"Cinta dan obsesi itu beda tipis. Jadi, hati-hatilah"🍉🍉
Allan tertawa terbahak mendengar candaan yang dilemparkan teman-temannya. Saat ini, Allan tengah
berada di warung kecil yang tidak jauh dari rumahnya.Allan melirik arlojinya sejenak, kemudian pamit untuk pulang lebih dahulu dengan alasan lelah dan ingin segera beristirahat.
Allan melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Cuaca malam ini terasa begitu dingin walau tidak mendung dan hujan. Allan menghentikan motornya sejenak saat merasakan seperti ada seseorang yang mengawasinya.
Menyapu pandangannya kesetiap penjuru jalan, namun nihil. Tidak ada seorang pun disana. Dengan perasaan sedikit gusar Allan segera kembali melajukan motornya.
Allan memasukkan motornya kedalam garasi. Sambil sesekali melihat ke arah jalanan yang gelap saat merasa masih ada yang mengawasinya.
Allan mengunci pintu garasi. Kemudian dengan sedikit berlari menuju pintu rumah. namun belum sempat menyentuh knop pintu pergerakan Allan harus terhenti karena ponselnya berdering dari dalam saku celana.
Maira? Untuk apa maira menghubunginya
di tengah malam seperti ini?. Pikirnya. Setelah membaca nama kontak yang tertera di layar ponselnya."Halo?"
"Hai kak. Udah sampe rumah?" tanya Maira semangat.
Allan sedikit mengernyit. "Kok tau aku abis dari luar?" tanyanya bingung.
"Tau aja. Emang kenapa?, gak boleh?"
"Ada apa?" tanya Allan mengalihkan topik pembicaraannya.
"nggak si. Tadi tiba-tiba aja kangen sama kakak'' jawab Maira dengan gamblang.
Tubuh Allan menegang. Jantungnya berdetak kencang setelah mendengar alasan Maira menelponnya.
"Aku tutup" ujarnya dan langsung memutus panggilan sepihak.
Allan mendudukkan diri disofa yang berada di balkon kamarnya setelah membersihkan diri. Ia sebenarnya tidak terlalu memikirkan ucapan Maira tadi. tapi yang ia pikirkan adalah, kenapa maira bisa dengan gamblang mengatakan hal yang seharusnya tidak ia katakan?.
Allan tidak bodoh untuk sekedar tahu apa yang Maira coba lakukan tadi. Dalam hatinya, Allan terus merapalkan kata penenang untuk dirinya sendiri, karena merasa sedikit gusar akan apa yang akan terjadi selanjutnya.
•••
Pagi telah menyapa. Sinar mentari menerobos masuk melalui celah jendela tanpa permisi. Membangunkan sosok pria tampan yang masih bergelung manja dengan selimut tebalnya.
Allan menyandarkan tubuhnya pada sandaran kasur. Mengucak matanya yang masih terasa berat seraya menguap lebar.
Allan kemudian tersenyum hangat saat melihat wanita setengah baya masuk kedalam kamarnya. Kedua tangannya menggenggam sisian nampan yang terisi satu piring nasi goreng dan satu gelas air bening.
"Bagaimana tidurnya anak ganteng?" tanyanya menggoda.
Allan terkekeh. Kemudian menarik pinggang wanita favoritnya dan mendusalkan wajah kantuknya disana.
"Hari ini ada kuliah?" tanya sang mama. Allan hanya mengangguk, Kemudian melepaskan pelukannya.
"Gih, mandi sana. Terus abisin sarapannya" titah mama.
Allan kembali mengangguk. Ia menyibak selimut tebal yang sedari tadi menutup tubuhnya. Mencium sekilas kening sang mama kemudian masuk kedalam kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Different (HIATUS)
Teen FictionAllan dan Kayla sudah menjalin hubungan beberapa bulan yang lalu, keduanya saling mencintai dengan begitu hebat. Namun, hingga suatu hari Maira mengaku memiliki perasaan istimewa untuk Allan. Ia juga mengaku sudah memilikinya jauh sebelum Kayla dan...