Saling Menyakiti

395 29 9
                                    

"Ya ampun, cucu-cucu oma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya ampun, cucu-cucu oma."

Mama Leli—sang mertua yang baru tiba di rumah sakit itu langsung berhambur menghampiri Yesha dan Syifa.

"Aku sembuh, it's oke," jawab Yesha pelan seraya mengecup punggung tangan mama Leli. Bilqis hanya tersenyum kecil dengan mata sayunya, melihat interaksi antara si kembar dengan sang mertua.

Leliana lalu menatap Bilqis, merasa bersalah karena tidak menemani menantu kesayangannya itu hingga Bilqis terlihat begitu kelelahan. "Biar mama aja yang jagain Yesha, kamu tidur dulu ya. Liat ini matanya sayu gini," ucap mama Leli seraya mengelus pelan mata Bilqis.

Bilqis mengangguk mengiyakan, lalu mengecup punggung tangan mama Leli dan papa Adnan. "Aku istirahat dulu ya Ma, Pa."

Papa Adnan mengangguk seraya mengelus kepala Bilqis dengan lembut, pria paruh baya itu kini menatap Sean yang tengah sibuk mengerjakan sesuatu di laptopnya—alis Papa Adnan mengernyit, merasa Sean terlalu larut dengan laptop dan terasa mengabaikan keadaan sekitar.

"Se, ini liat istri kamu kecapekan. Kamu anter ke apart, biar Bilqis bisa istirahat. Kamu juga istirahat dulu, kerjaan dan skripsi dikerjain nanti aja."

Karena ucapan Adnan, Leliana yang tengah mengobrol dengan Syifa pun kini memfokuskan penglihatannya pada sang anak.

"Iya," jawab Sean singkat dan datar. Mendengar itu membuat Leliana sedikit heran dengan sikap anaknya, tetapi beberapa detik kemudian ia menggeleng pelan. 'Sean kecapekan juga kayaknya,' batin Leliana seraya menatap Sean dan Bilqis yang perlahan menjauh.

Leliana tertegun saat memperhatikan Sean yang berjalan terlebih dulu tanpa mempedulikan Bilqis, bahkan langkah Bilqis sedikit tertatih karena mengejar langkah Sean.

Wanita paruh baya itu kembali memperhatikan punggung Bilqis, hatinya berdenyut sakit saat sang menantu terlihat lebih kurus dari sebelumnya. 'Ya Allah ... Bilqis. Kamu capek banget ya, nak. Maryam, maafin aku yang gak bisa jaga anak kesayangan kamu ya,' batin Leliana perih.

"Assalamu'alaikum, Ma, Pa."

"Waalaikumsalam."

Blam!

Bilqis menutup pintu ruang inap pelan, menyisakan Leliana, Adnan dan sang babysitter di sana.

"Bu Dyah makan dulu aja, ini saya bawa beberapa makanan dari rumah." Leliana membuka tas yang berisi banyak makanan dan mengambil beberapa untuk sang babysitter.

"Makasih banyak loh, Bu, Pak. Saya makan dulu kalau gitu ya."

"Iya, makan dulu aja bu Dyah, Syifa sama Yesha biar saya sama suami yang jagain."

Melihat bu Dyah perlahan menjauh, Leliana bergegas menatap Adnan dan menepuk pundaknya pelan.

"Pa ..."

Biggest Regret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang