Jika seandainya seluruh aset harta kekayaannya bisa ditukar dengan kesadaran Rénjùn, maka dengan senang hati akan Sungchan tukarkan.
Semalam Sungchan tidak tidur, ia hanya duduk diam melamun memperhatikan Rénjùn setelah selesai menuruti perkataan Jaemin yang menyempatkan diri menemaninya selama setengah jam dan harus pergi karena ada pasien yang drop. Pagi ini, sepuluh menit lalu Sungchan menghubungi Lee Sohee untuk datang membawakan pakaian gantinya dan beberapa berkas penting yang ia simpan di lemari kamar, harus tetap bekerja kan? Sungchan menghela nafas kasar, menumpukan kepalanya dengan tangannya yang menggenggam tangan Rénjùn.
"Kau tidak terganggu ya? Semalam suntuk aku banyak berbicara, mengoceh hal yang mungkin membuatmu menertawakan aku." Tidak ada kesalnya berbicara sendiri, Sungchan jadi sedikit ingat jika dirinya pernah merasa sedikit jengkel karena Rénjùn banyak menanyakan hal tidak berguna padanya yang saat itu merasa sedang lelah.
"Dengarkan aku,"
Sungchan melihat layar iPadnya yang menampilkan daftar pekerjaan yang harus ia koordinasi dengan anggota Undermask, "Aku selalu mendengarkanmu meskipun hal yang kau katakan tidak penting."
"Kau sungguh mendengarkan aku?"
"Aku tidak akan duduk di sampingmu jika tidak mendengarkanmu, Bellissimo." Balas Sungchan.
"Kau tahu etika saat ada orang yang sedang berbicara denganmu kan?"
Sungchan mengangguk, "Kau ingin aku memperhatikanmu? Menatapmu? Atau mungkin membiarkanmu duduk di atas pangkuanku dan menghadapku agar kau tahu sepenuhnya jika aku memperhatikan dan mendengarmu?" Tanyanya setelah meletakkan iPadnya di atas meja depannya, ia kemudian menoleh pada Rénjùn yang detik ini melemparkan tatapan tajam.
"Jangan berpikir macam-macam ya!"
"Hanya satu macam," Sungchan mendaratkan tangannya pada paha Rénjùn yang terekspos karena submissive Huáng itu memakai celana pendek, "Kau ingin aku memperhatikanmu kan? Maka dari itu, aku ingin tahu dengan cara seperti apa yang kau inginkan agar kau tahu bahwa aku memperhatikanmu?"
"Ah, shibalㅡ"
"Aku sedang lelah, kantor dan markas sibuk.." Sungchan segera menyingkirkan tangannya dari paha Rénjùn sebelum mendapatkan amukan, "Jadi, apa yang ingin kau katakan padaku sampai kau ingin aku memperhatikanmu?"
"Aku sedang berpikir,"
"Ya, lalu?" Sungchan diam memperhatikan Rénjùn yang sepertinya masih ingin mengajukan pertanyaan padanya.
"Keluarga Jung kan sering terlibat dengan politik.. apa kau atau anggotamu tidak pernah tertangkap saat melakukan kriminalitas?"
Masih diam, Sungchan sudah butuh istirahat tapi terpaksa mendengar pertanyaan yang seharusnya sudah diketahui jawabanㅡ
"Oh, aku tahu!"
Ekspresi terkejut Rénjùn membuat Sungchan tersenyum, "Tahu apa?" Tanya Sungchan.
"Kau pasti menggunakan koneksi dan kekayaanmu untuk menutup semua kasus yang menyeret tentangmu dan organisasimu itu!"
Sungchan mengangguk-angguk saja tanpa perlu menjelaskan, "Kalau kau sudah tahu, tidak ada yang perlu aku katakan kan?"
"Oh, itu benar? Dugaanku benar? Yeoksi orang kaya." Cibir Rénjùn menatap Sungchan dengan grenyitan jijik pada pria Jung itu karena sudah bermain kotor.
Sungchan menyingkirkan tangan Rénjùn yang ada di sisi tubuh submissive itu kemudian merebahkan kepalanya pada paha Rénjùn tanpa merasa bersalah meskipun sadar jika Rénjùn memelototinya, "Sudah tidak ada yang ingin kau tanyakan?" Tanyanya sembari menggenggam tangan Rénjùn di atas perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to comply?
Fanfiction[ S1 & S2 ] "Aku tidak akan pernah memohon atau bahkan menuruti keinginanmu, Jung."