Teman Papa

215K 563 1
                                    

Ayo dong dukung gue dengan cara beli cerita gue di @/greyaavolanda karyakarsa atau klinik link di bio💋💋💋

"Om?" Dhira menoleh pada pintu yang dibuka oleh Arindra.

Adhira Hermawan adalah anak da ri Harianto Hermawan. Saat ini dirinya berada di kamar sedang menonton drakor favoritnya tapi tanpa diduga Arindra atau yang merupakan salah satu teman dekat papa Dhira dan merupakan salah satu rekan bisnis dari Harianto.

"Om ada perlu apa datang ke kamar aku?" Dhira beranjak dari ranjang empuk miliknya.

Dhira mengerutkan alisnya menatap Arindra tidak bersuara tapi menutup pintu kamar kembali dan menguncinya.

"O-om Ari?" Dhira berjalan mundur ketika Arindra malah berjalan mendekatinya.

"Om dengar kamu memiliki kekasih baru, benar begitu Dhira?"

"E-eh?" Dhira tersontak kaget ketika Arindra menarik pinggangnya mendekat.

"Jawab!" Dhira menutup matanya sambil menunduk takut dengan suara Arindra yang naik satu oktaf.

"I-iya om" Jawabnya terbata.

"Putuskan!!"

Dhira tetap diam tidak berani menatap pada Arindra.

"Adhira dengarkan?" Arindra mencengkram pelan dagu Dhira agar menatapnya tetapi Dhira tetap menutup matanya.

Arindra menatap wajah yang sudah lama ia damba-damba. Iya, Arindra menyukai Dhira sedari pertemuan pertama mereka yaitu 5 tahun yang lalu ketika Dhira ikut dengan papanya-Harianto menghadiri perayaan ulang tahun perusahaannya. Kala itu Dhira masih kecil sekitar berusia 14 tahun dan saat ini Dhira telah menginjak semester dua pada universitasnya.

Arindra yang telah lama menunggu Dhira malah mendengar dari bawahanya bahwa Dhira baru saja resmi berpacaran. Arindra memang menyewa mata-mata untuk Dhira dan ini semua ia lakukan adalah demi kebaikan Dhira, ya itu menurutnya.

Merasa tidak ada pergerakan dari Om Arindra, Dhira membuka matanya perlahan dan menatap Arindra yang menatapnya.

Tapi tidak lama kemudian Dhira kembali menutup matanya karena dengan tiba-tiba Arindra mencium bibirnya.

"Humpp" Arindra menahan tengkuk Adhira agar tidak melepaskan tautan mereka.

Dhira meremas kuat jas yang masih dikenakan oleh Arindra. Ini adalah yang pertama kali baginya dan ia tidak mengerti sama-sekali cara melakukan hal ini meskipun ia telah sering melihat adegan seperti ini pada drakor-drakor yang ia tonton.

Merasa paham dengan pukulan kecil Dhira pada punggungnya, ia turun pada leher Dhira. Dhira menghirup kuat-kuat pasokan oksigen.

"O-om eughhh" Dhira meleguh pelan akibat gigitan Arindra pada lehernya.

Arindra mendorong Dhira pada ranjang dan melepas jasnya dengan tergesa-gesa kemudian menahan kaki Dhira yang akan mundur, ia segera naik keatas ranjang menindih Dhira.

"Saya tidak suka kamu dekat atau berpacaran dengan lelaki lain" Ucap Arindra kemudian mengecup Dhira dan turun pada leher Dhira.

"T-tapi kenapa O-om hump?"

Arindra menghentikan aktivitasnya dan menatap Dhira "Karena saya cinta dengan kamu"

Dhira membelalak tidak percaya dengan pengakuan Arindra. Selama ini ia sedikit takut melihat Arindra karena Arindra memiliki sifat yang dingin dan sering sekali memasang wajah datarnya. Meskipun memiliki wajah yang tampan tapi Dhira tidak pernah berfikir untuk menyukai om-om berusia 27 tahun tersebut.

"Ough om" Dhira menutup matanya karena remasan yang diberikan oleh Arindra pada payudara kanannya.

Arindra menarik sebelah senyumannya ketika melihat reaksi Dhira. Ini adalah salah satu momen yang ia tunggu-tunggu. Arindra menyikap baju Dhira dan mengeluarkan salah satu payudara Dhira kemudian memainkan nipplenya.

"Om izin hisap ya?" Tanya Arindra berniat menggoda Dhira.

"Sayang?" Panggil Arindra dengan suara beratnya.

"I-iya om" Dhira masih memejamkan matanya karena permainan jari Arindra pada nipplenya. Arindra tersenyum kemenangan kemudian langsung menghisap payudara Dhira sebelah kiri dan payudara sebelah kanan ia mainkan.

"O-om pelan om ughh jangan di gigit" Ucap Dhira menegadah sambil meremas pelan rambut Arindra.

Arindra menelusup kan tangan kirinya masuk pada celana tidur Dhita.

"Om!" Dhira menghentikan tangan Arindra yang akan menyentuh daerah kemaluannya.

Arindra menghentikan kegiatannya kemudian menatap Dhira. Dhira menggeleng pelan tidak setuju.

Arindra menatap lamat pada Dhira kemudian mencium bibir merah muda tersebut. Dhira mulai membalas ciuman Arindra, mengambil kesempatan memasukan tangannya kedalam celana Dhira kemudian mengelus dibalik celana dalam itu.

Arindra berhenti bermain pada payudara Dhira kemudian memegang dagu Dhira agar tidak melepaskan tautan mereka. Arindra mengusap pelan vagina Dhira yang masih di baluti celana dalam. Ia menggeser kesebelah celana dalam Dhira agar dapat memasukkan jari tengahnya.

Dhira melenguh dalam ciumanya. Arindra memasuk dan mengeluarkan secara pelan jari tengahnya. Ia melepas tautan mereka agar dapat menikmati wajah Dhira.

"Ahh o-om lebihh cepath mphh" Dhira memejamkan matanya sambil meremas sprei ranjangnya.

Ketika Dhira akan mencapai pelepasan Arindra melambatkan tempo kekuatan jarinya. Dhira membuka matanya dengan nafas yang sedikit terengah.

"O-om kenapa berhenti?" Dhira bertanya sedikit gugup karena di tatap oleh Arindra.

"Mungkin segitu saja, karena tadi kamu menggeleng berarti kamu tidak ingin saya melanjutkan kegiatan ini"

Arindra bangkit berdiri, ia mengutip jasnya.

Dhira mengangga tidak percaya dengan ucapan Arindra. Kenapa harus di saat ia akan mencapai pelepasan?

"Om Ari"

Arindra menghentikan pergerakannya yang akan membuka kunci pintu.

"Mungkin sedikit lagi kita bisa melanjutkannya" Ucap Dhira sedikit malu.

Arindra menampilkan smirk nya, ini yang dia mau. Ia tidak mau di anggap memperkosa Dhira.

Arindra berbalik kemudian meletakan jasnya pada kursi belajar Dhira, ia juga duduk pada kursi tersebut.

"Kemarilah"

Dengan ragu Dhira turun dari ranjang menuju Arindra.

"Buka baju kamu"

Dhira terkejut tapi perlahan membuka bajunya dan menampilkan bekas gigitan Arindra pada dada atasnya.

"Celana kamu juga"

"Tapi Om-"

"Tapi apa?"

"Dhira malu" Ucap Dhira menunduk.

"Buka aja sayang, hanya om yang akan melihat tidak akan menjadi masalah"

Dhira menuruti ucapan Arindra kemudian membuka celananya secara perlahan. Dhira berdiri dengan keadaan hanya memakai pakaian dalam saja.

"Fvck" geram Arindra melihat tubuh seksi Dhira. Ia tidak mengira jika tubuh Dhira ternyata memiliki proporsi yang tepat. Selama ini Dhira memang sering memakai baju kebesaran sehingga tidak menampilkan lekukan tubuhnya.

"Jongkok Dhira!"

Dhira mengikuti instruksi Arindra, ia menatap Arindra sambil jongkok. Pemandangan seperti ini adalah fantasi Arindra ketika ia sedang berusaha menenangkan kejantanannya.

Arindra melepas gesper. "Buka celana ku sayang"

Dhira menelan ludah tapi tetap melakukan apa yang diperintahkan oleh Arindra secara perlahan.

tbh

One Shoot 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang