Firasat

358 31 14
                                    

Bilqis mengirimkan pesan pada mama Leliana bahwa dirinya tidak bisa pergi ke rumah sakit, ia beralasan ingin berduaan dulu dengan Sean dan disambut baik oleh mama Leliana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bilqis mengirimkan pesan pada mama Leliana bahwa dirinya tidak bisa pergi ke rumah sakit, ia beralasan ingin berduaan dulu dengan Sean dan disambut baik oleh mama Leliana. Mertuanya itu bahkan langsung mengiyakan pesan Bilqis tanpa tau bahwa Bilqis tengah berbohong.

Kini wanita itu sendirian di ruang tamu, menunggu dan menangisi Sean serta hubungannya yang mulai terasa retak karena ulahnya sendiri.

"Bil, tahan emosi kamu ya. Kamu sendiri yang milih buat menikah diusia muda, kamu harus tau resikonya kayak gimana. Nanti kalau Mas Sean pulang, sambut suami kamu dengan baik, jangan pernah marah-marah lagi. Jangan terlalu baperan dan cemburu karena sikap Mas Sean, suami kamu itu lagi capek, Bil. Jangan kekanakkan terus dan jangan ..." Bilqis menjeda ucapannya, wanita itu berulang kali mengusap air mata yang terus mengalir. "Jangan terlalu berharap sama yang namanya manusia," lanjutnya pada diri sendiri, matanya begitu sembab, sudah berjam-jam ia menunggu Sean yang pergi entah ke mana.

Bilqis kembali merenung, mungkin ini juga karma untuk dirinya karena dulu pernah mengkhawatirkan lelaki lain di hadapan Sean. "Jadi ... kayak gini ya rasanya, Mas. Aku sekarang udah ngerasain dan ternyata emang sakit, kamu udah berkali-kali bilang aku nyakitin kamu, tapi aku tetap khawatir sama kak Raden."

"Mas, aku bersalah. Aku emang pantas buat dihukum, kamu gak usah maafin aku, biar aku tebus kesalahan aku sendiri ya. Asal kamu jangan pergi lagi, aku takut, khawatir dan ... kesepian tanpa kamu, Mas," lanjut Bilqis seraya menatap pintu apartemen dengan gamang.

Bilqis terlihat seperti orang tidak waras, karena terus bergumam sendiri seraya menangis. Hingga akhirnya tanpa sadar Bilqis pun terlelap di sofa ruang tamu, menunggu Sean yang ternyata tidak pulang ke apartemen malam itu.

●●●

Bilqis mengerjapkan matanya pelan, kemudian tersadar saat ternyata ia tertidur di sofa ruang tamu. Wanita itu melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 2 dini hari, berlari ke arah kamar dan akhirnya Bilqis bisa mengembuskan napas lega saat mendengar suara kran shower yang menyala—artinya Sean sudah pulang.

Namun Bilqis kembali menajamkan pendengarannya saat mendengar suara desahan, tubuhnya membeku, tangannya bergetar dengan hebat karena ia yakin suara itu adalah suara milik seorang wanita.

"Mas Sean?" bisiknya lirih disertai gelengan tak percaya.

Bilqis berjalan perlahan menuju kamar mandi yang ada di kamar—dengan jantung yang berdegup kencang, Bilqis membuka pintu kamar mandi yang ternyata tidak dikunci.

Cklek!

Kesadaran Bilqis seolah tersedot saat melihat Sean tengah bercumbu dengan wanita lain, bahkan lelaki itu tidak mempedulikan dirinya yang mematung tak percaya melihat kejadian di hadapannya.

"Mas Sean," gumamnya tak percaya.

Sean menghentikan aktivitasnya dan menatap Bilqis seraya tersenyum sinis.

Biggest Regret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang