006

1K 80 6
                                    

"Harin tunggu!"

Panggil Sooji, Harin melihat kearah nya dengan tatapan datar

"Kau salah paham aku dan Eunseo tidak mempunyai hubungan apapun"

Ketika akan pergi Sooji menahan tangan Harin

"Jangan seperti ini kumohon, kita bicarakan baik baik"
"Tidak perlu. Mau berapa kali'pun aku melarang'mu untuk menemui gadis itu kau tidak akan pernah bisa"
"Harin dia sahabat ku.."
"Sahabat? Sahabat mana yang lancang mencium'mu seperti itu?!"

Sooji terdiam ketika Harin menggunakan nada tinggi nya, setelah itu dia'pun pergi

Flashback
"Sooji aku mencintaimu, maukah kau menjadi kekasihku?"
"Mianhae Eunseo tapi aku sudah mempunyai kekasih yaitu Harin"
"Ah begitu ya.. betapa beruntungnya dia bisa memiliki mu"

Melihat sahabatnya sedih seperti itu Sooji mengusap pipi Eunseo

"Eunseo aku yakin kau pasti akan menemukan seseorang yang lebih baik daripada aku"
"Sooji.."
"Nae?"
"Mianhae"
"Apa maksud --"

Ucapan Sooji terpotong karna tiba-tiba saja Eunseo mencium bibirnya

Tanpa mereka sadari Harin melihat itu semua dengan tatapan tajam serta kedua tangan mengepal dengan erat
Flashback end

"Sudah tidak apa Sooji semuanya pasti akan baik baik saja"
"Tidak bisa Jaeun..Harin sudah membenciku aku harus bagaimana? Tentang kejadian itu aku langsung menampar Eunseo karna aku juga tidak menyangka dia akan menciumku"

Jaeun masih mengusap punggung Sooji, dia tidak pernah melihat Sooji se'sedih ini

BRAG!

Harin menendang bangku itu sampai terbelah, dia sangat marah sekarang sampai Dayeon,Wooyi dan Doah tidak berani menegur nya

"Cari tau siapa gadis itu"

Ucap Harin sambil menahan emosinya

"Ba baik Harin"

Dayeon dan Wooyi mengangguk cepat sedangkan Doah dia hanya menatap Harin

Chat
Eunseo: kau baik baik saja? Kau tidak mengangkat telponku

Sooji: aku baik hanya ada sedikit masalah. Eunseo tolong beri aku waktu sendiri

Eunseo: arraseo..dan maaf tentang kejadian itu..
Chat end

Sooji tidak membalas lagi chat dari Eunseo, dia lalu menatap nomor Harin

Dia sudah berapa kali menghubungi gadis itu tapi tak ada jawaban

"Harin.."

Sooji meneteskan air matanya.

Di tempat lain yaitu Harin dia sedang duduk termenung di kursi taman belakang rumahnya. Sambil menghisap rokoknya gadis itu menatap lurus ke depan

"Kau benar benar terlihat sedang patah hati"

Ucap Doah entah sejak kapan gadis itu berada di samping nya

"Apa kau hantu? Tiba tiba ada disini"
"Kau lupa kita akan kerja kelompok?"
"Ah benar.."

Harin mematikan rokoknya dan masuk kedalam rumah

Doah POV
Harin tidak bisa fokus sekarang. Meksipun aku jelaskan sangat rinci tapi jika pikiran nya terus kepada Sooji ini tidak akan berhasil

"Jika kau belum siap aku akan kembali besok"
"Doah apa aku salah mencintainya?"

Aku melihat nya, sorot mata yang tajam kini menjadi redup

"Kau tidak salah"
"Lalu kenapa?"
"Jika kau dan Sooji berjodoh maka kau dan dia akan hidup bahagia. Tetapi jika tidak, kau harus siap kehilangan nya"

Kulihat Harin mengepalkan tangannya

"Sooji milikku dan gadis itu tidak akan pernah bisa merebutnya dariku"

Harin apa itu sebuah ancaman? Kau tidak akan melakukan itu kan?

"Harin sebaiknya kau tenang'kan dirimu"
"Kenapa?"
"Aku hanya tidak mau kau berlebihan"
"Tidak ada kata berlebihan Doah"

Mood nya cepat sekali berubah hanya karna gara gara Sooji
Doah POV end



Keesokan harinya

"Hei apa apaan ini?!"
"Just shut up"

Ucap Dayeon sambil menarik kasar rambut Eunseo

"Pilihlah, kau ingin mati atau menjauh dari Sooji"
"Apa?"
"Pilih salah satu"

Eunseo menatap Harin yang sedang duduk di kursi dan menyalakan rokoknya

"Kau Harin bukan. Sooji banyak cerita tentang mu dia bilang kau adalah kekasihnya"
"Jika kau tau kenapa kau mencium nya"
"Karna aku tidak menyukai Sooji di miliki oleh orang lain, aku mencintai Sooji

Harin melihat kearah Dayeon dan Wooyi, Seakan mengerti kedua gadis itu mengambil minyak tanah lalu menyiramkanya kepada Eunseo

"Mi minyak?"
"Aku tanya sekali lagi kau ingin mati atau jauhi Sooji"

Seakan menantang Eunseo tersenyum miring lalu berkata

"Lebih baik aku mati daripada menjauhi orang yang aku cintai Baek Harin"

Harin langsung melempar rokoknya ke arah Eunseo dan terjadilah kebakaran yang lumayan besar

"PSIKOPAT! Aaaaaa!"

Teriak gadis itu kesakitan tapi Harin tidak memperdulikan nya, dia keluar dari ruangan itu bersama Dayeon dan juga Wooyi

PRENG!

"Sung Sooji kau baik baik saja?!"

Tanya Tuan Sung saat mendengar suara piring yang terjatuh dari arah dapur

"Nae aku baik baik saja Appa"
"Berhati-hatilah, bagaimana kalau piring itu jatuh ke kakimu?"
"Maafkan aku Appa.."

Tuan Sung menghela nafas lalu mengusap kepala Sooji

"Cepatlah berangkat ke sekolah nanti kau bisa terlambat biar Appa yang membereskan ini"

Sooji mengangguk dia pun pamit kepada Ayah nya untuk pergi ke sekolah

Sooji POV
"Ada apa ini? Kenapa perasaan'ku jadi tidak enak?"

Drrtt
Drrtt

Aku melihat ponsel ku yang bergetar, ternyata eomma Eunseo yang menelpon

Telpon
"Hallo?"
"Sooji ini aunty, apa Eunseo bersamamu?"
"Eunseo tidak bersamaku aunty, hari ini Sooji ada di sekolah"
"Aigoo kemana anak itu?"
"Aunty sudah menelpon Eunseo?"
"Sudah tapi Eunseo tidak mengangkatnya, aunty jadi khawatir.."
"Aunty tenang saja Sooji yakin Eunseo pasti pulang"
"Nae aunty harap juga begitu, maaf Sooji aunty sudah mengganggumu"
"Ah tidak apa apa aunty"
Telpon end

Entah kenapa aku merasa khawatir juga, aku harap Eunseo baik baik saja..

"Sooji"
"Nae Jaeun?"
"Bagaimana dengan hubungan mu dan Harin?"

Aku menggeleng pelan, karna jujur sampai sekarang pun aku belum berbicara dengannya

"Aku harap Harin mau mendengarkan mu, dia hanya salah paham"
"Aku akan coba bicara dengan nya lagi Jaeun. Aku tidak mau hubungan kami berakhir begitu saja"
"Aku akan membantumu"
"Tidak perlu, ini urusanku dengan Harin"
"Arraseo"

Aku melihat kearah bangku nya, sebenarnya aku penasaran kemana dia? Kenapa Harin belum datang ke kelas
Sooji POV end

Pyramid Game (Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang