyain gue?" tanya Caine.
"Mana gue tau." jawab Riji sambil mengangkat bahu nya.
Exu diam-diam mendengarkan sambil memakan camilannya. Ia sangat fokus dengan perkataan teman-temannya itu.
"Udah? Kalo udah, nih ambil makanannya. Cepet dimakan." sahut Exu.
Riji pun mengambil jajan dan yogurt pesanannya di Exu dan memakannya sembari menatap ketiga temannya yang bergurau.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Nyctophile
Vampire"On that night, I hope we meet again someday." ⚠️Fantasy, OOC ⚠️18+ (beberapa adegan akan terlihat berbahaya dan dapat memunculkan trigger tertentu.)