Kembali

326 29 25
                                    

Rio terduduk di salah satu kursi bewarna hitam, ukurannya besar, lembut, dan nyaman. Tapi suasana di tempat ini sama sekali tak bisa disebut sebagai tempat yang nyaman. Kalau bisa dan diizinkan, ia sudah kabur sejak tadi. Rio duduk bersama belasan orang yang disebut sebagai 'saksi,' mereka semua termasuk dirinya diminta banyak keterangan sejak seminggu lalu.

Ia menjawab jujur, tak pandai berkilah lidah. Pengakuannya disimak baik-baik oleh tim ahli dan banyak orang yang mempunyai kepentingan dalam kasus ini. Mereka membawa kasus kematian Helma ke pengadilan, setelah sekian lama akhirnya menempuh jalur hukum. Awalnya Rio takut, bagaimana jika persidangan itu adalah cara licik untuk menarik namanya lagi, seperti yang dilakukan Ken dahulu.

Biasanya orang-orang kaya, orang hebat di dunia ini bisa melakukan apa saja untuk menyudutkan mereka yang lemah. Jika kali ini semua bukti mengarah padanya, maka nasibnya tak jauh beda dengan Eric dan Ivana. Tapi, kali ini Tuhan menaruh iba padanya, barangkali penderitaan Rio sudah cukup, di persidangan itu ia duduk sebagai saksi bukan tersangka.

Tidak hanya Rio yang selalu datang, ada Jericho dan Ken juga. Dua pria dewasa itu duduk sebagai penggugat, tentu, mereka adalah pihak yang ditinggalkan. Di saat seperti ini, Rio kembali menyadari perbedaan dunia antara dirinya dan Ken. Pria tegas dan dingin itu benar-benar tak tersentuh. Setelah kematian Ivana, sikap pria itu kembali kejam seperti saat pertama kali bertemu.

Tatapan Ken memang tak pernah lunak, tak pernah senyum, tak pernah menganggap ada hal lucu di dunia ini yang membuatnya bahagia. Seperti urat di wajahnya hanya diatur untuk berekspresi ketus dan datar. Ken tak banyak mengatur dan cerewet lagi, pria itu asing, jarang berbicara, dan jarang pulang ke rumah.

Dahulu Kan selalu menyentuhnya setiap malam, entah kasar atau lembut, sesuka hati pria itu. Tapi sejak berita kematian Ivana terdengar, semuanya berubah. Ken tak pernah mendatangi kamar mereka lagi. Mereka hidup dalam bangunan yang sama, atap yang sama, tapi seperti hidup di benua berbeda. Berhari-hari Rio terjebak dalam dilematis sendiri, banyak praduga yang menganggu pikirannya.

Lalu hari ini, Ken membuat hatinya terluka lagi. Tak ada sapa atau tatapan yang dilontarkannya kepada Rio, sampai menjelang pulang, pria itu pergi lebih dulu. Meninggalkan Rio sendirian, tak memikirkan bagaimana nasib pemuda itu untuk pulang ke rumah. Gedung kejaksaan terletak di pusat kota, sedang menuju rumah memerlukan waktu satu jam lebih. Sangat menyulitkan bagi orang awam seperti Rio.

Untung saja Jericho masih setia duduk di kursinya sampai persidangan selesai. Pria yang keliatannya pongah, sebelas dua belas dengan Ken itu justru mendekati Rio saat mereka sudah meninggalkan aula persidangan. Jeri menawarinya makan siang.

"Ken pergi duluan, katanya ada urusan. Dia menitipkan kamu ke saya," ujarnya. Pria itu berekspresi tenang sembari menunggu respon dari Rio.

Rio itu naif dan mudah percaya dengan orang lain meksipun orang baru. Celah pada dirinya yang mudah dibohongi dan dimanfaatkan. Kali ini ia menaruh kepercayaan lagi pada orang baru, yang meskipun Jericho tak sepenuhnya baru dalam hidupnya, tapi selama ini mereka tak pernah berkomunikasi dengan baik. Undangan makan siang itu Rio terima dan setelahnya Jeri mengantarkannya kembali ke rumah.

Pemandangan rumah masih sama, tetap sunyi, seolah tak ada kehidupan. Para pekerja tetap mengerjakan pekerjaan mereka, ada yang di dapur, di taman, dan di manapun di penjuru rumah ini. Mereka melayani seseorang tuan rumah yang jarang menginjakkan kaki di rumah. Rio sering mendengar desas-desus jika tuan rumah mereka kembali seperti dahulu.

Ken yang dinding, tak tersentuh, tak peduli dengan orang sekitarnya. Kata mereka, "berarti perubahan tuan Ken cuma untuk menjebak Rio? Kasihan sekali ya, padahal Rio baik, tak bersalah juga. Kenapa dibawa sejauh ini?"

"Katanya kalau untuk balas dendam, kita bisa melakukan apa pun."

"Benar, semoga urusannya cepat selesai."

THE EXECUTION | TAEKOOK - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang