08. si sulung dan si bungsu

2.6K 286 15
                                    

n : "..." in italic means talking on the radio or phone


. . . . .

Gin menatap pria muda di hadapannya malas, si surai biru langit itu terus saja menuang wine di gelasnya. Gin yg kala itu sedang menjaga bar kini berakhir menjaga Souta yg sedang dalam suasana hati yang buruk. Mulut ceriwisnya tak henti-henti mengutarakan kekesalannya kepada Rion.

Sejak kejadian beberapa hari lalu di Uwu Cafe tentang Caine yg sudah memiliki hati untuk ia pikat, hubungan dalam keluarga memburuk-- ahh tidak lebih tepatnya hubungan Caine dan Rion saja. Semua sangat sadar bahwa Rion menjadi jarang pulang ke rumah, padahal Caine selalu menunggunya pulang. Ia selalu beralasan lembur dan tugas di luar kota katanya yg membuat satu keluarga muak.

"Emang Rion anjing, padahal dia tahu sendiri kebiasaan Caine tuh gimana." umpat Souta kesal

"Udah Sou minumnya, aku bisa abis di bunuh Caine sama Rion nanti kalau kamu terlalu mabuk" ucap Gin dengan tangan yg telaten membersihkan beberapa gelas wine yg baru selesai di cuci.

"Ughh bodo amat, gw udah gak mau mikirin mereka lah tai!"

Gin menghela nafasnya lelah, inilah kebiasaan buruk Souta akhir-akhir ini yg hanya diketahui dirinya. Ia akan masuk didalam ruangan khusus bartender dan mencari dirinya. Menemaninya mabuk sambil berceloteh segala hal sampai ia puas. Gin yg sadar botol wine milik Souta hampir habis, kini menatap Souta garang.

"Gin mau lagi" rengek Souta

Gin yg sudah hafal betul tentang Souta menarik semua gelas dan botol kosong di atas meja. Menulikan pendengarannya dan membiarkan yg lebih muda merengek-rengek menyebut namanya. Sudah ia pastikan Souta mabuk total saat ini, si bungsu lelaki di keluarga ini terus berceloteh kemana-mana. Gin hanya menganggapnya seperti celotehan bayi yg bahkan tidak jelas artinya, ia merapihkan diri dan pamit kepada yg lain untuk pulang lebih dahulu.

Memapah tubuh kecil Souta yg sudah sempoyongan kesana-kemari, telinganya mendengar tawa kecil Souta yg ia sendiri juga bingung kenapa pria kecilnya ini tertawa.

"Kenapa Sou? Kamu ngetawain apa?" Tanya Gin yg sudah mendudukan Souta di jok mobil, memasang seatbelt dan menatap Souta lurus.

"Kamu" jawab Souta sambil menyentuh hidung Gin dengan jari telunjuknya. Gin terkekeh geli, ia mengacak-acak rambut Souta gemas.

"Kita pulang ya" ucap Gin memberi tahu

"Malas ketemu Papi" cicitnya yg masih masuk dalam pendengaran

"Pura-pura tidur aja kalau ada Rion okay?"

Souta mengangguk paham, membiarkan yg lebih tua duduk di kursi kemudi dan melajukan mobilnya.

. . . . .

Gin memarkirkan mobilnya di garasi rumah, membuka pintu untuk Souta dan membiarkan yg lebih muda naik ke punggungnya. Souta menyamankan diri memeluk leher Gin, terlalu nyaman sampai rasanya ia benar-benar hampir tertidur. Namun kesadarannya kembali ketika mendengar suara pukulan keras entah dari mana.

"Anjing Rion!" Umpat Gin

"Turun dulu Sou" pinta Gin dan kemudian merendahkan dirinya. Souta menurut dapat ia lihat beberapa anak yg lain bergerumul di ruang tengah, hatinya mencelos melihat Caine yg sudah menangis dengan ujung bibir yg terluka.

"Bangsat Rion lu ngapain!?" Tanya Gin emosi, ia bahkan sudah melayangkan pukulan pada wajah Rion. Rion meludah ke samping saat rasa anyir berada di mulutnya, tatapan penuh amarah ia layangkan untuk Caine yg sudah menunduk bungkam.

Little Secret ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang