📍Chapter 17

4.8K 459 17
                                    

Setelah mengantarkan kepulangan kedua boss mafia itu, Daraya disibukkan oleh Vasha dan Ganya yang memintanya untuk membantu pindahan dibantu oleh Kenan dan Zero. Sementara si kembar sibuk bermain bersama Sava.

Kenapa ga sewa orang aja? Sebenernya bisa aja, cuma Daraya ga suka ada orang asing ga di undang dengan latar belakang ga jelas masuk ke rumahnya. Siapa yang tau kalau itu bukan mata-mata.

Walaupun mansionnya ga ada pekerja yang tinggal disana, tapi jangan salah. Keamanan mansionnya sangat ketat karena udah pake AI khusus buatan Kenan ada juga beberapa perangkap berbahaya rakitan Zero yang di pasang di sekitar tempat yang tak terduga dan ada beberapa robot penjaga buatan Daraya asli yang akan aktif saat mereka mendeteksi adanya penyusup atau bahaya.

Dan saat ini Daraya tengah memasak makan malam di bantu oleh anak semata wayang Fyodor, Ganya Evgenii Sergeyev.

'Olga.'

[Ya, tuan.]

'Udah berapa persen kemajuan misinya?'

[Baru 35% tuan. Kepercayaan Sava untuk anda baru 10% dan tingkat kesukaan adalah 40%.]

'Hm? Kenapa kesukaannya lebih tinggi?'

[Oh, itu sepertinya pengaruh anak anda tuan.]

'Oh...'

[Ada lagi yang bisa saya bantu, tuan?]

'Rigala?'

[Untuk saat ini persentase kematian anda di tangan Rigala sudah menurun 5% persen tuan.]

'Good. Oh, coba jelasin fitur toko itu.'

[Di sana terdapat banyak barang langka dan barang-barang yang sangat berguna. Anda juga dapat membeli skill jenis lain atau pun senjata. Mata uang yang di gunakan adalah poin.]

'Oh, oke. Nanti gua cek deh kalau inget.'

[Baik, tuan.]

Daraya pun melanjutkan acara memasaknya. Sampai semuanya selesai, barulah ia sadar ternyata Rigala benar-benar datang untuk numpang makan malam.

"Oh, kau benar-benar datang untuk makan malam. Brat." Daraya menatap Rigala yang tengah tersenyum sombong padanya.

"Tentu saja. Mana mungkin aku melewatkan makan malam gratis."

"Hiiih, dasar anak zaman sekarang."

"Hmph. Kau saja yang berpikiran seperti pak tua."

"Terserah lah."

"Paman Raya, paman sudah tua dan sudah punya 2 anak. Jangan bersikap seperti anak kecil yang tak mau mengalah dan suka merajuk. Jika daddy tau, daddy pasti akan menggoda paman seharian."

Daraya menatap pemuda yang sedang fokus memainkan game di smartphonenya itu dengan mencibir. Putra semata wayang dari Dimitri, Vasha Ivona Rostislav.

"Gandeng ah. Kumaha aku weh atuh."

"Paman, paman itu orang Rusia bukan orang Bandung."

"Ba? Cot."

"Daddy!"

Daraya menatap Lesta yang tengah memandangnya dengan garang namun malah terlihat sangat imut dimana yang lain.

"Iya, baby?"

"Tidak boleh belbicala kasal!"

Jleb.

"Les gak suka daddy bicala kasal. Soalnya kata ibu gulu tadi kalau bicala kasal nanti jadi jelek kaya kodok!"

Jleb. Jleb.

DARAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang