023

450 56 14
                                    

"Kenapa bisa seperti ini Harin? Kau bertengkar dengan siapa?"
"Tidak, ini hanya kecelakaan kecil saja. Tapi ini sudah membaik tidak perlu khawatir"

Sooji penasaran kenapa Harin bisa mendapatkan luka seperti itu, karna dia yakin luka itu bukan sebuah kecelakaan

"Kalau begitu aku mandi dulu"

Setelah mencium pipi Sooji Harin masuk kedalam kamar mandi tiba tiba..

Drrtt
Drrtt

Ponsel Harin bergetar pertanda ada pesan masuk

Ketika akan mengambil ponsel itu ternyata Harin kembali keluar lalu dengan cepat mengambil ponselnya

"Maaf Sooji tapi ini dari temanku, aku harus segera membalas nya"
"Ah Nae"

Harin mengusap kepala istrinya dan kembali ke kamar mandi

'aku harap luka'mu segera membaik Harin, Aku sangat khawatir. Dan maaf karna aku kau jadi di pukuli oleh teman'mu'

Begitu lah isi pesan dari Narin yang dia baca. Untung saja Harin bergerak cepat karna kalau tidak Sooji akan membacanya

"Aku tidak percaya ini Harin bersama wanita lain. Aku penasaran siapa dia"
"Aku tau kau kesal tapi jangan sampai membuat onar di tempat umum Dayeon"

Dayeon menggenggam tangan Doah lalu menciumnya

"Mianhae..aku sangat marah, Aku hanya tidak menyukai orang yang selingkuh apalagi itu temanku. Kau tau dari dulu Harin mengejar Sooji tapi setelah dia mendapatkan nya lalu kenapa Harin bisa berpaling?"

Doah menghembus napasnya, sejujurnya dia juga terkejut dan tidak percaya kepada Harin

"Lalu kita harus bagaimana?"
"Kita beritahu Sooji"
"Tapi kau tau sendiri dia sedang hamil, aku takut kandungan nya terganggu nanti"
"Lalu kau ingin kita sembunyikan hal ini darinya sampai kapan??"

Mereka berdua saling menatap, Dayeon dan Doah terlihat sedang dilema

Mereka ingin memberitahukan hal ini kepada Sooji tapi di satu sisi jika
Sooji tau wanita itu pasti akan stress

"APA?! Harin selingkuh?!"

Teriak Jaehyung setelah dia di beritahu tentang Harin oleh Jaeun

"Jaehyung ssstt jangan berisik"
"Ta tapi bagaimana bisa?? Jaeun kau bercanda kan"
"Jaehyung aku tidak bercanda. Aku melihat sendiri dia bersama seorang wanita di toilet. Lalu tatapan nya sedikit aneh kepada wanita asing itu aku tidak tau siapa dia"
"Jaeun kita tidak bisa biarkan ini, Sooji harus tau"
"Jaehyung jika kau berniat ingin memberitahu Sooji itu adalah hal yang mustahil"
"Wae??"
"Kau pikir bayi yang berada di kandungan Sooji akan baik baik saja? Aku yakin Sooji akan memikirkan masalah itu dan emosi nya naik. Itu akan sangat buruk baginya"
"Tapi Jaeun..kita tidak bisa diam saja"
"Aku tau, kita akan mencari cara lain kau tenang saja nae. Untuk sekarang kita diskusikan ini dengan yang lain"

Jaehyung mengangguk dan mereka menghubungi teman temannya

Sooji pov
Aku melihatnya yang sedang sibuk memainkan ponsel. Dari tadi Harin tidak lepas dari benda itu dan aku mulai cemburu

"Sooji?"
"Simpan benda itu atau aku buang?"
"Ba baiklah"

Aku tersenyum saat Harin menyimpan ponselnya dan dengan cepat aku memeluknya

"Kau selalu memainkan benda itu dan aku tidak menyukainya"
"Aigoo kau cemburu?"
"Teruslah memperhatikan'ku chagiya"
"Arraseo"

Harin mencium keningku dan itu membuatku sangat nyaman

"Besok kita lihat baby mau?"
"Mauu, aku tidak sabar melihat baby kita"
"Aku juga"

Dia mengelus lembut perutku, bisa kurasakan baby sedikit menendang

"Aigoo baby kau tau siapa mengelus'mu hm?"

Aku tersenyum melihat Harin dengan semangat mengajak Baby bercanda di dalam sana

Tuhan jika bisa tolong jangan ada orang ketiga di antara kami. Aku sangat mencintainya..
Sooji POV end


Keesokan harinya

Telpon
"Kau dimana?"
"Hari ini aku ada urusan Narin, aku tidak bisa mengantarmu maaf"
"Kau sedang sibuk dengan Sooji ya"
"Nae"
"Arraseo, aku bisa pergi sendiri kalau begitu"
"Kau berhati hatilah"
"Baiklah, sampai jumpa"
Telpon end

Harin kembali ke ruangan Sooji, dia melihat dokter itu sedang memeriksa kandungan dari istri nya

"Bagaimana dok?"
"Bayi nya sehat dan nona Sooji harus makan dengan banyak dan berikan dia vitamin juga jangan buat istri anda setres"
"Baiklah dok terimakasih"

Sebelumnya Harin dan Sooji sudah melihat bayi mereka yang di ketahui berkelamin laki-laki

Tentu saja keduanya sangat senang apalagi bayi laki laki itu adalah impian dari Sooji

"Harin bayi kita laki laki aku sangat senang"

Harin hanya tersenyum dan mengelus pipi Sooji dengan lembut

Mereka kini sedang dalam perjalanan pulang ke rumah

"Apa kau sudah memikirkan nama dari bayi kita chagiya?"
"Biarkan aku berpikir lebih dulu nanti akan ku beritahu nae?"
"Arraseo"

Tapi entah kenapa pikirannya tertuju pada Narin sekarang. Dia mengkhawatirkan gadis itu yang berangkat sendiri ke tempat kerjanya

"Chagiya kita harus mempersiapkan segala kebutuhan dari baby kita, bukankah kita berdua belum membelinya. Kita beli besok atau minggu depan? Ah Ani bagaimana kalau sekarang?? Kau setuju?"

Sooji melihat Harin yang fokus menyetirnya

"Chagiyaaa"
"Nae??"
"Aishh kau tidak mendengarkan'ku"
"Ah mianhae, apa yang kau katakan tadi"
"Aku bilang kita belanja untuk perlengkapan bayi kita Baek Harin"
"Sekarang?"
"Tahun depan"

Harin sedikit tertawa lalu mencubit pipi Sooji dengan gemas

"Baiklah kita ke mall sekarang"

Akhirnya mereka berdua belanja semua kebutuhan dari bayi laki laki mereka

Sooji menginginkan perlengkapan itu dengan kualitas yang terbaik dan Harin hanya bisa menuruti apa yang istrinya itu katakan

"Kupikir ini sudah cukup, kita bisa membeli perlengkapan yang lain nanti"
"Nae"

Ketika sedang membayar tiba tiba ponsel Sooji berbunyi, ternyata sang ayah yang menelpon

"Harin Appa menelpon sebentar ya"

Harin mengangguk dia pun duduk di kursi sambil menunggu Sooji

Teks
'aku lihat kau bersama istri mu sedang berbelanja. Apa itu perlengkapan bayi?'

'bagaimana kau tau?'

'lihat kebelakang'

Harin melihat kebelakang, ternyata tidak jauh dari tempatnya ada Narin yang sedang tersenyum padanya

"Narin.."

'kupikir kau sedang bekerja'

'ya aku memang bekerja, di mall ini'

'benarkah? Kenapa kau tidak memberitahuku'

'apakah itu penting? Lagipula fokuslah pada sooji'

'aku tau'
End

Teks itu berakhir karna gadis itu tidak membalas pesan dari Harin

Ketika dia melihat kearah belakang lagi ternyata Narin sudah tidak ada

"Maaf chagiya aku lama"
"Tidak apa , lalu apa yang Appa katakan?"
"Appa bilang dia akan berkunjung ke rumah besok"
"Ah begitu ya"
"Kalau begitu ayo pulang"

Harin mengangguk dan mereka pun pergi dari mall

Dan tanpa keduanya sadari Narin melihat kepergian mereka

Pyramid Game (Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang