16

3 1 0
                                    

💍HAPPY READING💍

seperti biasa, Kiara datang ke rumah Zidan untuk belajar pribadi padanya. sudah beberapa hari belakangan ini, selama ia datang ke rumah Zidan, hal pertama yang ia minta adalah pelukan pada lelaki itu.

Zidan pun tak menolak, mungkin saja ini bisa menjadi salah satu cara agar ia bisa dekat kembali dengan perempuan itu.

hari ini Kiara juga merasa sangat senang, karena ia bisa menyelesaikan ujian hingga hari terakhir tanpa membolos ataupun telat sedikitpun.

Kiara memejamkan matanya, ia sangat suka parfum yang dipakai oleh lelaki itu. ntah kenapa ia tak ingin melepaskan pelukan ini.

"Kiara, kamu harus belajar"

"moh, aku bosen. aku pengen meluk bapak ae" hidung Kiara mendusel-dusel dada bidang Zidan yang tertutup kaos itu.

tiba-tiba suara deheman bisa membuat pelukan Kiara terlepas, mereka berdua melihat ke arah asal suara.

disana ada Erna dan Vera yang tersenyum aneh "kok ibu ada disini?"

"emang ga oleh? ga mau waktu berdua e kita ganggu?" ucap ibu dengan melipat tangannya di depan dada dan dibalas kekehan oleh erna.

"kalau mau berduaan, di kamar aja sayang. pasti ga bakalan ada yang ganggu " goda erna

tolong bawa dirinya pergi dari sini, karena tak ingin semua orang melihat pipinya yang sudah seperti kepiting rebus itu. ia mendekati Zidan lagi dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Zidan

"udah ma, Kiara nanti tambah malu" ucap Zidan yang mengelus rambut kiara.

"yaudah deh, kita ga ganggu lagi." lalu Erna dan Vera masuk ke dalam rumah meninggalkan mereka yang berada di taman belakang rumah.

💍💍💍

"paket" suara dari luar yang membuat Kiara berlari untuk membuka pagar.

"makasih ya mas" Kiara tersenyum dan menerima paket itu.

dan ternyata, setelah ia buka itu adalah surat cerai dirinya dan zidan. ntah kenapa air matanya menetes begitu saja, ia merasa surat ini sangat cepat datangnya karena ia menerima paket ini disaat dua Minggu sesudah ujian.

Kiara menarik nafasnya dan menghembuskannya secara kasar, ia membawa surat itu masuk dan ia mendaratkan pantatnya di sofa ruang keluarga

"kamu belanja lagi?" tanya Vera yang tiba-tiba datang dengan membawa dua cangkir teh.

Kiara tak menjawab, ia terus menatap kertas itu yang membuat Vera kepo. ia mengintip sedikit kertas yang di pegang oleh anaknya "kamu temenan kate pisah karo Zidan? kamu wes yakin Karo perasaan mu dewe?" kini Vera ikut duduk di sebelah kiara.

Kiara mendongak dan menatap Vera dengan mata yang berlinang air mata "aku ga mau bu, tapi aku wes ga sanggup karo kelakuan e dia" satu bulir air mata lolos keluar dari matanya.

Vera berusaha tersenyum agar anaknya itu bisa kuat, ia mengelus lembut rambutnya anaknya itu "apapun keputusan mu, ibu bakalan dukung anak ibu" Kiara tersenyum tipis, ia menghapus air matanya dan bangkit dari sofa untuk mengambil bolpoint.

dengan tangan yang gemeteran, Kiara menanda tangani surat itu. dan ia bisa bernafas lega saat tanda tangannya sudah tergambar di kertas itu.

"Kiara, pengen ngasih iki sekarang" ucapnya, yang diangguki oleh Vera.

Kiara berjalan menuju kamarnya untuk berganti baju, ia menatap pantulan dirinya di kaca saat baju yang ia pilih melekat.

"kok aku rada buncit ya" Kiara memutar badannya ke kanan-kiri, memastikan apa yang ia rasakan itu tidak benar.

"halah ga ngurus, berarti aku iki bahagia" Kiara langsung mengambil tas yang ada di kursi rias lalu ia keluar dari rumah. tak lupa ia pamit pada Vera, hanya karena ibunya saja yang ada di rumah bersama dirinya.

Kiara memutuskan untuk naik mobil saja, sudah lama ia tak mengendarai mobil kesayangannya.

di sepanjang jalan, musik yang menemani diri kiara hitung-hitung untuk hiburannya.

tapi tiba-tiba tenggorokannya terasa kering, ia pun membelokkan mobilnya ke arah supermarket yang cukup besar.

saat ia turun dari mobil, matanya tak sengaja menyorot seseorang yang ia kenali, Kiara perlahan mendekat dan bersembunyi di balik tembok.

"rencana kamu gimana sayang?" tanya lelaki yang mungkin sudah berumur dua puluhan.

perempuan yang ada di hadapan lelaki itu tersenyum "berhasil, tinggal selangkah lagi aku bakalan dapetin harta dia dan aku bikin dia mati di tangan aku"

Kiara membekap mulutnya tak percaya, ternyata ini adalah rencana licik yang dibuat oleh perempuan itu.

"tapi kamu ga cinta lagi sama dia kan?" perempuan itu memeluk lelaki itu "ya enggak lah sayang, kan aku cuma cinta kamu."

lelaki itu terkekeh dan mengacak rambut perempuan itu "pacar aku pinter banget sih, nanti setelah kita dapetin semua harta dia, aku bakalan nikahin kamu"

"OH, JADI INI RENCANA SAMPAH MU?" Kiara muncul secara tiba-tiba, yang membuat dua orang berbeda gender itu melepaskan pelukan.

"LO?!" pekik sheya. ya, sedari tadi perempuan yang bersama lelaki asing   itu Kiara saksikan Langsung

"kenapa? kaget?" Kiara melipat tangannya di depan dada.

"lek pengen ndue duit, iku kerja goblok. guduk malah meras orang, sehat kon?" keduanya bungkam

"mas Zidan kudu eroh iki" Kiara segera berlari menghampiri mobilnya, mereka berdua pun panik
"sayang gimana ini" ucap sheya dengan menggigit jarinya.

lelaki itu tersenyum miring "aku punya rencana" lalu lelaki bernama flao, itu menarik tangan sheya untuk masuk ke dalam mobilnya dan mengejar mobil kiara.

Kiara melirik sekilas dari spion yang berada di atasnya, keringat dingin mulai membasahi dahinya saat melihat mobil yang ia duga itu adalah mobil lelaki yang bersama dengan sheya sedang mengejarnya

saat ia melirik ke spion kiri, tiba-tiba saja mobil itu membalap dirinya dari kanan dan tiba-tiba mobil itu memperlambat kecepatannya.

Kiara yang terkejut sekaligus ia menjalankan mobilnya dengan kecepatan yang lumayan tinggi itu membanting stir nya ke arah kiri agar  tidak menabrak mobil lelaki itu.

tapi sayangnya, kini mobilnya menabrak pohon yang sangat besar dan berakhir mobilnya masuk ke dalam sungai yang tak begitu dalam. kepalanya terbentur oleh stir dan mengeluarkan darah di dahinya, area tubuhnya terutama perutnya pun juga terbentur dengan sangat keras pada tuas rem parkir yang membuat ia tak sadarkan diri.

sedangkan flao dan sheya bertepuk ria karena rencana mereka berhasil.

💍💍💍

"apa benar ini keluarga pemilik ponsel ini?" tanya seseorang dari seberang sana

"iya, saya ibunya. ada apa ya pak?"

"anak ibu mengalami kecelakaan yang cukup parah, sekarang korban sedang dibawa ke rumah sakit kasih ibu"

vera yakin, bahwa yang sedang menelponnya adalah seorang polisi
"ya sudah pak, saya segera kesana"

Vera mematikan sambungan itu dan mengabari suami dan juga kela, tak lupa juga keluarga Zidan.

TBC

jangan lupa vote nya ya bebb🌹🌹🌹

CINTA MAS GURU [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang