5. Ravin

1.7K 59 0
                                    

Terlintas di pikiran Luna untuk menceburkan diri ke dalam kolam renang. Namun cengkraman tangan Aaron semakin mengerat di pinggangnya, seolah tidak mau melepaskannya.

"Kak Aaron, lepasin!" serunya sebelum tamparan keras melayang di pipi Aaron cukup kencang. Sampai lelaki itu tertoleh ke samping.

Plakk!

Aaron mengelus pipinya yang memerah, lelaki itu kembali menatap nyalang pada Luna. "Satu tamparan, gue bakalan bikin lo mampus di ranjang!"

"Jangan bodoh!" teriak Luna di depan wajah Aaron.

Sulit untuk melepaskan cengkraman tangan Aaron, gadis itu langsung beralih mengigit tangan lelaki itu sampai cengkramannya terlepas.

"Aarggh! Sialan lo!" umpat Aaron mengibas-ibaskan tangannya yang terasa kram akibat gigitan Luna.

Luna memanfaatkan waktu luang itu berlari menjauhi Aaron. Gadis itu berlari ke arah pintu keluar. Tepat saat itu juga di depan pintu ada seorang lelaki yang baru saja tiba. Lelaki itu melangkah tenang, namun raut wajahnya menunjukkan kalau dia sedang marah.

"Ravin tangkap dia!" perintah Aaron.

Namun lelaki yang bernama Ravin mengabaikannya, dan tetap melangkah besar menghampirinya. Tiba berhadapan dengan Aaron, Ravin langsung memukul rahang tegas Aaron sampai tercebur ke kolam renang.

Byurr!

Luna yang telah membuka pintu menatap ke asal suara orang terjatuh di kolam renang. Sejenak ia diam untuk memperhatikan lelaki asing bersama dengan kakak angkatnya. Aaron sudah basah di dalam kolam renang, sedangkan Ravin... Ia berjongkok di tepi kolam renang, matanya menelisik tajam penuh ketidaksukaan pada Aaron.

"Sialan lo! Apa urusan lo bangsat!" seru Aaron menggila. Ia membalas tatapan tajam Ravin.

"Dia adik lo sialan! Otak lo dimana hah!"

Ravin menunjuk ke dahi Aaron dan menekannya kuat. "Pikir! Otak lo masih berfungsi kan?!"

Ravin beralih menatap Luna, seolah mengisyaratkan gadis itu agar segera pergi dari sini.

Luna mengerti, ia langsung pergi dan menutup pintu rooftop begitu keras. Di depan pintu sudah ada Naria yang khawatir padanya, segera keduanya langsung berlari menuju kamar Luna.

"Sampai kapanpun gue gak bakalan jadikan Luna adik! Dia gak pantas mendapatkan nama Darius!"

Ravin berdiri dengan tenang ia mengatakan. "Naiklah, cepat biar gue bunuh lo!" ancam Ravin.

Ravin lalu menatap pada beberapa teman Aaron yang tampak santai sambil pesta miras. Sekali tatapan mereka langsung mengerti apa yang harus di lakukannya, yaitu bubar dan pergi dari kediaman Darius.

"Gue gak ikut-ikutan bro," ucap salah satu teman Aaron yang menatap ngeri dengan tatapan Ravin, ia sampai mengangkat kedua tangannya.

"Gue juga,"

"Pamit Ron!"

"Lo mending pikirkan baik-baik." Saran salah satu temannya pada Aaron.

"KELUAR HAMA SIALAN!!" sergah Ravin yang kehilangan kesabaran, membuat teman-teman Aaron langsung kalang kabut dan ngacir meninggalkan rooftop.

__ooOoo__

"Tadi siapa?" tanya Luna, ia duduk di depan meja riasnya sambil menatap pipinya yang memerah karena ulah Aaron.

"Tuan Ravin, sepupu Tuan Aaron, dia merupakan anak pertama juga di keluarga Sanders," jelas Naria.

"Kamu sering di perlakukan seperti ini sama Aaron?" tanya Luna penasaran.

LALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang