38. twenty one

240 19 4
                                    

November 2027

Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam dan Kiana tidak bisa tidur karena sekarang dia sudah menginjak usia 21 tahun, dimana ini merupakan usia yang paling ditakuti oleh Kiana. Mengapa waktu sangat cepat berlalu? Kiana tidak ingin meninggalkan Rafa. Sekarang teringat jelas di benaknya kata-kata Ayah hari itu “Ayah kasih waktu buat kamu, kalau hubungan ini bertahan mungkin cukup sampai kamu umur 21, kalau bertahan”.

Kenapa pada hari itu dia mengiyakan? karena Kiana tidak pernah mengira hubungannya dengan Rafa berjalan sampai empat tahun lamanya. ini pengalaman pertama bagi Kiana menjalin hubungan apalagi dengan seorang Rafael pastinya dia tidak berharap lebih bukan, mungkin hanya hubungan yang tidak serius saja pikirnya. Ternyata sampai sekarang hubungan tersebut masih bertahan dan Kiana merasakan bagaimana dicintai dengan sepenuh hati, dengan ketulusan, dan Kiana juga bertumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa bersama Rafael.
Kiana tidak ingin meninggalkan Rafael.

~~~~~~~~~~~~~~~~

"Selamat ulang tahun anak Ayah" kata ayah kiana yang sudah duduk di ruang makan

"Makasih Ayah" jawab kiana

"Selamat ulang tahun sayang" kata bunda sembari mengecup kening kiana

"Makasih Bunda" jawab kiana

"Tumben kalem biasanya heboh kalau ulang tahun" celetuk abangnya

"Gapapa" jawab kiana

"Bun? kesambet apa dia?" tanya bang dimas kepo

Bunda hanya menggelengkan kepalanya saja tanda tak tahu.

"Gapapa abang" kata kiana

"Kiana ingat kan perkataan Ayah hari itu?" tanya ayahnya

"Ingat Ayah" kata kiana kemudian beranjak pergi dari meja makan

"Kiana berangkat duluan ya, udah telat ini" katanya

"Kianaa kamu belum sarapann" teriak bundanya

"Gapapa aku udah minum susu" balas kiana kemudian bergegas pergi

Sebenarnya hari ini dia tidak ada kelas pagi dan hanya ada jadwal satu kelas pada siang hari, Kiana sengaja buru-buru pergi dari sana sebelum Ayahnya memperpanjang obrolan masalah itu. Yang ada nanti moodnya semakin tidak bagus.

"Tumben amat, biasanya kan dia selalu minta nasi goreng spesial kalau ulang tahun" kata abangnya

"Kiana udah besar bang bukan anak kecil lagi" jawab bunda

"Mana ada bun masih bocah dia itu, masih cengeng" kata bang dimas


"Tapi cengengnya itu udah melekat banget ya bun, apa-apa nangis sama kayak waktu kecil" sambung sang ayah

"Iya, sama ngambekannya itu gak ketulungan. Apalagi kalau sekarang dia dengar omongan kita" kata bunda

"Beuh ngeri bun kalau dibayangin" kata bang dimas

"Abang juga nih udah tua masih aja suka gangguin adeknya" celetuk bunda

"Bun seenggaknya dewasa kek, abang gak setua itu" protes bang dimas

"Yaudah iya" kata bunda

"Dipikir-pikir Rafael kok betah ya sama dia" kata bang dimas

Struick With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang