13. Perang Sungguhan?!

854 137 20
                                    

Before we get started, ada warn sedikit dari Author.
⚠️Please be brave to read the story! This chapter may contains a self-torture! If you can't read it, then don't read it. It's not good for your mental health. Thank you.

♠•♠

Caine berdiri di samping Rion yang tengah duduk menatap Agil dan kawan-kawannya itu.

Setelah kejadian dimana ia mengamuk karena sisi Vampire nya yang bangkit, kini Caine sudah berubah menjadi tenang dan sangat dingin.

"Gue semalem didatengin Alpha. Kali ini, dia mau ngajak kita turun buat perang. Tak terkecuali Caine." ucap Rion.

"Caine." panggil Rion.

"Hm?" jawab singkat dari Caine.

"Lo mau di samping gue apa tetep dibelakang gue kaya dulu?" tanya Rion dengan nadanya yang lembut.

"Di depan ga boleh?" Rion menggeleng.

"Kita emang barisan terdepan, tapi bukan berarti lo harus didepan banget." balas Rion.

"Di samping." Rion pun mengangguk.

"Gue mau di samping mami!" ucap Echi dan Mia bersamaan.

"Hah?!" Rion terkejut. Ia hampir tidak pernah mendengar anak anak memanggil Caine dengan sebutan mami itu.

"Terus gue?" tanya Rion yang masih terkejut.

"Papi di belakang mami, biar kita lindungin papi!" ucap Mia menggebu-gebu.

"Setuju!" sahut Echi sambil mengangguk.

"Gak, gue didepan. Lo berdua dibelakang Caine." Mia dan Echi cemberut.

Caine menghela nafasnya. Hawa di kastil itu langsung mendingin begitu Caine menghembuskan nafasnya.

"Udah?" Rion, Echi dan Mia langsung mengangguk kaku.

"Funin, Makoto, Riji, bakal ikut Rion ke arah kiri. Gin, Arhan, Exu, Made, kalian diatas kastil buat serangan jarak jauh. Selia, Key, Caca, Aenon, kalian dibarisan belakang. Krow, Jaki, Garin, Echi, sama Mia ikut gue ke arah kanan. Pak Sui tetap di istana saja. Keberatan?" Semua yang mendengar itu menggeleng.

"Oke."

"Perangnya masih lusa. Kalo bisa kalian latihan dari sekarang biar nanti waktu perang ga ada yang lengah." ucap Rion.

Ia pun meninggalkan ruang utama dan menuju kamarnya bersama Caine. Echi dan Mia menghembuskan nafasnya lega.

"Gila, mami tuh keren tapi disisi lain dia juga nakutin." Mia mengangguk setuju.

"Tapi terlepas dari itu, aku seneng mami bisa jadi diri sendiri." balas Mia dengan wajahnya yang ceria.

"Ayo pergi, Mia"

♠♠♠♠♠♠♠•♠♠♠♠♠♠♠

"Caine..." panggil Rion dengan pelan.

"Apa?"

"Firasat gue buruk." Caine yang sedang mengusap rambut Rion langsung menghentikan tangannya.

"Buruk gimana?" tanya Caine.

"Rasanya, ada yang ga beres dari kejadian si Alpha ngajak kita perang." Caine tersenyum tipis.

"Lo khawatir anak-anak?" Rion mengangguk.

"Gue emang gabisa janji bisa ngelindungin mereka semua, tapi gue janji, siapapun yang ngelukain mereka bakal gue hancurin." ucap Caine.

"Lo istirahat dulu aja, gue mau mandi." Rion pun memindahkan kepalanya ke bantal lalu Caine beranjak dari duduknya untuk pergi mandi.

NyctophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang