Argument

401 30 3
                                    

Keesokan harinya keluarga kecil itu benar-benar pergi untuk grocery shopping, Sean juga menyempatkan membawa si kembar ke playground dan bermain di sana, sekaligus menunggu Bilqis yang tengah berbelanja kebutuhan rumah tangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya keluarga kecil itu benar-benar pergi untuk grocery shopping, Sean juga menyempatkan membawa si kembar ke playground dan bermain di sana, sekaligus menunggu Bilqis yang tengah berbelanja kebutuhan rumah tangga.

"Mas? Kelamaan ya?"

Sean yang awalnya fokus memperhatikan si kembar kini menoleh ke arah Bilqis seraya tersenyum kecil, lalu menggeleng pelan menjawab pertanyaan sang istri. "Gak apa-apa, udah beres semuanya? Laper gak? Makan yuk?"

Bilqis mengangguk, ia merangkul pinggang suaminya itu dengan mesra.

"Boleh, kebetulan udah sore juga."

Sean mengusap puncak kepala Bilqis pelan dan menghampiri si kembar yang masih sibuk bermain—mengajak anak kembarnya untuk keluar dari area bermain.

"Udah semuanya, 'kan? Mau makan di mana? Foodcourt yang ada di lantai atas atau pergi ke restoran di luar mall?" tanya Sean pada Bilqis dan kedua anaknya.

"Kita ke foodcourt aja deh, Mas. Kasian juga anak-anak kayaknya udah laper."

Sean mengangguk mengerti, ia bergegas mengeratkan genggaman tangannya pada Syifa yang mulai berontak, sedangkan Bilqis menggenggam tangan Yesha yang masih diam di sampingnya. "Ayo, Nak."

Yesha mengangguk kecil dan mengikuti langkah sang ummi.

Berbeda dengan Sean yang kini kelimpungan karena tarikan tangan Syifa, hingga akhirnya mereka berdua agak menjauh dari posisi Bilqis dan Yesha.

"Nanti chat aja kalau udah nyampe atas ya," ucap Sean saat ia merasa posisinya sudah cukup jauh dari posisi Bilqis.

Syifa yang aktif itu tidak mengenal kata lelah, berbeda dengan Yesha yang lebih anggun dan banyak diam.

Wanita itu hanya mengangguk mengerti, ia menggeleng pelan melihat Syifa yang begitu aktif. "Nanti malem aku harus mijitin mas Sean, pasti capek banget udah jagain anak-anak dari pagi."

Bilqis terus menatap punggung sang suami yang perlahan menjauh dan melanjutkan langkahnya menuju foodcourt yang ada di lantai atas.

●●●

"Ya ampun, Nak. Mau ke mana lagi? Bukannya kamu mau makan? Laper gak? Ummi udah gak keliatan tuh, kayaknya udah ada di foodcourt."

Syifa masih menarik tangan Sean, hingga akhirnya mereka berhenti di tempat mainan.

"Mau robot," ucap Syifa seraya menunjuk robot yang ada di display.

"Robot?"

Syifa mengangguk dengan antusias, kucir rambutnya bergerak seirama menambah kelucuan bocah cilik itu.

Sean mengedarkan pandangannya, berharap ia menemukan hal lain yang bisa menarik perhatian Syifa. Namun, ternyata perhatiannya lah yang tersita saat ia melihat toko permen di ujung sana.

Biggest Regret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang