06. rion's ; menikah?

3.1K 310 7
                                    

n : "..." in italic means talking on the radio or phone

. . . . .



Rion menikmati secangkir americano dan tembakau miliknya dengan tenang, menghiraukan suara bising tepat di belakang. Kini ia dan anak-anak yg lain sedang membeli makan di Uwu Cafe. Ujung matanya menangkap sosok Caine yg selalu saja di tempeli oleh Echi dan Garin, menatapnya dalam diam sebelum seorang wanita datang menghampiri dirinya.

"Maaf Pak, boleh gabung?" Tanya wanita itu padanya. Rion melirik sekeliling sekilas banyak kursi kosong sebenarnya, namun ia memilih untuk duduk bersamanya. seutas senyum ia berikan dengan sopan.

"Silahkan Bu" ucapnya, sedikit menepikan cangkir miliknya membiar wanita itu duduk tepat di hadapannya dan mematikan tembakau miliknya, ia tak ingin memberi penyakit pada orang lain apalagi perempuan.

"Sendirian aja Pak?" Tanyanya basa-basi

"Bareng anak-anak saya" jawab Rion sekenanya, ibu jarinya menunjuk kumpulan anak-anaknya yg tepat di belakang. Wanita itu melirik arah yg di tunjuk Rion, dapat ia lihat mata anak-anak Rion menatapnya sinis hanya sebuah senyum kikuk yg ia berikan sebelum akhirnya kembali fokus pada Rion.

Dapat Rion lihat wanita ini menatapnya tertarik, membuat ujung bibirnya menarik senyum tipis. Bahkan di usianya yg hampir kepala empat ini masih banyak wanita muda yg menawarkan dirinya pada Rion.

"Oh iya Pak, perkenalkan nama saya Remi Miccha" Jemari cantik itu terulur kepada Rion, tentu Rion menyambut tak kalah ramah. Wanita dihadapannya ini terpalang manis dan cantik.

"Rion Kenzo"

"Tuker kontak boleh?"

"Gaspol banget ya Bu ke Papi saya" ucap Mia yg langsung menarik kursi duduk tepat di samping Rion. Rion tertawa kecil dan mengelus kepala belakang si surai putih itu pelan. Wajah si bontot ini benar-benar menunjukkan ekspresi tidak suka pada wanita di hadapannya.

"Oh kamu anaknya Pak Rion? Salam kenal saya Remi, saya sering lihat kamu nokrong di sini" ucapnya ramah yg justru semakin membuat dahi Mia berkerut tidak suka.

"Aku udah punya Mami, huss huss sana jangan ganggu Papi aku" ucapnya dengan gestur mengusir

"Dedek astaga gak baik begitu" tegur Rion, kini wajah sedih terlihat jelas di wajah Mia.

"Papi mau selingkuh dari Mami?"

"No, i'm not. Astaga gak begitu maksud Papi... Ah terserah kamu deh dek"

Wajah Mia tersenyum penuh arti melihat Rion kelimpungan sendiri. Ia paham betul sebenarnya Rion bisa bebas merangkul siapapun di luar sana sebagai keluarganya, namun dirinya tidak rela. Ia hanya ingin Caine yg Rion rangkul bukan orang lain. Ia sengaja memancing Rion, karena jujur ia juga muak dengan kedua hubungan mereka yg tidak jelas adanya.

"Eum... Okay sorry ya Pak sudah di ganggu waktunya, saya pamit undur diri. Ini kartu nama saya, kalau bapak ada waktu bisa hubungi saya" Ucap wanita itu memberikan selembar kartu nama miliknya di hadapan Rion, senyuman manis tak lupa ia lontarkan agar yg lebih tua itu tertarik padanya. Setelah kepergian wanita itu semuanya menghampiri Rion.

"Kenapa sih itu cewek, padahal banyak tempat kosong kenapa duduknya sama Papi" keluh Enon yg diangguk setuju sama yg lain

"Ganjen banget" timpal Key

"Kegatelan" timpal Selia

"Murah" timpal Echi

"Weh weh calm down girls" ucap Elya menenangkan yg lain

"Gila serem banget anak-anak gadisnya Papi" celetuk Funin menatap mereka ngeri yg hanya di jawab tawa lepas Rion.

"Emangnya kamu gak ada pikiran buat nikah Rion?" Tanya Caine yg sedari tadi diam saja. Cukup lama sebelum akhirnya Rion menggelengkan kepala merespon pertanyaan Caine.

"Enggak, aku udah punya kalian. Punya kalian sebagai keluarga aku itu udah lebih cukup, kamu sendiri?" Jawab Rion dan pertanyaan di akhir.

"Hmm mungkin ada" jawab Caine pelan

"Hah? Mami?!" Kaget yg lain bersamaan

"Aku gak pernah larang sih buat kalian bangun keluarga sendiri, asal kalian tahu konsekuensi perkerjaan kalian akan gimana ke keluarga kalian nanti dan tahu gimana cara handle itu semua. Ada orang yg kamu taksir kah?" Tanya Rion, semua pasang mata itu menatap Caine lurus sebelum akhirnya terbelalak kaget melihat anggukan kecil disana.

"ANJIR MAMI?! SERIUSAN?!"

Semua seketika melontarkan banyak pertanyaan ke arah Caine. Caine yg di perlakukan seperti itu kebingungan hanya diam tanpa bisa menjawab apapun.

"Wajar aja, umur kamu udah cukup matang buat nikah Caine. Siapapun orang yg beruntung itu kamu kenalin ke keluarga ya kalau kamu udah siap" ucap Rion kemudian ia menyesap habis americano miliknya. Tubuh tegak itu bangkit meninggalkan Caine dan yg lainnya, ia memasuki mobilnya yg terparkir dan menyuruh anak-anaknya untuk kembali kerumah untuk beristirahat karena nanti mereka ada agenda bertemu fraksi lain untuk transaksi.

Dapat sedikit Rion dengar bisik-bisik bising di telinga dari anak-anaknya saat tiba di rumah, namun ia memilih diam tanpa reaksi apapun tidak seperti biasanya. Biasanya ia akan marah atau mungkin sedikit tersinggung jika mereka membuat pendapat sendiri yg tidak jelas.

"Pak? Bapak oke?" Tanya Key pada Rion, yg di tanya tertawa kecil sebelum menjawab

"Oke lah, emangnya kamu pikir kenapa?"

"Kali aja lu cemburu pas denger Caine naksir orang sampe ada kepikiran mau nikah gitu" celetuk Gin

"Cemburu? Engga lah gila banget. Kita punya kehidupan masing-masing walau kita keluarga Gin" jelas Rion

"Bapak cari cewek juga lah, biar gak galau-galau amat" ucap Key

"Gak dulu Key, komitmen ke seseorang itu gak semudah kamu bolak balik tangan. Lagi pula cari pacar atau lacur di luar sana udah gak pantes di umur saya yg segini" jelas Rion. Gin dan Key yg mendengar itu saling pandang satu sama lain.

"Tapi serius, lu beneran gak ada rasa apa-apa gitu ke Caine?" Tanya Gin menatap Rion serius.

"Enggak, gak pernah"







tbc...
biar overthinking awowkwokwok


Little Secret ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang