Anton meninggalkan kampus. Melajukan motornya dengan ahli. Langit mulai menggelap, dia memang pulang hampir malam karena adanya rapat untuk kegiatan kampus.
Di perjalanan tiba-tiba hujan turun. Anton memilih tidak menepi, sebentar lagi akan sampai rumahnya.
Melati tengah duduk di sofa, menonton televisi setelah membereskan tugasnya yaitu memasak untuk makan malamnya dan Anton.
Melati menoleh ke jendela, suara hujan mulai menyapa. "Apa Anton pulangnya masih lama?" Melati meraih ponsel yang dibelikan Anton untuknya.
Dia menatap pesannya yang masih belum Anton balas.
"Mungkin masih sibuk.." Melati menyimpan lagi ponsel itu di sofa sampingnya.
Melati menatap rumah yang berbulan-bulan dia tempati itu. Senyum tipis mengembang. Semoga saja kenangan indah terus terukir selama mereka masih di sini.
Deru motor di depan rumah membuat Melati beranjak untuk memastikan, dari suara motornya itu seperti Anton.
Melati mengintip di jendela lalu bergegas membuka pintu saat yakin itu memang Anton.
"Kamu hujan-hujanan?" Melati menyambut.
Anton turun dari motor seraya melepas helm. Semua pakaiannya basah.
"Bentar, bawa handuk." Melati kembali masuk ke dalam rumah.
Anton pun sibuk melepas pakaian sampai hanya bersisa boxer saja.
"Ini," Melati membelitkan handuk ke bahu Anton dengan kaki berjinjit.
Refleks Anton menahan pinggang bumil itu sampai berdiri normal lagi.
"Ck! Gue bisa sendiri!" ketusnya walau tidak seketus dulu.
"Ayo masuk, nanti masuk angin. Jangan lama di luar," Melati begitu perhantian. Anton hanya diam menatap.
Anton pun merangkul tubuh hangat Melati lalu mengajaknya masuk ke dalam rumah. Di luar memang dingin. Padahal Anton tak lama di guyur tapi basah kuyup.
"Itu, pakaian basahnya aku ambil dulu kamu masuk duluan," Melati melepaskan rangkulan Anton. "Mandi kalau bisa biar ga flu," lanjutnya.
"Ck! Iya bawel!" Anton masuk ke dalam menuju kamar mandi berada.
Melati tersenyum menatap kepergiannya lalu segera ke depan rumah untuk menyimpannya di jemuran.
***
"Susu hangat, tapi sedikit dulu takutnya masih panas.." Melati mengangsurkannya. "Ga langsung makan? Masih anget," lalu ikut duduk di samping Anton.
Anton menyesapnya sedikit. "Sshh Hh.." erangnya nikmat. Tubuhnya jadi ikut menghangat.
"Gue makan abis ini." jawab Anton lalu kembali menyesap minumannya dengan perlahan dan dinikmati.
Melati hanya diam menatap Anton yang terlihat lebih bersahabat. Melati jadi senang.
"Kalau mau, lo bisa cium," sindir Anton.
Melati mengulum senyum geli. "Boleh?" tanyanya memastikan.
"Kalau mau, makan gue juga lo bisa, gue pasrah," jawabnya lalu kembali menyesap susu hangat itu.
Melati tersipu samar. Dia memilih menatap televisi.
"Kenapa diem?" Anton mencolek pinggang Melati sampai tersentak kegelian.
"Aku ga tahu harus respon apa," jawabnya.
"Ya lo cium!" balasnya agak jengkel. Sudah tahu itu kode, kenapa tidak agresif sih!