NBT:16

6.8K 560 64
                                    

Rencana pelarian diri
.

.

"Aku lelah ya Tuhan, kalau boleh cabut saja nyawa yang baca"


.

.

"Kenapa kau lama sekali ke ibu kota?dan apa kau tau kemana perginya vian? Anak itu baru pertama kali pergi, bahkan tak memberi tahuku terlebih dahulu" tanya eveler geram melihat tingkah vian semakin hari semakin di luar dugaan, ia khwatir bagaimana jika ada yang menyakitinya saat tak ada penjagaan sama sekali.

Reynal menyunggingkan senyumnya menatap ayah nya dengan tatapan meremehkan, "sejak kapan ayah peduli padanya? Bukankah ayah membenci kekurangan anak itu?" Ucap reynal rendah mengintimidasi.

Eveler yang mendapatkan pertanyaan dari putra bungsunya, bukannya jawaban membuat eveler mengeram marah mengeraskan rahangnya, membuat tatap elang mematikan tertuju ke arah reynal "jangan membuat pertanyaan lain jawab saja pertanyaan ayah" tekan eveler kuat.

Reynal berdecak pelan dengan malas ia menjawab pertanyaan eveler "dia ada bersama ku seharian ini, aku bertemu dengannya di perpustakaan bersama pelayannya karna ia bosan di istana, setelah itu kami ke pasar untuk membeli keperluan nya" jelas reynal seadanya namun tak di jawab eveler apapun membuat reynal berdecak kesal kembali.

"Baiklah kau boleh pergi, tapi lain kali katakan padanya untuk memberi tau padaku terlebih dahulu" ucap eveler lalu kembali fokus dengan tumpukan berkas di atas mejanya.

Reynal membungkuk hormat tanpa menjawab apa yang di katakan eveler tadi, kemudian melenggang pergi meninggalkan ruang kerja eveler menuju kamarnya untuk beristirahat.

....

Sudah lebih dari seminggu vian berada di kerajaan altegarden, sudah lebih dari seminggu pula ia membuat kemajuan pesat di tubuhnya.

Walaupun tak menggunakan sihir tapi ia masih bisa untuk melatih fisiknya agar tetap selalu kuat dan tak gampang lemah.

Setiap hari ia akan terbangun sebelum matahari terbit, ia berolahraga setiap hari tanpa sepengetahuan selon termasuk para penghuni kerajaan, guna melati staminanya.

Ia juga tak lupa untuk menyempatkan diri membaca beberapa buku yang ia beli di perpustakaan waktu itu, untuk mempelajari sihir lebih dalam lagi, walaupun sedikit tidak lengkap termasuk beberapa kata dalam tafsiran yang ada di dalam buku yang tidak ia mengerti.

Namun tak mematahkan semangat nya untuk terus membaca semua buku itu, walaupun dengan menggunakan bantuan pelayannya selon untuk menafsirkan isi dari beberapa kata di dalamnya agar di mengerti vian.

Dalam beberapa hari itu pula vian mencoba mendekatkan dirinya pada sang pemimpin dengan batasan secukupnya, vian tak ingin terlalu dekat, apa lagi terlalu berharap lebih karna ia tau pasti sebentar lagi akan di gantikan dengan tokoh utama.

Ia juga terlihat masih menaruh rasa benci terhadap ayahnya itu mungkin, karna perlakuannya dulu yang selalu pilih kasih dan selalu mengacuhkannya karna tak memiliki kemampuan sama sekali, entah kenapa rasa dendam dan kemarahan masih akan tetap ada di dalam tubuh asli vian ini.

Sementara perkembangan kedekatannya dengan saudaranya yang lain...bisa di bilang berjalan sedikit mulus kurang lebih, vian hanya bersikap seadanya di depan mereka tak terlalu melakukan interaksi banyak yang menjadi pemicu makin dekat nya kematian menanti vian.

{ NAUGHTY BOY TRANSMIGRATION }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang