7

7 1 0
                                    

💍 HAPPY READING 💍

"pak" saat ini Kiara dan Zidan berada di depan rumah sembari melihat proses membangun tenda untuk pernikahannya besok.

"kamu bisa stop panggil saya pak?" ucap Zidan lalu menyeruput teh yang Kiara buat tadi.

"emang lapo seh, ada yang salah? kan bapak, guru aku nang sekolah. tadi juga aku di ketawain karo kak Sasa" Kiara memanyunkan bibirnya, Zidan yang tadinya hanya menatap depan itu menoleh.

"kita sudah menikah, dan status kita suami-istri bukan guru-murid. jadi selagi kita tidak di sekolah kamu pakai panggilan selain bapak"

"ya apa dong? kasih solusi kek. kan aku bingung kate nyeluk opo, mas? Abang? paksu? suamiku?"

"panggilan pertama itu bagus" kiara mengingat apa yang ia ucapkan tadi, begitulah Kiara, hanya dalam sekejap ia bisa melupakan semuanya.

"emang seng pertama apa?" Zidan mendengus kesal tetapi tetap menjawab pertanyaan gadis itu "mas" mulut Kiara terbuka membentuk huruf 'o'

"mas Zidan"

"mas Zidan"

"mas Zidan" tak dapat di pungkiri, ia sangat senang bila Kiara memanggil dirinya dengan sebutan itu.

"cie salting, kalau sayang aja gimana?" Kiara mencolek dagu Zidan dan mengedipkan satu matanya

tak kuat dengan godaan Kiara, Zidan bangkit dari duduknya dan masuk ke dalam rumah yang membuat Kiara tertawa melihat salah tingkah lelaki itu "ngetawain apa sih" ucap gisya yang langsung duduk di sebelahnya

Kiara pun memelankan suaranya dan menatap gisya yang sedang menggendong bayi sekitar umur 3 bulan.

"mas Zidan tuh saltingan" Kiara mengusap air matanya yang keluar karena tertawa terlalu berlebihan.

"namanya Nabil ya mbak?" tanya Kiara yang diangguki oleh gisya, Kiara terus menatap bayi yang ada di pangkuan gisya yang membuat ibu dari anak itu menoleh.

"kamu mau Gendong?"

"eh? emang boleh mbak?" gisya mengangguk "tapi Kiara ga bisa gendong bayi" gisya tersenyum dan memindahkan tubuh nabil ke pangkuan Kiara "itung-itung belajar" gisya tersenyum.

💍💍💍

"ibuuu" Kiara berlari ke arah Erna dan memeluk perempuan itu dengan erat.

"aku kangen ibu" ucapnya, "alay kon" ucap kela yang melihat tingkah adiknya.

Kiara menjauhkan tubuhnya dari Erna dan menatap tajam kela "iri bilang bos!"

"udah ah, gausah berantem" lerai Erna lalu meninggalkan kedua anaknya untuk menghampiri vera.

"gak kangen aku a kon" kela menatap kiara dari bawah hingga atas dengan sini, lalu ia berdecih "ogah banget aku kangen kon" setelah itu ia meninggalkan Kiara dan menyusul ayahnya.

Kiara tersenyum tipis, ia sangat merindukan momen ini. dimana selalu adu mulut dengan orang tuanya, kakaknya.

andai saja ia tak menerima perjodohan ini, mungkin ia masih bisa merasakan ini semua.

lalu Kiara berjalan keluar rumah dan langkahnya terhenti saat berada di pintu utama. matanya tertuju pada lelaki yang tertawa ria dengan seorang perempuan asing.

ada rasa nyeri di dadanya saat melihat suaminya lebih bahagia dengan perempuan lain.

"dia sheya, mantannya Zidan" suara itu membuat Kiara menoleh ke samping dan mendapati Sasa yang melihat ke arah Zidan dengan tangan yang bersedekap di depan dada.

CINTA MAS GURU [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang