Rio mempunyai teori bahwa manusia memiliki kelebihan untuk mengatur hidup mereka sendiri. Manusia mempunyai kemampuan untuk menarik energi positif di alam semesta ini dengan pikiran mereka. Dulu Rio juga percaya kalau manusia selalu bisa mencapai impian-impian mereka. Jadi dirinya mulai tertarik menuliskan impian di dalam buku diary yang beberapa Minggu lalu menjadi bahan olokan oleh Ken.
Sesuatu yang menjadi impian bagi Rio itu sudah lebih dulu didapatkan oleh Ken, atau bahkan pria itu tak menganggapnya sebagai impian. Orang kaya seperti Ken jelas tak menganggap membeli mobil di umur dua puluh lima sebagai sebuah impian. Garis kehidupan mereka berbeda dan sangat kontras. Sesuatu yang bagi Rio hal luar biasa ternyata hanya bagian kecil yang tak seberapa bagi Ken.
Sekarang Rio meletakkan hidupnya dalam kendali Ken. Ia menurut jika disuruh bekerja, diajak makan, atau berpesta. Semua keinginan Ken selalu ia penuhi meskipun pada awalnya mereka beradu mulut. Hari ini Rio mendapat libur, ia sudah bekerja selama satu bulan. Tapi Ken belum pernah memberikan gaji sepersen pun, sampai membuat Rio berpikiran buruk.
Ponsel miliknya yang beberapa hari lalu dihancurkan Ken pun belum diganti. Sebenarnya Rio tak berharap diganti, tapi di lain sisi dirinya juga tak punya uang untuk membeli. Sudah seminggu Rio menjalani hari-hari tanpa ponsel, ia hanya bekerja sambil mengisi waktu dengan membaca buku. Ia bisa menyelesaikan dua buku dalam sehari.
Ken membelikannya banyak sekali buku, pria itu memang aneh dan implusif. Ken juga masih sering mengajak Rio makan di restoran mahal dan membelikan beberapa potong pakaian bermerek. Tapi Rio tak memerlukan ini sebenarnya, kalau bisa memilih ia sudah meminta Ken membelikannya ponsel saja.
Rio menghela napas berat, ia mulai memijat keningnya pelan. Hari ini ia sudah menyelesaikan tiga buku, rasanya Rio sudah kepalang jenuh dan bosan. Tapi tak ada kegiatan lain yang berguna, hanya tidur, makan, mandi, dan menonton televisi. Rio juga mulai mengeluhkan berat badannya yang semakin naik. Ia menyadari perubahan fisiknya, tapi tak seorangpun staf divisi periklanan yang protes. Tubuh Rio lebih berisi dibandingkan standar model kebanyakan.
Keheningan Rio terpecahkan bersamaan dengan bunyi knop pintu yang terbuka. Itu Ken, pria itu sudah pulang. Rio melirik ke arah jam dinding, masih pukul empat sore, biasanya Ken kalau pulang lebih cepat seperti ini akan berpergian malam harinya. Rio menyimpulkan sendiri, ia mulai hapal kebiasaan pria itu.
Derap langkah Ken semakin mendekati Rio yang sedang mendudukkan dirinya di sofa kamar. Pria itu tampak membawa sebuah bag sedang dengan logo dari merk Apple. Bag itu langsung dilemparkan ke bagian sofa yang kosong di sebelah Rio. "Ponsel baru untukmu," katanya datar. Tanpa menunggu respon dari Rio pria itu langsung pergi ke kamar mandi.
Satu lagi kebiasaan Ken, pria itu sangat menjaga kebersihan. Setiap pulang dari luar tujuan utamanya adalah kamar mandi, bahkan setiap mereka melakukan seks, Ken selalu mandi. Benar-benar pria kaya dan sehat, ah Rio semakin malu untuk membandingkan hidupnya dengan Ken.
Rio mulai meraih benda yang dibawa oleh Ken tadi. Ia sudah tau isinya jelas sebuah ponsel, dan Rio semangat untuk itu. Tak perlu jual mahal atau sok menolak, sebab ia memang menunggu-nunggu ponsel baru. Ia tak terkejut lagi saat melihat tipe ponsel barunya. Keluaran terbaru, tampak mewah dan berkilau. Seri ini jauh lebih keren ketimbang ponsel bututnya dulu.
Ponsel tadi Rio hidupkan, sembari menunggu ia mulai memahami deskripsi pada box yang membungkus ponsel tadi. "Wah sudah selesai," ujarnya langsung memeriksa ponsel yang sudah menyala itu. Kedua mata bulatnya membesar saat melihat wallpaper yang ditampilkan, ada wajah Ken di sana. "Hah! Kapan dia melakukan ini?"
Ia semakin curiga, benda ini sudah jelas dibuka dan diutak-atik oleh Ken terlebih dahulu. Dugaannya semakin kuat saat memeriksa bagian kontak, di sana sudah ada beberapa kontak nama, diantaranya Ken, ayahnya, serta beberapa karyawan yang terlibat aktif dengan pekerjaan Rio. "Kalau seperti ini mana ada privasinya," keluhnya. Ntah cara apa yang dilakukan Ken, yang jelas pria itu bisa mengakses semua isi dari ponsel baru Rio.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EXECUTION | TAEKOOK - COMPLETED
Hayran KurguRio tak menyangka bahwa dirinya menjadi tersangka utama dari kematian sahabatnya. Gadis bernama Helma itu membunuh dirinya sendiri akibat kekacauan besar yang mereka sebut sebagai 'kesalahan Rio'. Keadaan yang kemudian membawa hidup Rio pada banyak...