022

506 60 15
                                    

Suara deringan ponsel membuat Harin terbangun dari tidurnya, ketika melihat nama si pemilik nomor itu dengan cepat Harin pergi ke balkon kamarnya

Telpon
.......

"Aku ada di rumah, wae?"

.......

"Dia masih tidur"

......

"Arraseo"
Telpon end

Harin menghela napasnya, entah kenapa kepalanya terasa pusing pagi ini

"Chagiyaa"

Harin sedikit tersentak saat Sooji memeluk nya dari belakang

"Aigoo Mian kau jadi terbangun"
"Sedang apa disini?"
"Hanya menikmati udara pagi saja"

Harin berbalik menghadap Sooji, dia terkekeh melihat istrinya itu masih mengantuk

"Ayo kembali ke kamar"

Harin dan Sooji masuk kedalam, Harin memutuskan untuk tidur menemani Sooji tidur lagi karna ini masih pagi sekali

Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang. Harin pamit untuk pergi karna ada urusan dengan teman temannya

Pertama nya Sooji tidak mengijinkan Harin untuk pergi tapi dengan segala bujukan Harin akhirnya Sooji mengalah

"Jangan lama.."
"Aku tidak akan lama, pulang nanti mau di bawakan apa?"
"Aku tidak mau apa apa, aku hanya ingin kau segera pulang kerumah"
"Arraseo"

Setelah mencium kening Sooji Harin pun pergi dari rumah

Tetapi tanpa Sooji ketahui Harin tidak kerumah teman nya melainkan menjemput seorang wanita yang sudah menunggunya di taman umum

"Maafkan aku sudah membuatmu menunggu lama"
"Tidak apa"

Narin terseyum dia masuk ke dalam mobil Harin

"Eomma apa Harin mempunyai seorang mantan?"
"Setau eomma Harin hanya mempunyaimu sebagai pacarnya di masa sekolah"
"Itu berarti aku adalah cinta pertama nya?"
"Tepat sekali"
"Tapi rasanya sulit di percaya, karna Harin cukup populer di sekolah Sooji yakin banyak gadis atau laki laki yang suka padanya"
"Kalau soal itu Eomma tau, tapi siapa sangka seorang Harin hanya setia pada satu wanita dan itu adalah kau"

Sooji tersipu malu, dia merasa beruntung menjadi seseorang yang Harin cintai

"Harin sangat mencintaimu sayang. Maka percayalah padanya dia tidak mungkin selingkuh darimu"
"Nae eomma, aku selalu percaya kepada nya karna aku yakin Harin tidak mungkin melakukan hal sejahat itu padaku"

Nyonya Baek mengusap kepala menantunya lalu mereka kembali merajut syal bersama

"Doah kau yakin ingin makan disini?"
"Nae, kenapa?"
"Hanya bertanya, kupikir kau tidak menyukai makanan di pinggir jalan"
"Dulu eomma selalu membawaku makan ke pinggir jalan jadi aku sudah terbiasa"
"Arraseo"

Dayeon dan Doah masuk ke kedai makan itu

Lalu mereka duduk bersama sambil melihat menu makanannya

"Terlihat enak enak"
"Kau mau pesan apa?"

Doah menunjuk makanan yang ingin dia makan dan juga minumannya

"Baiklah aku akan memesan nya tunggu nae"

Ketika sedang menunggu Doah melihat kesekeliling

Namun matanya terkunci kepada dua sejoli yang tengah makan bersama

"Harin.."

Doah terkejut karna melihat Harin berada di tempat ini, tapi bukan masalah tempatnya melainkan Harin makan bersama wanita lain

"Siapa itu? Itu bukan Sooji"
"Nah Doah makanannya sudah dataang"

Dayeon menyeringit karna Doah tidak menjawabnya

"Doah Kenapa?"
"Itu, Harin dia--"

Dayeon melihat tunjukkan Doah, seketika Dayeon sama terkejutnya seperti Doah melihat Harin bersama wanita lain

"Harin ke kenapa dia bersama wanita lain?? Dimana Sooji"
"Aku juga tidak tau kenapa dia bisa bersama wanita itu"
"Ini tidak bisa dibiarkan!"

Dayeon mendekati meja Harin

"Harin!"
"Dayeon??"
"Kau, beraninya kau berselingkuh!"
"Apa?"
"Siapa dia?!"
"Dia--"

Belum sempat Harin berbicara Dayeon sudah menarik kerja bajunya

"Dasar brengsek, kau beraninya bermain api Harin. Kau bilang kau mencintai Sooji"

Harin melepaskan tangan Dayeon dari kerahnya

"Jika kau tidak tau apa apa sebaiknya diam"
"Apa maksudmu!? Kau sudah jelas jelas selingkuh Harin!"

BUG!

Dayeon menghajar wajah Harin, melihat itu dengan cepat Doah menghentikan aksi kekasihnya sedangkan Narin dia membantu Harin untuk berdiri

"Shit! Beraninya kau!!"
"Harin sudah"

Karna mereka jadi bahan tontonan wanita itu menarik Harin keluar dari tempat itu

"Yaaa! Baek Hariiin"
"Dayeon stop. Kau membuat keonaran di tempat ini!"

Kesal Doah dan itu membuat Dayeon terdiam

"Sialan Dayeon, dia beraninya memukulku seperti ini awas saja tidak akan ku maafkan"

Ucap Harin yang marah kepada Dayeon

"Berhenti di sana Harin"
"Kenapa? Kau mau membeli sesuatu?"

Narin mengangguk dan dia pun berhenti di toko obat

"Sebentar"

Harin hanya menghembuskan napas nya dan bersandar di jok mobil

Tidak lama Narin sudah kembali dengan obat di tangannya

"Akh! AW"

Ringis Harin seketika Narin mengoleskan obat luka ke sudut bibir nya

"Tahan ya"

Narin dengan telaten mengobati luka milik Harin. Setelah selesai dia menempelkan plester berukuran kecil disana

"Sudah"
"Terimakasih"

Narin mengangguk dan tersenyum. Melihat itu entah kenapa membuat Harin salting

"Aku antar kau pulang"
"Tidak apa Harin, aku bisa naik taksi jangan membuat istri mu menunggu lama"

Wanita itu memberikan sisa plester nya kepada Harin dan dia pun keluar dari mobil

Harin tidak mengatakan apapun, dia hanya melihat kepergian Narin

Pyramid Game (Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang