4. Daisy Girl🌼 »

353 108 119
                                    

★★★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

★★★

Gadis manis itu tengah tergesa-gesa, dirinya tidak tahu bahwa dirinya dipanggil oleh gurunya di Ndalem. Ketika ia sampai di halaman Ndalem, terlihat anak kecil sedang melambai-lambaikan tangan ke arahnya. Ternyata Gus kecil, Zaidan.

"Teh Rara! Assalamu'alaikum," ucapnya hangat, anak kecil itu mendekatinya dengan sebotol minuman yang ia pegang.

Safira Khanza Er-rumi, yang sering dipanggil Rara oleh teman-temannya di pondok. Gadis dengan senyuman hangat, disertai dengan lesung di pipi kirinya, menambah kesan manis pada gadis itu. Ia ramah, perhatian, ceria, dan selalu tersenyum pada semua orang. Tidak ada yang tahu perihal hidup yang ia jalani selama ini. Gadis itu sangat suka dengan bunga daisy berwarna putih, suka makanan manis dan sangat suka dengan boneka pinguin. Entahlah, perpaduan antara dingin dan hangat, ada pada Safira.

"Wa'alaikumussalam warahmatullah, Gus kecil. Lagi apa nih? Udah pulang sekolah?" jawabnya tak kalah hangat, Safira memang sangat menyukai anak kecil.

"Udah pulang Teh, ini lagi minum susu rasa pisang. Teteh mau?" menawarkan apa yang ia pegang kearah Safira.

Dengan tersenyum kecil, gadis manis itu berjongkok, menyamakan tingginya dengan anak kecil putra gurunya. "Kok, tadi Teteh liat, Gus kecil minumnya sambil berdiri, sih."

Zaidan Ahkam Ar-Rasyid, anak bungsu dari pasangan Hilman dan Zahra. Berusia 7 tahun dan sangat menyukai susu pisang.

Zaidan yang tersindir, terkekeh pelan sambil mengusap tengkuknya, "oh iya, Zaidan lupa."

"Ya udah gapapa, karena sekarang udah gak lupa, minumnya sambil duduk, ya," dengan pelan, gadis itu menasihatinya, "masih ingatkan haditsnya? Kalo minum itu, tidak boleh sambil?"

"Berdiri," serunya dengan semangat.

Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a, bahwasanya Nabi Muhammad saw telah bersabda: "janganlah diantara kamu sekalian, minum sambil berdiri." (H.R Muslim)

"Teteh ke Ndalem dulu, ya. Umi Zaidan nya, ada?"

Zaidan mengangguk pelan, "ada, tadi Zai liat, umi lagi kedatangan tamu. Gak tau siapa," ucapnya pelan, "tapi tamunya gak pake kerudung, Teh. Itu kan aurat," lanjutnya sambil berbisik.

Safira yang gemas pada anak kecil dihadapannya ini langsung mencubit pelan pipi gembul nya, "hus! Gak boleh membicarakan orang lain."

Zaidan hanya tersenyum sambil memperlihatkan gigi kecilnya yang tersusun rapi, "ya udah, Teteh masuk aja. Liat aja deh! sama Teteh sendiri."

Safira menggeleng-gelengkan kepalanya, gemas dengan tingkah Zaidan, "Teteh masuk dulu kalo gitu, assalamu'alaikum."

"Iya, wa'alaikumussalam Teteh."

Safira melanjutkan langkahnya untuk masuk ke Ndalem. Sesampainya di depan pintu, ia mengetuk pintu itu dan menunggunya di samping kiri pintunya, agar tidak terlihat apa yang di dalam, karena keadaan pintu itu sedang terbuka.

INSAF [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang