Sahabat

397K 1.1K 6
                                    

vote dong sayangg

kan kita harus saling menguntungkan 💋

"SIALAN NATHAN!!!" Erika berusaha bangun setalah Nathan melempar dirinya pada ranjang hotel.

Nathan melepas kancing teratas kemeja hitamnya, saat ini Nathan dan Erika berada pada salah satu kamar hotel. Mereka menghadiri birthday party Elena, dan Elena merupakan salah satu teman dekat Nathan dan Erika. Nathan, Erika, Elena dan Zico adalah teman dekat sejak mereka masuk SMA tapi Nathan dan Erika sudah bersahabat sedari mereka balita karena Mama mereka merupakan teman dekat.

"Sejak kapan lo jadian sama Arga?" Nathan mulai menindih tubuh Erika, ia tidak membiarkan perempuan itu bangkit berdiri.

"Bukan urusan lo, MINGGIR!!"

"MINGGIRR NATHAN!" Nathan tetap pada posisinya dan tidak memberikan kesempatan sedikitpun pada Erika. Ia menahan kedua tangan Erika tepat di atas gadis itu.

"Gua enggak suka lo dekat dengan pria manapun termasuk Zico"

"Tapi itu bukan urusan lo, Gue juga punya dunia sendiri" Meskipun tetap sia-sia Erika tetap berusaha keras melawan Nathan.

"Dunia sendiri?" Nathan menatap Erika penuh minat.

"Bahkan sedari lo masih janin lo udah di tetapkan jadi milik gue" Ucap Nathan menyeringai.

"Eugh Nathan lo terlalu dekat" Erika menengadah ketika Nathan mencium leher jenjang Erika yang terekspos bebas.

"Nathan eughh panas ah" Erika mulai bergerak tidak nyaman. Menyadari adanya perbedaan dari Erika, Nathan dengan segera menatap Erika.

"Panas banget Nath... ahhh"

Nathan tersenyum puas

"Nath... lepassh" Erika semakin bergerak tidak karuan. Ia merapatkan kakinya merasa ada yang aneh.

"Okay gua lepas" Nathan melepas tangannya dan bangkit berdiri.

Melihat Erika yang mengibaskan tangannya karena kepanasan adalah rencananya. Ia telah mesukkan sesuatu kedalam minuman Erika.

"Nath... turunnin suhu ac nya" Ucap Erika, muka dan telinganya sudah berwarna merah.

"Nath...please lakuin sesuatu.." Erika mulai menurunkan tali dress dan merapatkan kakinya.

"Nathan..." Panggilnya frustasi.

"Oke gua tolong asal lo putusin Arga" Ucap Nathan sambil menikmati ekspresi Erika yang kesakitan.

"Gue gak mau"

"Oke, gua pergi" Nathan membalikan tubuhnya tapi sebelum dia membuka knop pintu Erika memanggil dirinya.

"IYA GUE PUTUSIN"

Nathan menyeringai puas.

"Tolongin gue Nath oughhh"

Nathan berbalik kemudian membuka semua kancing kemejanya. Ia menindih tubuh Erika. Melumat bibir merah Erika, lumatan yang sedikit menuntut. Dan tangan Nathan kini menyikap dress minim Erika.

Nathan menyeringat ketika mendapatkan penties rumbai Erika sudah becek. Ia menurunkan ciumannya pada leher jenjang Erika.

"Ahh lagi Nathan di tete gue shh gatel banget" Malam ini Erika terlihat seperti lonte yang tidak punya harga diri.

"As you wish princess"

Nathan melepaskan seluruh pakaian Erika. Menatap gundukan kemabar yang selalu jadi fokus perhatiannya.

"Lo cantik banget malam ini Erika"

"Nnath disinii gatell juga" Erika membuka kakinya lebar sehingga memampangkan vagina pink dengan aroma khas darinya.

Nathan tersenyum bersemangat.

Nathan memasukan jari tengahnya pada vagina Erika.

"Shit memek lo sempit banget"

Pria itu menggerakan dua jarinya didalam Erika, sedikit memberi pemanasan untuk penisnya yang lebih besar. Tidak hanya menjamah bagian bawah Erika, pria itu juga mengulum puting Erika, tangan kanannya yang memilin dan meremas kuat payudara Erika.

"ahhh Nathannnh"

"Nnath gue mau cummh" Nathan semakin gencar memainkan jarinya. Ia tersenyum ketika merasakan cairan hangat membsahi jari-jarinya.

Erika mengatur pernafasanya dan mulai sadar. Nathan memang hanya memasukan obat perangsang dengan dosis kecil, ia hanya ingin membuat Erika merasa sensara sebentar.

"Nath s-sorry kayanya kita cukup aja" Erika mendorong pelan bahu Nathan.

"Setelah lo cum dan menyiksa gue, lo minta cukup?" Nathan berdiri dan membuka seluruh pakaiannya. Ia akhirnya naked sama seperti Erika.

"Ttapi tadi gue merasa aneh, please maafin gue dan kita udahin aja"

Erika yang akan berdiri langsung didorong Nathan agar kembali berbaring. Nathan mengulum bibir merah itu dengan sangat lembut membuat Erika merasa terbuai meski sempat ada penolakan darinya.

Nathan melepas ciumannya "Lo nikmati aja"

Pria itu mengurut pelan penisnya yang berdiri. Ia memposisikan dirinya tepat ditengah-tengah Erika.

"Ttapi itu bakalan sakit Nath" Erika merasa was-was dengan ukuran penis pria itu yang sangat panjang dan berurat.

Pria itu menyeringat, meludah pada tangannya kemudian mengusapnya pada penisnya sebagai pelumas. Nathan memasukan setengah penisnya.

"Eughhh Nath besar bangettt"

Nathan langsung menancapkan penisnya pada lubang Erika.

Sakit, Erika merasa ada bagian dirinya yang terbelah dan terisi penuh.

"Gue gerak Er"

Nathan mulai menaju mundurkan pinggulnya. Leguhan kedua-duanya saling bersahut-sahutan. Erika bahkan sudah melupan rasa sakit sebelumnya.

"Ahhh fuck memek lo jepit banget Err"

"Ahhh Nathhh oughhh"

"Say it louder honey"

"Nnathanh anjingghh ahhh lebih kuatth"

Nathan menampar payudara Erika yang bergerak tidak beraturan. Ia merasa gemas kemudian menekan kuat puting Erika.

"Sakit"

Erika semakin menjepit penis Nathan. Erangan Erika membuat kepala Nathan pening, siapa yang tidak akan pening mendengar desahan Erika yang terdengar merdu.

"Nnath ahh i wanna cum"

"Bareng-bareng"

Nathan memelankan gerakannya, cairan spermanya keluar merempes dari dalam lubang vagina Erika.

Tidak membiarkan Erika beristirahat, ia menarik Erika kemudian menggendong tubuh ramping itu.

Versi lengkap dan lebih panas lagi ada di Karyakarsa ya love

Kalian bisa search @/greyaavolanda atau link di bio gue

One Shoot 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang