014

749 68 6
                                    

Saat ini Sooji berada di Tempat Pemakaman Umum. Dia berjiarah ke makan sahabat nya yaitu Eunseo, yang mati tragis karna di bakar oleh Harin kekasihnya sendiri

Sooji sangat sedih sekaligus merasa bersalah. Karna perasaan Eunseo kepadanya gadis itu menjadi mati konyol seperti ini

Sejujurnya Sooji masih sedikit marah kepada Harin, tapi dia juga tidak bisa berbuat apa apa. Yang dia bisa lakukan hanyalah mendoakan Eunseo agar tenang disana dan di tempatkan di sisi Nya

"Aku harap kau sudah bahagia disana Eunseo. Kau akan selalu berada di hatiku"

Setelah meletakkan buket bunga di batu nisan sahabatnya, Sooji pergi dari tempat itu lalu dia melihat seseorang yang sudah menunggunya

"Sudah?"
"Nae"

Sooji masuk kedalam mobil Harin dan mereka pergi

Diperjalanan keduanya terdiam, mereka fokus ke pikiran masing-masing

Harin dengan menyetirnya sedangkan Sooji dengan pikirannya kepada Eunseo

"Aku tau kau masih marah. Aku menyesal karna sudah melakukan itu..aku benar benar minta maaf"

Sooji melihat keluar jendela dan menghela nafas

"Mungkin itu sudah menjadi takdir, tidak apa Harin"

Harin menggenggam tangan Sooji

"Tapi kau tidak akan meninggalkanku kan Sooji?"

Sooji melihat kearah Harin lalu dia tersenyum

"Aku sudah berjanji, aku tidak akan pernah meninggalkan mu sampai kapanpun"

Mendengar itu Harin menjadi lega, lalu dia mencium tangan Sooji selagi dia menyetir

Tapi entah kenapa Sooji merasa khawatir, dia berpikir bagaimana kalau ibu Eunseo tau tentang siapa pembunuh anak nya

"Hei apa kita akan aman? Sejak kejadian itu jujur aku..sangat takut"

Ucap Wooyi kepada Dayeon yang sedang memainkan ponselnya

"Wooyi kau percayakan saja kepada Harin. Lagipula kita sudah menghilangkan jejak, dan disamping itu kejadian nya juga sudah lama"

Tapi Wooyi tetap saja merasa takut. Meksipun yang membunuh Eunseo bukan dirinya tapi dia ikut dalam kejadian pembakaran itu

"Aku tidak mau di penjaraaaa"

Dengan cepat Dayeon menutup mulut temannya

"Pabo ya! Kalau ada yang mendengar bagaimana?!"

Gadis itu menghembuskan napasnya kasar

"Kenapa kau tiba tiba memikirkan hal itu? Harin bilang kita akan aman. Kau jangan memikirkan hal yang tidak penting"
"Dayeon aku melihat berita di Tv, para polisi sedang mencari pelaku pembakaran dari korban bernama Eunseo. Bagaimana bisa aku tidak panik??"

Dayeon terdiam, wajahnya tiba tiba berubah menjadi takut

"Be benarkah?"

Wooyi mengangguk, dia menggigit jari kukunya

"Shit! Bagaimana bisa??"
"Ada apa? Kenapa kau terlihat panik sayang?"

Tanya nyonya Baek kepada suaminya

"Polisi, meraka sadang mencari pelaku dari pembunuhan gadis itu"
"Tapi bukankah kau sudah membereskan masalah itu? Lalu bagaimana bisa mereka tetap menyelidiki kasus nya?"
"Aku juga tidak tau sayang. Ini sangat buruk bagi Harin sekarang"

Nyonya Baek menjadi panik, dia tidak mau anak semata wayangnya di tangkap oleh polisi

"Lakukan sesuatu!"
"Tenang lah, aku akan berusaha menutupi kasus ini"
"Aku tidak mau Harin ditangkap polisi.."

Wanita itu sudah meneteskan air matanya

"Sssstt, Tidak ada yang di tangkap anak kita akan baik baik saja"

Tuan Baek memeluk istrinya, dia juga sama panik nya tapi dia tidak mau memperlihatkan itu

Dia harus memikirkan cara bagaimana untuk bisa Harin terbebas dari tersangka polisi

"Terimakasih Harin"

Ucap Sooji setelah mereka sampai di rumah nya

"Sama sama"

Harin mengusap pipi Sooji lalu mencium nya

"Jangan terlalu memikirkan masalah itu nae"

Gadis itu mengangguk dan memeluk Harin

"Sejujurnya aku takut"
"Wae?"
"Kau di tangkap polisi dan.."
"Hei jangan bicara seperti itu. Aku akan baik baik saja"

Mereka berdua saling menatap, Harin bisa melihat Sooji menatap nya dengan tatapan khawatir

"Kau percaya padaku kan Sooji?"
"Aku percaya bahwa kau baik baik saja. Kau adalah seorang Baek Harin aku yakin polisi tidak akan bisa menangkap mu"

Harin terkekeh dan mencubit pipi Sooji

"Kau sudah tau lalu kenapa masih khawatir?"
"Memangnya salah aku khawatir kepada pacar ku sendiri"
"Tidak salah , aku malah senang. Karna kau perduli padaku"
"Yaa, Sejak kapan aku tidak perduli?"
"Hanya bercanda"

Sooji menunjukkan wajah kesalnya

"Aigoo sangat lucu"
"Aishh hentikan itu, cepat pulang lah"
"Sangat tidak ramah bintang 1"
"Hariiinnn"

Harin tertawa karna berhasil menggoda kekasihnya

Setidaknya dengan begitu Sooji tidak memikirkan tentang masalah yang menimpanya

"Baiklah aku pulang dulu ya, kau istirahat"
"Iya. Hati hati dijalan"

Setelah mencium bibir Sooji Harin pun pergi. Sooji tersenyum sambil melambaikan tangannya

"Sooji"

Sooji melihat kearah Appa nya

"Appa ingin membicarakan sesuatu dengan mu"
"Ah Nae Appa, aku akan berganti baju lebih dulu"

Sooji POV
Entah kenapa perasaan ku tidak enak. Kini aku duduk di sofa bersama Appa

"Appa wae?"
"Appa mendapatkan informasi bahwa ada pembunuhan di sebuah gudang dekat sekolahan mu. Apa kau tau tentang itu?"
"Nae aku sudah tau"
"Polisi sudah menyelidiki nya dan mereka berencana untuk pergi ke sekolahan mu untuk mencari sesuatu disana"

Sudah kuduga.. masalah ini tentu nya tidak akan menghilang begitu saja

"Nak jika kau tau sesuatu beritahu Appa nae? Itu akan membantu polisi untuk bisa menangkap siapa pelakunya. Tentu saja kita tidak akan membiarkan pembunuhan itu berkeliaran bukan?"

Appa jika kau tau siapa pelakunya apakau akan marah padaku??

"Arraseo.."
"Baiklah kau bisa masuk ke kamar mu sekarang"

Aku pergi ke kamar ku dengan perasaan campur aduk
Sooji POV end

Pyramid Game (Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang