📍Chapter 2

15.1K 1K 29
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak votements nya guys^^

.

.

Lingkungan Sirius Internasional school dihebohkan dengan kedatangan mobil Maserati Grand Cabrio V8 berwarna hitam dengan atap yang tertutup milik Daraya.

Pasalnya Sirius Internasional school itu yayasan pendidikan yang dimana TK, SD, SMP dan SMAnya masih satu lingkungan hanya saja beda gedung berbeda dengan Sirius University yang emang beda kompleks.

Dan saat ini dimana jam pulang TK dan SD merupakan jam istirahat bagi SMP dan SMA-nya. Jadi ga heran kalo pada heboh sama kedatangan mobil mahal itu karena parkirannya masih di dalam lingkungan sekolah serta tempatnya berada dekat dengan kantin bersama.

Dan saat Daraya keluar dari mobil dengan setelan semi formalnya yang seba hitam dan di lengkapi oleh belt hitam yang melingkari dada bidangnya, disitu lah para orang tua murid dan siswa/i yang menonton kembali dihebohkan dengan visualisasi Daraya.

Buset cok daddyable

Cakep gile anjir

Crazy rich daddy ugh

Om butuh istri ga om

Daddyyyhhh

Cok harim gua...

Om butuh sugar baby ga

Mas butuh istri kedua ga

Mas saya siap walau jadi simpenan juga

Dll

Daraya sebenarnya mendengar ocehan itu tetapi tidak ia hiraukan. Prioritasnya saat ini adalah mencari kedua anaknya.

Daraya berjalan ke arah gedung anak SD sambil melihat kesana kemari dan menemukan kedua anaknya sedang menangis sambil mencoba untuk mengobati seorang siswa SMA yang terluka dan siswi SMA yang panik dengan keadaan temannya dan juga karena si kembar yang tidak bisa berhenti menangis.

"Baby..." Daraya berjalan mendekat dan memanggil kedua anaknya dengan suara seraknya yang berat.

Deg!

'Anjir ko mukanya juga mirip anak gua... Bedanya yang rambut pale blonde mirip anak cewek gua... Eh tapi kan sekarang mereka juga anak gua, ya.' Batin Daraya ketika ketiganya menoleh ke arahnya.

"D-daddy... Hiks..." Si kembar berlari memeluk kaki Daraya dan menenggelamkan wajah sembab keduanya di celana sang daddy.

Daraya berjongkok mensejajarkan tingginya dengan si kembar dan mengelus pipi kedua anaknya lembut.

"Kenapa nangis, hm?"

"Daddy hiks... M-mommy luka hiks..."

"M-mom beldalah kalna menyelamatkan kaka cantik dan kita dali bu gulu jahat hiks.. Hiks.."

"Hm? Mommy?" Daraya kini menatap kearah pemuda yang sedari tadi diam di temani teman perempuannya memperhatikan ketiganya baru saat itu lah dia menyadari kalau tangan dan pipi pria itu terluka bahkan kakinya pun sepertinya terkilir.

"Ah, terimakasih sudah membantu anakku. Tapi, bisa tolong kalian ceritakan kronologinya?"

Daraya menatap pemuda dan gadis itu sambil berbicara dengan sistem selama keduanya menjelaskan kejadiannya.

'Olga.'

[Ya, tuan?]

'Apa mereka Langit dan Cheryl?'

[Benar tuan.]

'Cheryl sangat cantik dan auranya cukup dominan, pantas saja dia dianggap sebagai antagonis wanita... Lihat lah rbf nya itu. Sementara Langit... Manis namun tetap tampan. Tipe gua banget.'

[Anda ingin menjadikan Langit sebagai pendamping anda tuan?]

'Hm... Bisakah?'

[Bisa tuan. Bahkan akan bagus jika tuan berhasil menghancurkan plotnya dan membebaskan antagonis dari jerat alur novel.]

'Aight.'

"... Jadi begitu tuan ceritanya."

"Ah, Sirius memiliki guru seperti itu? Sepertinya akan ada pembersihan dalam waktu dekat. Huh. Beraninya dia nyentuh anak gua. Apa gua habisin dia malem ini aja ya? Ck."

Gumaman Daraya ternyata dapat terdengar oleh pemuda itu dan refleks menampar wajah tampan Daraya.

Plak

"Eh?"

"Langit?"

"Eung? Mom kenapa tampal daddy?"

"Ah... Maaf refleks. Om lo tuh ga seharusnya main lenyapin orang seenaknya. Nanti masuk penjara tau rasa loh." Tutur pemuda itu kesal. Dia juga benci sama tuh guru yang macam lonte itu, tapi ya ga sampe di lenyapin juga elah.

'Menarik.' batin Daraya sambil terkekeh pelan.

"Ah ya, gapapa. Ngomong-ngomong saya Daraya Vasilyevich Kiseleva, daddynya twins. Kalian?"

"Cheryl Lombardy, dan ini sahabat saya, Langit Sabiru Fernandez. Sekali lagi, maaf untuk tamparan sahabat saya barusan. Ia terkadang memang suka bertindak lebih dulu sebelum berpikir."

"Ish ryl apaan sih kan gua ga sengaja... Reflek itu."

Daraya terkekeh pelan melihat Langit yang merajuk karena ucapan gadis Lombardy itu. "Ah ya, tak apa."

"Daddy... Ayo pulang kita obati mommy di lumah..."

"Ung, lev benal daddy. Ayo pulang... Kaka cantik juga halus ikut..."

"Okay, baby. Cheryl dan Langit, tak apa bukan jika kalian ikut bersama kami?"

"Eh gak usah om. Kaga apa-apa gua masih bisa dianter Cheryl- akh ryl apaan sih? Kenapa gua di sikut?"

"Mending kita ngikut aja ngit. Lumayan bisa bolos. Ga mood masuk kelas gua, males banget liat muka tuh orang. Paling juga nnti gua di fitnah lagi sama kembaran lo gegara tuh orang."

"Ah, iya juga sih."

"Yaudah om, kita jadi ikut ko. Maaf ya jadi repotin."

"Haha santai aja. Baby, kalian gapapa kan jalan sendiri? Biar Daddy gendong Langit, daddy lihat itu kakinya terkilir."

"It's ok daddy! Lev dan Les sudah besal bisa jalan sendili ko!"

"Lev benal dad! Bial daddy gendong mommy saja! Les dan lev bisa gandeng tangannya kaka cantik!"

"Eh, eh, gausah gapapa. Gua bisa jalan sendiri ko."

"No, mom! Bial saja mom digendong daddy!"

"Hum! Les benal! Lagipula kami gamau mom tambah sakit kalna jalan sendili."

"Wkwk, nurut aja napa sih ngit. Kaga usah sok malu-malu lah biasa malu-maluin juga."

"Brisik lo ryl!"

"Udah jangan malu. Kalau masih malu ngedusel saja di bahu saya. Oh juga jangan takut bolos nanti saya ijinin ke kepala sekolahnya. "

Tanpa persetujuan Langit, Daraya menggendong pemuda itu ala bridal style dan jalan ke arah parkiran bersama sikembar yang memegang tangan Cheryl sementara Langit menyembunyikan wajah memerahnya di pundak Daraya.

Tanpa menghiraukan berbagai pasang mata yang tertuju pada mereka dan bisikan-bisikan setan, si kembar dan sang daddy beserta calon mommy dan kaka cantik mereka, melenggang pergi dari area Sirius Internasional school.

Dan tanpa mereka sadari juga, ada beberapa pasangan mata yang menatapnya benci dan heran.

'Sial. Liat aja lo Langit, Cheryl, gua bakal rebut semua yang lo berdua milikin!'

'Itu bukannya Langit sama Cheryl? Tapi om itu siapa?'

.

.

.

Tbc

DARAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang