"Emh..!"
Sakit. Rasanya tubuhku sakit semua. Juga nyeri dan kaku, sulit untuk digerakkan. Entah berapa lama aku tidak sadarkan diri. Ya, aku sudah sadar dan aku tahu kini tengah terbaring sakit sebab perburuan waktu itu. Iblis sialan! Ini semua karena mereka.
Mengerjabkan mata mencoba beradaptasi dengan cahaya yang tiba tiba masuk. Rasanya sangat terang. Tidak lagi aku ketahui waktu saat ini. Jam berapakah sekarang? Masih pagi? Siang? Ataukah sudah malam?
Duke yang tertidur dengan posisi tertunduk sadar akan adanya suara dan pergerakan. Dia membuka paksa matanya yang terasa berat untuk memastikan praduganya. Dan benar. Dalam keadaan masih linglung, dia beranjak mendekat ke ranjang Irish.
"Lyn...k-kau sadar?" suaranya serak dan bergetar. Mata merah dan berkaca kaca. Duke memang baru saja bangun tidur. Dia berharap bangunnya Irish bukanlah bagian dari mimpinya.
"A..ayah?"
Bukan mimpi. Suara yang telah lama hilang terbungkam rapat itu, kini terdengar kembali. Dan kata pertama yang terucap adalah panggilan untuknya?
"Hm. Ini ayah nak. Apakah sangat sakit? Ingin ayah panggilkan tabib? Apa yang tidak nyaman? He-hei..ada apa?" bermacam pertanyaan Duke berikan. Namun terhenti saat melihat Irish yang berderai air mata. Seketika dia menjadi panik. Lebih panik saat Irish mencoba bangun. Dan tangan bergetarnya berusaha untuk terulur kearahnya.
"Ayah..hiks..!" aku mencoba bangkit. Namun sulit, kaku dan sakit.
"Ada apa?" dia mendekat dan membantu Irish.
Grep!!
Terkejut? Ya. Benar benar diluar dugaannya. Irish ingin menggapainya. Setelah tercapai, dia memeluk erat tubuhnya. Dia menangis dengan terus menyebut panggilannya. Bingung tentu saja. Namun, dia lebih memilih untuk menenangkan Irish terlebih dahulu. Balas memeluk dan mengusap lembut punggung sempit nan rapuh itu.
"Ayah...hiks..!"
"Ya. Ini ayah nak. Menangislah...!"
"Hiks... Huwaa...!"
Benar. Irish semakin keras menangis. Menumpahkan segala macam perasaannya. Duke juga merasakan hal serupa dari tangisan Irish itu. Perasannya kacau. Maniknya kembali berkaca kaca. Sesak, deru nafasnya tidak beraturan.
Cukup lama Irish menangis dengan Duke yang senantiasa memeluk dan mengelus punggungnya. Saling berbagi perasaan dan mencari ketenangan.
"Ayah..!" dengan wajah masih berderai air mata, aku melepas pelukan dan menatap Duke.
"Hm?"
"Aku...pulang..!" setelahnya kembali memeluk Duke. Membenamkan wajah didadanya.
Meski bingung, Duke tetap membalas pelukan Irish. "Ya. Selamat kembali."
* * *
Setelah situasi yang bagi Duke 'membingungkan' berlalu, kini dia tengah menemani Irish yang entah mengapa tak ingin dia tinggalkan. Sebelumnya, Duke telah memanggil tabib ditengah malam buta. Tentu mereka harus datang apapun dan kapanpun itu.
Irish diperiksa. Hasilnya, dia harus beristirahat total satu bulan penuh. Juga terapi untuk tubuhnya yang kaku karena tertidur lama yakni satu bulan lebih. Selain itu, dia tidak boleh menggunakan sihir sebelum benar benar pulih. Jika memaksa, inti sihir Irish akan pecah dan rusak. Dia tidak bisa lagi menggunakan sihir untuk seterusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Part Of Mine
FantasyOrrin Nara gadis berusia 18 tahun. Merasa hidupnya tidak beruntung. Ditinggalkan Ibu dan kakak laki laki satu satunya, membuat dia harus tinggal bersama ayahnya yang seorang penjudi, pemabuk dan sering melakukan kekerasan. Luka fisik dan mental tak...