8. Hampir saja..

912 138 4
                                    

Caine berjalan keluar rumahnya di sore hari. Sejak bertemu Rion 2 hari yang lalu, ia sudah tak bertemu dengannya lagi bahkan saat sedang disekolah.

Ia memainkan bulpennya di jari-jari nya sambil berpikir dirinya ingin kemana. Tetapi pikirannya malah melayang ke Rion.

"Apa gue samperin aja kesana ya..?" gumam Caine pada dirinya sendiri.

"Ga usah, dia lagi sakit. Ga perlu di datengin." ucap seseorang dibelakang Caine.

Caine terkejut, sontak ia mengarahkan bulpen yang ia bawa kemana-mana ke perut orang tersebut.

"Refleks yang bagus." ucapnya sekali lagi namun kali ini sambil bertepuk tangan.

"Lo tau apa tentang Rion?" tanya Caine dan tetap mengarahkan mata bulpennya yang tajam itu ke perut orang itu.

"Wow, santai dong. Kita ga boleh ngobrolin hal itu disini, lo mau mati ditengah jalan begini?" kata orang itu.

Caine langsung tersadar bahwa dirinya saat ini sedang ditengah jalan bersama orang tersebut.

"Yaudah, kalo mau mati, kita bisa mati bareng kan?" balas Caine dengan percaya dirinya.

"Gue ga bakal mati dengan tabrakan begitu kecuali lo yang manusia biasa bakal mati kalo ditabrak sama mobil kecepatan penuh." Caine mendengar bahwa beberapa kata dari orang tersebut sengaja ditekankan agar dia faham.

Caine melihat ke sekelilingnya, entah itu perasaannya saja atau memang dunia sedang melamban.

"Yaudah ayo pergi ke taman kompleks gue. Biasanya disana sepi." orang itu langsung tersenyum dan mengangguk.

Ia menggandeng tangan Caine dan dalam sekejap mereka sudah berada di taman kompleks.

"Oke, nama gue Agil. Kalo lo sadar sama hal yang terjadi di jalan tadi, berarti lo emang manusia yang dipilih sama Rion." ucap Agil dengan senyuman manisnya.

"Hm..." Agil berjalan memutari tubuh Caine sampai ia melihat tato mawar milik Caine menyala.

"Oh, bener ternyata."

"Lo mau apa sama gue? Lo siapanya Rion?" tanya Caine bertubi-tubi.

"Gue? Untuk saat ini gue wakil raja. Jadi kalo lo mau gabung jadi kelompok ini... Gue bakal berubah posisi lagi, jadi dibawah lo."

"Lo ngomong apasih?! Gue ga ngerti!!" ucap Caine.

"Intinya, kalo lo mau diubah jadi Vampire, posisi wakil raja nanti bakal jadi milik lo dan gue jadi bawahan lo. Yang bisa ngatur Raja bertindak cuma wakilnya." jelas Agil dengan wajahnya yang serius.

"Kalo gitu, gue pergi dulu. Rion manggil nih. Kita bakal ketemu lagi, saat itu lo bisa tanya apapun tentang Rion ke gue."

Setelah mengatakan hal itu, Agil pun menghilang masuk kedalam hutan yang gelap tanpa penerangan itu.

♠♠♠♠♠♠♠•♠♠♠♠♠♠♠

"Agil..." gumam Caine tanpa sadar.

"Kayanya gue pernah denger tuh namanya. Dimana ya..." lanjut Caine dan memikirkan nya di tempat duduk yang ada di taman.

"Oh!! Itu kan namanya orang yang kerja di kantor polisi dulu..." Ucap Caine.

"Betul, gue pernah kerja di Kanpol. Cuma untuk buat identitas manusia." sahut Agil di belakang Caine tiba-tiba.

"Lo jangan muncul tiba-tiba bisa gak sih? Mau bikin gue jantungan?!" Agil tertawa dengan keras.

"Ekhem! Oke, gue balik kesini soalnya Rion butuh lo." Caine menaikkan alisnya.

NyctophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang