n : "..." in italic means talking on the radio or phone
. . . . .
Ketukan jari-jemari itu berirama mengikuti alunan musik dari MP4 player dalam mobilnya, sesekali ikut bersenandung mengikuti lirik yg pria abu itu ketahui. Sudah kurang lebih 3 jam ia habiskan waktu sendiri menunggu si kepala keluarga; Rion, yg untuk kesekian kalinya di panggil Maestro untuk berbincang soal bisnis.
Ia memilih tinggal karena Riji sudah ikut menemani di dalam. Manik jingga itu menatap serius saat Rion akhirnya keluar bersama seorang wanita di sampingnya, salah satu alisnya naik tanda ia penasaran siapa gadis itu dan ada perlu apa dengan Rion.
"Rion itu bareng siapa Ji?" Tanya Krow saat Riji tiba dan duduk di kursi penumpang.
"Gak tahu gw, katanya sih mereka sempet kenalan gitu di Uwu terus si Babeh agak kaget gitu. Ternyata cewek yg suka traktir dia kopi itu bawahannya Maestro" jelas Riji, fokus netranya masih setia pada ponsel dan bahkan jemarinya sibuk berkutat pada keyboard untuk memberi kabar pada si cantik miliknya.
"Buset banyak juga yg deketin tuh bapak-bapak, cepuin ke Mami gak sih Ji" celetuk Krow yg berhasil menarik atensi Riji
"Boleh, gaji di potong dikit gak ngaruh lah ya. Gw suka keributan"
Tak berselang lama Rion masuk dan mendudukan dirinya di kursi samping kemudi. Seulas senyum terukir diwajahnya begitu tampan.
"Seneng banget tuh kayaknya abis ngobrol sama cewek cantik" goda Krow
"Cepuin gak sih ke Mami" tambah Riji
"Heh mana ada ya anjing, udah ayok pulang. Kangen berat nih gw sama Caine" ucap Rion yg mendapat tatap geli dari keduanya
"Dih emang boleh begitu?!"
"Bapak-bapak alay"
Setelah keributan kecil itu Krow melajukan mobilnya menuju rumah, sedikit candaan dan obrolan kecil tentu menemani perjalanan panjang mereka. Mengingat tempat bertemu ini cukup sangat jauh dari lingkungan kota hingga menempuh 45 menit perjalanan dengan mobil.
Rion sudah keluar mobil terlebih dahulu meninggalkan Krow yg masih sibuk memasukkan mobilnya dalam garasi, sedangkan Riji sudah sibuk mencari wanitanya. Surai ungu terong itu kini mendudukkan dirinya di sofa ruang tengah, melepas vest jas miliknya dan melepas 2 kancing teratas kemejanya.
"Caine mana Gin?" Tanya nya pada pria surai coklat yg masih asik pada game dalam ponselnya, headphone bahkan sudah melekat erat pada telinganya. Decakan kesal keluar sebelum akhirnya melepas headphone di kepala itu sedikit kasar.
"Anjing! Lah lu udah pulang?" Tanya Gin setelah umpatan kasar diawal
"Ya menurut lu, gw ini jin qorin?" Tanya Rion sarkas yg mendapat tawa renyah dari Gin
"Si Caine mana?" Tanya Rion kembali
"Ada noh di studio bareng yg lain" Jawab Gin yg hanya di angguki oleh Rion, tak lama Riji dan Krow ikut mendudukan diri disana.
"Mana cewek lu Ji?" Tanya Rion pada Riji
"Lagi bareng Mia sama Mako, mereka abis dari karnaval dan sekarang lagi otw pulang" jawab Riji mendapat ohh-ria dari Rion.
"Oh ya Rion, tadi cewek yg ngobrol sama lu siapa?" Tanya Krow
"Kenalan aja sih, kita sering gak sengaja ketemu di Uwu terus sesekali saling traktir kopi"
"Waduh diem-diem si Babeh sering modus ngopi sama cewek anying" celetuk Riji
"Mana ada ya, gila banget" ujar Rion
"Cantik kah ceweknya?" Tanya Gin ikut terjun dalam topik pembicaraan
"Cantik banget, agak blasteran gitu orangnya. Body hourglass lagi, tipe Rion banget itu" jawab Krow memperkeruh suasana
"Hmm iya kah?"
Keempat pria itu terkejut mendapati suara lembut dengan intonasi sedikit datar ikut nimbrung pembicaraan. Rion meringis saat sadar Caine sudah berdiri di belakang Krow dengan seutas senyum manis di wajahnya.
"Kamu percaya sama anomali ini Caine?" Tanya Rion dengan nada yg seakan ucapan Krow hanya bualan belaka, walau memang kenyataanya begitu.
"Udah berapa kali coffee date nya?" Bukannya menjawab surai merah itu justru kembali bertanya lebih lanjut. Seketika Rion bungkam, mulutnya sesekali terbuka tapi tanpa ada satupun suara yg keluar dari sana. Takut-takut salah jawab dan berakhir buruk nantinya.
"Waduh gak ikut-ikut" ucap Gin, mengangkat kedua tangannya dan perlahan undur diri.
"Eum... Aku mau jemput Selia ya Mi, good luck Beh" pamit Riji dan dalam sekejap hilang dalam radar
"Anying tadi katanya Selia udah otw pulang, ngapain di jemput?!" Misuh Krow
"Tadi tipenya Rion gimana Krow? Body hourglass?" Tanya Caine yg membuat Krow ikut keringat dingin.
"Aduh Mami, aku kayaknya tadi salah makan deh. Mules banget ini, coba tanya Garin aja Mi. Si kodok itu jauh lebih tahu" jawab Krow dan lari terbirit, Caine sedikit tertawa mengingat kamar mandi mereka ada di dekat dapur namun rambut abu itu justru lari keluar rumah.
"Udah dong sayang, gak ada apa-apa kok" rayu Rion berusaha menarik tubuh itu untuk mendekat ke arahnya namun sayang tertolak mentah-mentah.
"Gak ada apa-apa tapi sering coffee date?"
"Mana ada coffee date, itu tuh kita saling berbagi aja. Manusia kan makhluk sosial, saling berbagi itu wajar iya kan..." Rayu Rion sekali lagi
"Iya wajar, maaf deh kalau gak se-hourglass itu"
"Apa sih, kamu red day apa gimana?" Tanya Rion sedikit bercanda, berusaha mencair kan suasana yg sangat panas dingin saat ini
"Hah?? Aku lagi marah loh ini ke kamu" ucap Caine, terdengar sekali rasa jengkelnya disana.
"Shap salah!"
Rion akhirnya memutuskan untuk bungkam, menahan diri membiarkan suasana hati Caine membaik lebih dulu agak nanti lebih mudah untuk ia ajak bicara. Sesekali ia elus pucuk kepala itu lembut karena Caine sudah memperbolehkan dirinya menyentuh sekarang. Walau responnya masih sedingin es.
"Halo Papi" panggil Mia dalam radio
"Iya dedek?" Sahut Rion yg masih sibuk dengan aktivitasnya; mengelus-elus kepala Caine.
"Ini aku,Kak Mako sama Kak Selia ketemu anak SG di pom tol kiri" jelas Mia
"Kebetulan banget, culik aja gak sih pi dari pada nanti ngumpet ke kandang lagi" ucap Gin
"Boleh... Riji otw ke situ kan? Angkut Ji, bawa ke Sandy Shores. Mia, Mako sama Selia tahan dulu orangnya" perintah Rion yg mendapat sahutan girang dari yg lain, merasa senang karena ini sudah waktu yg tepat untuk balas dendam.
"Buat yg lain, ganti baju sekarang. Bawa persenjataan sama vest, bawain juga buat Riji, Selia, Mia sama Mako. Kita perang malam ini"
"Shap!!"
"Shap komandan'
"Asik pew pew"
"Lemme shoot! Lemme shoot!"
"Garin di cariin mami tadi"
"Iya kah? On my way Mami~"
Rion tertawa kecil mendengarnya, ia tahu betul siapa itu. Namun atensinya kembali pada Caine yg perlahan pergi meninggalkan dirinya. Ia berlari kecil dan menahan lengan Caine dan lagi-lagi di tolak lembut oleh sang empu.
"Semobil sama aku ya" pinta Rion
"Not today Rion" ucap Caine sebelum benar-benar pergi meninggalkan Rion yg sudah misuh-misuh di belakang sana.
"Emang sialan Krow Riji ini, setidaknya gw punya pelampiasan amarah malem ini"
tbc...
siapa yg kangen aku cung ☝️!!
gila bgt sebulan ga update
maff yhawriter's block dikit ga ngaruh:))
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Secret ✔️
Fanfiction- rioncaine au - Kisah ini sederhana, hanya keseharian kecil dari sebuah keluarga yg 'dibuat' oleh seorang pria bernama Rion Kenzo. Namun di balik keseharian yg biasa ini, anak-anaknya justru sering berbisik membicarakan sang kepala keluarga yg bisa...