n : "..." in italic means talking on the radio or phone
. . . . .
Makomi memasuki perkarangan sebuah bar kecil di ujung kota, ia biasa mendatangi bar itu ketika hari libur atau hanya ingin sekedar melepas penat selepas bekerja. Sesekali dirinya menyapa beberapa orang tua yg sering mabuk-mabukan disana, langkah kakinya berhenti di meja counter dan menyapa bartender kenalannya."Yo bro, suasana hati lu lagi seneng nih gw liat-liat, by the way mau yg biasa 2 gelas" Tanya Makomi
"Sebenernya biasa aja sih Pak Makomi tapi 3 hari belakangan ini ada customer yg banyak banget minum wine dan selalu ngasih tip lebih tiap kesini" jawab bartender itu dengan seulas senyum di wajahnya
"Oh ya? Gila minum kah dia?"
"Sepertinya gak begitu Pak, dia lebih kelihatan kayak orang yg lagi banyak masalah dan berakhir lari ke minuman. Tuh bisa bapak liat sendiri orangnya di kursi pojok sebelah sana, kelihatan banget kan lagi banyak masalah"
Makomi mengikuti arah yg di tunjuk si bartender, di pojok ruangan dengan lampu sedikit temaram nampak pria yg terlihat cukup familiar di matanya. Surai ungu gelap potongan rambut undercut dan bulu wajah tipis di sekitar rahang hingga dagu. Dengusan sinis lolos dari bibir Makomi sebelum akhirnya mengangkat 2 gelas vodka miliknya menuju kursi pojok ruang itu.
"Boleh saya gabung Pak Rion?" Tanyanya begitu mendudukan diri. Rion menatap Makomi tidak suka, niat hati untuk melupakan semua masalah yang berada dipikiran malah justru bertemu biang masalahnya langsung.
"Kabar Caine gimana Pak? 4 hari ini dia gak pernah jawab pesan saya" ucapnya basa basi
"Kamu tanya langsung ke orangnya, bukan ke saya" jawab Rion sinis. Makomi tersenyum miring mendengar jawaban Rion, meminum sedikit minumannya sebelum akhirnya ia mengingat satu hal.
"Oh iya kemarin saya ketemu salah satu anak Pak Rion, rambutnya biru namanya Souta kalau gak salah"
"Hah? Ngapain dia?"
"Dia nanya beberapa pertanyaan ke saya, dia tanya apa saya ada tujuan pribadi mendekati Caine"
"Terus tujuanmu apa?" Tanya Rion yg sepertinya mulai tertarik pada arah pembicaraan.
"Saya tertarik sama Caine dan mau dia jadi milik saya,itu tujuan saya"
Rion menarik kerah Makomi kasar, tatapan nyalang tak suka diberikan pada lawan bicaranya. Makomi yg di perlakukan seperti itu cukup kaget dan kemudian tertawa cukup puas seakan meledek Rion yg sudah nyaris kebakaran jenggot saat ini.
"Kenapa marah Pak? Saya ngabisin waktu bertahun-tahun cuman buat tahu segala hal tentang Caine. Saya segila itu tertarik sama dia"
Satu pukulan mengenai wajah Makomi telak. Rion benar-benar di luar kendali saat ini tak peduli dimana dirinya dan siapa pria yg baru saja ia pukul. Makomi meludah merasakan anyir di ujung bibirnya.
"Gak akan saya biarin Caine sama kamu, gak akan" tekan Rion di hadapan Makomi, beberapa orang disana bahkan ikut menatap Rion ngeri. Makomi sendiri hanya mendengus kecil mendengarnya.
"Saya tahu, sejak awal saya tahu saya udah kalah. Saya sendiri heran pria sebaik dia justru jatuh sama pria tua bodoh yg ego nya setinggi langit kayak Pak Rion" ucap Makomi sarkas, kerutan di dahi Rion tanda ia tak mengerti apa maksud lawan bicaranya ini.
"Sadar Rion!" Bentak Makomi, satu pukulan tepat mengenai wajah Rion. Ia benar-benar menahan kekesalannya selama ini.
"You hurt him more than you thought bastard!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Secret ✔️
Fanfiction- rioncaine au - Kisah ini sederhana, hanya keseharian kecil dari sebuah keluarga yg 'dibuat' oleh seorang pria bernama Rion Kenzo. Namun di balik keseharian yg biasa ini, anak-anaknya justru sering berbisik membicarakan sang kepala keluarga yg bisa...