12. Kabar baik »

203 39 6
                                    

★★★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

★★★

"Haura, sini bantuin umi! Anak gadis, masa belum bisa masak," cibir Zahra yang membuat sang putri mendengus sebal.

"Ih umi, Ura tuh bukan gak bisa, tapi belum," ucapnya sambil bibir yang mengerucut, "kan, masih proses, mi," lanjutnya.

Zahra menatap putrinya dengan tangan dilipat di dada, "dari kemarin perasaan proses mulu, kapan jadinya? Ayo sini!" dengan menarik pelan tangan Haura agar ikut ke dapur bersamanya.

Dengan langkah gontai, Haura mengikuti sang umi, bahunya yang turun menandakan bahwa ia malas melakukannya. Nah, ini salah satu kekurangan gadis itu, belum bisa memasak.

"Kamu coba potong-potong tempe nya. Bentuk kecil memanjang, ya, umi mau bikin tempe orek soalnya," Zahra mencontohkan kepada Haura dan si empu hanya mengangguk pelan.

Haura mulai memotong tempe itu, mencoba fokus pada apa yang ia kerjakan sekarang. Setelah selesai, ia langsung mencuci tangannya di wastafel, "udah, umi. Ada lagi?"

Zahra yang sedang menggoreng ikan itu, menoleh ke arah sang putri, "lanjut potongin bawang tipis-tipis."

"Gak mau bawang, bau umi," keluhnya.

Helaan napas Zahra terdengar, "namanya juga bawang, Ura."

Sudahlah, Haura malas berdebat lagi dengan uminya. Ia langsung mencoba memotong bawang merah dan bawang putih yang sebelumnya sudah dikupas oleh uminya.

Baru saja Haura memegang pisau itu, terdengar teriakan sang adik dari arah ruang tamu, "umi, ada telepon!" ucap Zaidan sedikit berteriak.

"Haura coba samperin dulu," dengan senyum merekah, ia menghampiri sang adik. Dirinya begitu senang, tidak jadi menyentuh bawang yang menurutnya sangat bau itu.

"Apa, dek?"

"Nih," Zaidan menyodorkan handphone uminya yang sedari tadi ia mainkan.

Tertera nama 'Wali Safira' pada log panggilan itu.

Telpon tersambung...

"...."

"Wa'alaikumussalam,"

"...."

"Masya Allah, alhamdulillah. Baik, saya sampaikan dulu ke Safira."

"...."

INSAF [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang