••Limabelas••

27 3 1
                                    

"Jangan terlalu banyak menuntut pada diri sendiri, jika tidak ingin merasakan bagaimana sakitnya saat perjuangan kita tetap tidak di hargai!"

🍉🍉

Kayla menapaki setiap anak tangga dengan langkah pelan agar tidak menimbulkan suara. Ini sudah tengah malam, ia tidak ingin mengganggu waktu istirahat ibu dan kembarannya.

"Darimana lo?"

Kayla mematung mendengar suara Maira. Dengan perlahan ia membalikkan tubuhnya dan menatap Maira seraya meringis merasa bersalah.

"Maaf, tadi kak Allan bawa aku ke apartmentnya"

"Dan, Lo mau?!" serunya dengan cepat.

"Kak Allannya gak ngajak Mai, dia langsung bawa aku kesana. Gimana cara nolak__"

"Alesan!" cibirnya memotong ucapan Kayla.

Sebelah alis Kayla terangkat. Menatap Maira dengan bingung.  "Bukan alesan Mai, tapi emang gak ada celah buat nolak"

"Bilang aja Lo emang seneng diajak ke tempat cowok. Ngapain aja Lo sama dia,huh?!"

Kayla menatap Maira tidak percaya. Hatinya terasa sakit saat Maira menuduhnya melakukan hal yang bahkan tidak ia lakukan.

"Apasih, aku gak ngapa-ngapain" sargahnya.

"Kalo gak ngapa-ngapain, kenapa jam segini baru pulang?. Lo liat, jam berapa sekarang!" sentaknya tidak ingin mengalah.

Maira mendekat kearah Kayla dan berdiri tepat dihadapannya. "Lo itu anak perempuan Kai. Gak baik pulang tengah malam sama cowok kayak tadi" ujarnya seraya menepuk bahu Kayla.

"Ya, soal itu aku minta maaf. Tapi tadi kamu tau sendiri kan, kak Allan lagi marah__"

"Ya, terus hubungannya apa, dengan Lo pulang tengah malem gini?!" sela Maira sedikit berteriak.

"Kita tadi selesain masalah dulu di apartemennya dia__"

"Dengan cara apa?!. Lo ngasih tubuh Lo buat dia, huh?!"

Kayla membulatkan matanya tidak percaya. Kepalanya menggeleng pelan kemudian mengusap wajahnya kasar.

"Demi tuhan, aku gak ngelakuin apa-apa sama kak Allan, Mai. Kok kamu ngomongnya jadi kemana-mana gini sih!"

"Emang salah, gue sebagai sodara, berusaha ngingetin lo, kalo apa yang baru aja lo lakuin itu salah!" balas Maira menggebu.

"Kamu gak salah. Aku juga terima peringatan yang kamu kasih. Tapi bisa gak, gak usah nuduh yang aneh-aneh?".

"Gue gak nuduh!. Gue cuma tanya!"

Kayla menghela nafas lelah dan kembali menatap Maira.

"Kamu kenapa sih, huh?. Tiba-tiba marah-marah gini?" tanya Kayla jengah.

Maira tidak langsung menjawab. Netranya menatap lekat pada netra sang kembaran yang kini sudah berkaca-kaca. Kayla mendekat satu langkah pada Maira yang masih diam mematung.

"Aku udah coba sabar sama sikap kamu ya Mai. Jangan kamu pikir, aku gak tau apa-apa selama ini!" desisnya.

"Apa-apa. Maksud lo, apa?" tanya Maira menantang.

Kayla tidak memjawab. Bibirnya terasa kelu hanya untuk sekedar membuka saja. Kepalanya kembali memutar kejadian pada hari itu.

Kayla memasuki ruang cctv yang berada tidak jauh dari ruang kerja sang ibu. Ia membuka computer yang terhubung dengan cctv, kemudian mencari riwayat cctv pada hari itu. Tepat saat Allan datang dengan keadaan yang berantakan.

The Different (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang