04. gin's ; untuk caine

2.9K 329 7
                                    

n : "..." in italic means talking on the radio or phone

. . . . .



Gin menatap Rion malas, sudah kesehariannya jika pria rambut ungu terong itu ketika menelfon akan home tour ke setiap sisi rumah. Dari yg Gin dengar ia menelfon Marchie salah seorang relasi mereka, apa dia punya kenalan orang di bidang arsitektur. Sepertinya ia berniat mengganti komponen tangga terutama tangga luar rumah menjadi bahan yg lebih kokoh dan tidak licin jika terkena hujan.

15 menit setelah menelfon Marchie, ia kemudian menelfon orang lain lagi. Emang benar-benar sibuk nih kayaknya si bapak. Topik di pembicaraan kali ini membuat Gin bingung, tiba-tiba saja ia ingin membeli kelinci. Apa Rion berniat bikin sate kelinci sampai beli 4 ekor sekaligus?

"Lu ngapain tiba-tiba beli kelinci?" Tanya Gin setelah Rion menyelesaikan panggilannya.

"Buat Caine" jawab Rion singkat

"Hmm buat si Caine ceunah"

"Yang lain pada kemana?" Tanya Rion, karena ia hanya melihat Gin seorang diri di ruang tengah. Gin yg di tanya memutar bola matanya malas.

"Lagi jemput yg lain di bandara, kalau lu lupa"

"Oh iya, kita harusnya langsung jemput yg lain di bandara ya habis taro barang transaksi di rumah" ucap Rion sedikit merutuki dirinya

"Iya iya santai aja, gw sama Riji tadi ambil komando. Lu fokusnya sama Caine doang sih" ucap Gin sedikit sarkas, Rion yg di bilang begitu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Surai coklat itu tentunya sadar pria di hadapannya ini salah tingkah, membuat ia semakin tersenyum jahil.

"Btw ini mendung lagi kayaknya ntar malem hujan gede, semoga yg di bandara cepet balik dah" ucap Rion berusaha menghilangkan rasa canggungnya barusan

"Muter topik mulu anjir"

. . . . .

Hari semakin gelap mereka yg menjemput di bandara akhirnya sampai rumah, suasana rumah kembali ramai menyambut mereka yg akhirnya pulang dari luar negeri karena urusan pekerjaan.

"I'm home guys!!" Seru gadis berambut pendek sebahu dengan sedikit warna putih

"Welcome back Selia, Enon, Funin sama Kakek!" Ucap Souta menyambut mereka senang

"Welcome home guys" sambut Gin

Beberapa dari mereka saling peluk menukar rindu, tertawa bertukar candaan sambil membawa diri ke ruang tengah. Hingga Aenon alias Enon sadar jika Rion dan Caine tidak ada untuk menyambutnya pulang.

"Loh Papi mana? Caine juga mana?" Tanyanya

"Tadi Mami Caine jatoh di tangga belakang sekarang lagi istirahat di kamarnya, kalau Papi..-" Jawab Mia sedikit jeda di akhir

"Lagi ngurusin kadang kelinci noh di halaman belakang, tempat kita biasa barbeque" sahut Gin melengkapi jawaban Mia

Semua saling pandang heran, bertanya-tanya kenapa tiba-tiba si Bapak tertarik sama kelinci. Namun mereka justru pergi menuju ka atas mungkin lebih lengkapnya kamar Caine, kata mereka mah biarin aja beliau ada hal yg lebih mereka khawatirkan sekarang.

Ekspresi wajah Caine sedikit kaget ketika melihat anak-anaknya yg dari luar kota sudah kembali, ia tersenyum teduh dan menerima pelukan dari Selia dan Enon.

"Mamii kangennn~" ucap Selia semakin mempererat pelukannya

"Mami kok bisa jatoh sih mami?" Tanya Enon

Caine terkekeh kecil, mengelus kedua surai beda warna itu lembut. Walau dirinya sedikit heran kenapa banyak yg mulai memanggil dirinya dengan sebutan 'Mami', namun ia tak keberatan sama sekali. Justru terlihat semakin lucu di matanya.

"It's okay, aku cuman kepeleset aja pas mau ke pantai" jelas Caine

"Oh iya tadi aku ada liat orang di tangga belakang itu ngapain?" Tanya Key pada yg lain

"Lagi benerin tangga gak sih? Tadi denger suara ketok palu" jawab Elya

"Loh? Emang tangganya rusak waktu aku jatoh?" Tanya Caine

"Kayaknya engga sih mi, seinget aku" jawab Echi

"Itu si Rion nyuruh orang buat ganti material tangganya, biar kalau kena hujan atau badai atau apapun itu lebih aman dan gak ada yg jatoh lagi" jelas Gin, mereka semua ber-ohh ria bersama dengan ujung mata berakhir menatap Caine.

"Loh? Kenapaa?" Tanya Caine yg secara tak langsung mengerti arah pikiran mereka

"Lebih tepatnya biar mami gak jatoh lagi gak sih ini" ucap Krow yg di angguki setuju oleh semua, sedangkan Caine hanya diam tak merespon apapun.

"Terus tadi mami ngapain ke pantai? Bosen kah di kamar aja?" Tanya Funin

"Tadi aku liat ada kelinci di pantai, makannya turun lewat tangga itu" jelas Caine kembali, lagi-lagi yg lain hanya ber-ohh ria dan menatap Caine penuh arti. Seulas senyum tak dapat mereka tahan satu sama lain. Echi yg mengerti wajah bingung Caine tertawa puas.

"Pantesan aja tiba-tiba ada kelinci dirumah, ternyata si Papi beliin buat Mami toh" Celetuk Echi yg di angguk setuju semuanya, mereka kemudian semakin menggoda Caine. Sang empu memilih mengalihkan pandangan ke arah lain asal tidak tepat ke mata anak-anaknya, mereka menatap Caine gemas terlebih ketika telinga Caine tanpa sadar memerah.

"Astaga gemes banget Mami malu-malu gitu" pekik Selia

"Jadi ceritanya ini tuh emang ada sesuatu ya antara dirimu Caine sama si Babeh?" Tanya Riji

"Gila banget Riji" jawab Caine yg di sambut tawa oleh yg lain

. . . . .

"Rion?" Panggil Caine, mendengar suara lembut itu Rion menoleh. Ia lihat Caine yg tengah digendong Gin di punggungnya. Sepertinya Gin sudah memberitahu soal dirinya yg membeli kelinci.

"Hai Caine, gimana kaki kamu?" Tanya Rion sembari memperhatikan kaki Caine, memberi usapan lembut di atas area yg di perban itu membuat garis senyum manis di wajah Caine.

"It's okay, kata Pak Sui seminggu udah sembuh total kok" ucapnya memberitahu

Gin yg berada tepat di antara dua interaksi ini muak, ia menarik dirinya tentu dengan Caine menuju ke para kelinci. Meninggalkan Rion yg nampak sedikit jengkel dengan tingkahnya. Gin kan niat hati ingin menghibur Caine agar tidak terlalu bosan di kamar seharian, bukan malah jadi nyamuk diantara dua kepala keluarga ini.

"Lucu amay" ucap Caine gemas, ia meminta Gin untuk menurunkan tubuhnya. Awalnya Gin ragu, tapi kemudian menurunkan tubuh itu perlahan. Membiarkan Caine duduk di atas rerumputan disana, Caine bilang tak apa dan Gin hanya menurut.

Rion memperhatikan keduanya dalam diam, ia ikut senang melihat Gin tersenyum senang karena Caine. Jika menurut Mia, Caine adalah orang ter-gentle di keluarga maka menurut Rion justru Gin lah yg paling gentle di keluarga. Perlakuan dan ucapannya begitu nyaman di hati, bahkan Caine sendiri sempat mengakui itu.

Rion menghampiri keduanya yg masih asik mengelus dan dan memberi makan para kelinci, kedua tangannya terulur mengusak kedua surai itu gemas.

"Gemesin banget sih kalian" ucapnya dengan nada sedikit mendayu, Caine menerima itu dengan tawa kecil keluar dari bibirnya berbanding terbalik dengan Gin, ia menatap Rion aneh.

"Tai Rion, kepala gw si fitrahin nih!" Omel Gin dan lagi-lagi wajah Rion berubah jengkel. Ia tarik ucapannya yg bilang Gin itu orang ter-gentle di keluarga, udah paling bener Caine aja.








tbc...
thanks a lot buat kalian udah baca <3


Little Secret ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang