XIX

350 25 1
                                    

Happy reading!

Saat di pertengahan koridor, Aileen sedikit heran karena sistem sejak tadi tidak ada mengeluarkan suara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat di pertengahan koridor, Aileen sedikit heran karena sistem sejak tadi tidak ada mengeluarkan suara. Biasanya dia yang akan heboh dan berisik, namun sekarang, mengapa terasa sepi?

'Sistem lo ga mati kan?' Tanya Aileen di pikirannya, Aileen sedikit cemas tak kala mendapati sistem sama sekali tidak menjawab pertanyaan nya.

Ia cemas takut sistem pergi lalu ia tersisa sendiri di dunia ini, terlebih lagi ia belum terlalu terbiasa. Dengan pikiran yang sedikit kalut, Aileen berusaha memanggil sistem berulang kali, karena saking fokusnya ia dengan pikirannya, hampir saja dia akan menabrak tembok yang berada di samping pintu kelas nya.

Para sahabatnya menatap Aileen dengan aneh, karena gadis itu terlihat seperti seorang yang baru saja terlilit hutang banyak.

Setelah mereka duduk, Kalla menepuk pundak Aileen,"Ai? lo gak kesambet kan?" tanya Kalla sedikit cemas

"Ih iya, ga kesambet kan? nanti kalau lo kesambet, kami tinggalin nih ya. Soalnya kami takut."

Sunyi.. Tidak ada jawaban dari Aileen sama sekali. Tiba-tiba..

"DUAR!!"

"ASTAGHFIRULLAH!"

"ANJIR!!"

"MAMAA!"

Suara teriakan mereka membuat seisi kelas melirik mereka dengan heran dan terkejut.

Aelia menoyor kepala Aileen dengan kesal, dia kaget dengan sahabatnya ini. Tiba-tiba diam lalu berteriak. "Badjingan lo, Ai!"

Aileen yang menjadi pelaku hanya cengar-cengir sambil mengelus kepalanya yang habis di toyor.

"Ya maap, aku tuh khilaf beb." Ucap Aileen dengan nada yang di imut-imut kan, para sahabatnya yang sudah lelah, memilih meninggalkan Aileen sendiri di tempat duduk nya.

"Jahat banget kalian, tega banget, cukup tau aja. Kalian ga setia kawan!" Ucap Aileen ber-drama, yang lainnya hanya memilih untuk pura-pura tidak mendengar.

"Nona, anda sangat menggelikan jadi tolong berhenti melakukan hal itu" Ucap sistem datar, Aileen yang kembali mendengar suara sistem lantas berbinar senang, sistem tidak jadi mati.

"Heh! Lo kemana aja? Gue tadi panik tau, soalnya lo sama sekali gak bersuara. Gue kira lo ninggalin gue sendirian disini! Ngeselin banget, lo juga sering tiba-tiba menghilang gitu aja tau!" Omel Aileen, ia mengeluarkan semua unek-unek nya. Sistem yang mendengar itu hanya bisa terdiam memikirkan jawaban.

"Hehe, maaf ya nona, akhir-akhir ini saya banyak tugas. Jadi nona maklumi saja, kebetulan saya ini orang sibuk."

"Dih! Terserah." Ucap Aileen ketus, lalu dia memilih diam dan mulai mendengarkan penjelasan guru yang sudah mulai mengajar.

Yah padahal sebenarnya sistem memang benar-benar sibuk, ia tidak berbohong. Sibuk memikirkan kapan ia bisa menjadi manusia secepatnya, ia sudah tidak tahan dengan para cecunguk yang mendekati Aileen. Mungkin, obsesinya semakin parah.

Pelajaran baru berjalan 15 menit, dan rasanya Aileen sudah sangat pusing karena menahan kantuknya. Ia heran, sebenarnya guru ini sedang menjelaskan atau menceritakan sebuah dongeng, yang jelas mata nya sudah terasa berat. Tapi sepertinya guru itu sudah menandainya sedari tadi, buktinya dia menjadi sasaran empuk dari penghapus papan tulis yamg di lempar ke arahnya.

Yah.. cukup mampu untuk membuat kantuknya hilang.

"Aileen!! Kamu ya, sedari tadi ibuk perhatikan, kamu terlihat asik sendiri dan tidak mendengarkan penjelasan dari ibuk ya! Maju kamu sini, jawab soal matematika ini!" Perintah guru itu yang tampaknya sudah geram

Aileen pun akhirnya terpaksa maju ke depan, dan mencoba untuk menjawab soal yang ada di depannya, ia sudah sangat percaya diri bahwasanya ia bisa menjawab soal matematika ini, karena sudah pernah ia pelajari sebelumnya. Namun sayangnya itu tidak sesuai dengan ekspektasi nya, karena begitu melihat soal ia lupa rumus nya.

Hampir 2 menit ia berdiri di depan papan tulis itu, mencoba mengingat rumus matematika itu sendiri. Tapi ia tetap tidak ingat dan berakhir di ceramahin di depan kelas dan di hukum untuk berdiri selama pelajaran berlangsung.

"Sungguh malang nasib mu wahai anak muda!" Gumam Kalla mendramatisir keadaan saat Aileen melihat ke arah nya, Aileen yang bisa membaca pergerakan kata dari mulutnya Kalla, hanya bisa memberikan jari tengah nya secara diam-diam kearah gadis itu.

"Sungguh malang nasib mu wahai anak muda!" Gumam Kalla mendramatisir keadaan saat Aileen melihat ke arah nya, Aileen yang bisa membaca pergerakan kata dari mulutnya Kalla, hanya bisa memberikan jari tengah nya secara diam-diam kearah gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hai semuanya! Maaf ya aku bru update, jujur aja.. aku sedikit kehabisan ide buat lanjutin cerita ini.

Tapi tenang aja, aku bakalan brusha sebisa aku buat namatin cerita ini tpi mungkin aku bklan jrg bnget biat update cerita nya, maaf ya 🙏🏻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About dream Aileen's (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang