NBT:8

7.1K 642 3
                                    

Aura
.

.
"Seandainya kamu di sakiti seseorang, tersenyumlah itu membuktikan bahwa kamu adalah orang yang paling kuat"
.

.

Melihat reaksi vian yang jauh dari ekspektasi nya, membuat felix terdiam dengan tatapan kesal, melihat sikap vian yang berbeda dari biasanya, membuat felix memunculkan rasa penasaran nya terhadap vian, namun segera di tahan felix.

...

Di kamar vian, tepat setelah acara sarapan pagi plus sedikit drama murahan yang terjadi, kini vian sedang duduk di atas sofa kamar mengobati luka di tangan nya, di temani selon yang sedari tadi berada di bahwanya tak berhenti menatap kawatir pada tangan Alan yang terluka.

"Yang mulia apa tak sebaiknya kita memanggil healer tabib istana untuk memeriksa seberapa dalam luka anda?" Ucap selon mengusulkan.

"Tidak, ini hanya goresan kecil" tolak vian menatap tangan nya yang kini suduh di perban.

"Tapi-"

"Selon, tak perlu khwatir aku baik-baik saja" ucap vian memotong ucapan selon sembari tersenyum menatap selon dengan mata merah nya yang bersinar, selon yang di tatap sesaat larut oleh tatapan mata yang terasa hangat, dan senyuman yang lembut terpancar dari wajah vian, membuat nya merasakan sebuah perasaan aneh dalam dirinya.

'Gawat! Perasaan apa ini? Aku belum pernah merasakan nya, apakah mungkin....' Selon terhanyut dalam pikiran nya hingga tak mendengarkan vian yang sedari tadi menegurnya.

"Selon, selon?! Apa yang kau pikirkan?" Ucap vian menguncang pundak selon untuk menyadarkan selon dari lamunan nya.

"Ah! maaf yang mulia saya hanya melamun sesaat" selon tersentak lalu segera bangkit berdiri.

"Hmm, sudahlah kau bisa pergi sekarang, begitu banyak hal yang terjadi hari ini, aku mungkin akan bisa menenangkan diri jika aku membasuh wajah, jadi pastikan tidak ada yang masuk" ucap vian beranjak dari duduk nya menuju kamar mandi lebih tepat nya wastafel kamar mandi.

"Tunggu, yang mulia! Saya akan membantu a-" ucapan selon terpotong dikala beranjak ingin menghampiri vian, namun dihentikan vian terlebih dahulu.

"Aku akan melakukan nya sendiri, dan jangan berpikir untuk memanggil healer saat aku tidak di tempat" vian berhenti di depan kamar mandi sesaat berbalik menatap selon dengan tatapan tajam, dan terlihat mengintimidasi, setelah itu berbalik lagi berjalan ke arah kamar mandi, membuka lalu menutup pintu kamar mandi itu.

Sementara selon Bukannya membuat selon takut dengan tatapan tajam yang vian layangkan ke arah nya, malah membuat selon terlihat sendiri.

"Yang mulia~" selon menatap miris kepergian pangeran nya yang tak terlihat lagi, ia pun berjalan keluar kamar vian untuk mengerjakan pekerjaan lain yang sempat tertunda, meninggalkan vian sendiri di kamarnya.

Sedangkan di kamar mandi, terlihat vian yang sedang membasuh wajah nya di wastafel mengunakan air yang mengalir, kemudian berhenti dan menatap pantulan dirinya di cermin.

"Barusan..."

'Aku hampir saja mengeluarkan aura terhadap serangan dari felix secara tidak sadar' batin vian mengingat kejadian felix yang melemparinya pisau di ruang makan.

{ NAUGHTY BOY TRANSMIGRATION }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang