"kita memang tidak bisa merencanakan akan jatuh cinta pada siapa. Tapi, selagi kita bisa mengontrolnya dengan baik, tidak akan pernah ada kisah tentang seseorang yang mencintai milik orang lain".
🍉🍉
Maira duduk termenung dipinggir kolam renang dengan kaki yang dibiarkan terjuntai kedalam air. Pikirannya benar-benar berkecamuk sekarang.
Maira tidak pernah mengira, jika mencintai akan sesakit ini. Memang, sejak awal Maira sudah salah mengambil langkah. Ia dengan berani kembali memupuk perasaan yang saat itu telah mati agar hidup kembali.
Maira mengembuskan nafas berat. Menatap dedaunan yang terombang-ambing karena angin dengan tatapan kosong.
Maira berjalan dengan damai disepanjang trotoar jalan. Kedua tangannya ia gunakan menjinjing Totebag besar yang berisikan belanjaan yang titipan sang ibu.
Hari ini Maira tidak pulang bersama Kayla, karena Kayla harus mengurus perlombaannya terlebih dahulu disekolah. Jadi, dengan terpaksa ia harus pulang seorang diri.
Disepanjang jalan, Maira terus bersenandung riang seraya mendengarkan alunan musik yang ia putar dari ponselnya, lalu disambungkan dengan headset bluetooth yang bertengger apik di telinganya.
Karena terlalu asyik dengan dunianya, Maira sampai tidak sadar jika ada motor yang melaju dengan cepat dari arah yang berlawanan. Hingga tubuhnya tersungkur karena terserempet motor itu.
Maira meringis perih. Lutut dan telapak tangannya lecet. Dengan tertatih ia mencoba bangkit, namun gagal. Tubuhnya sangat lemas karena shock.
"Hei, sorry" suara berat seseorang masuk kedalam rungunya.
Maira dengan cepat mendongak, menatap obsidian kelam itu dengan sedikit terpesona. Pria yang berada dihadapannya sangatlah tampan.
"Hei"
"E-eh, iya. Gak papa kak" jawabnya terbata karena gugup.
Pria itu adalah Allan. Maira tidak sengaja membaca nama yang tertera dibaju SMA yang dikenakan pria itu. Azlan Redeya Pradifta.
Setelah kejadian terserempet waktu itu, Maira jadi sering mencari keberadaan Allan. Ia sampai datang kesekolah Allan namun nihil. Tidak ada Allan disana.
Maira dengan lesu kembali melangkahkan kakinya, hingga ia sampai di sebuah warung kecil yang ramai oleh kerumunan anak muda.
Maira dengan perlahan melangkahkan kakinya melewati warung itu. Namun, langkahnya memelan saat rungunya tidak sengaja mendengar salah satu ucapan lelaki remaja itu.
"Azlan udah pindah dia ke ausie. Katanya mau lanjutin pendidikan disana, seenggaknya sampai tamat SMA.Soalnya papahnya ada urusan disana dan mungkin bakal lama" katanya.
Sejak saat itu, Maira memutuskan untuk mengakhiri pencariannya. Ia dengan terpaksa harus mengubur kembali perasaannya yang bahkan belum sempat ter-realisasikan.
"Huh, Lo beneran gak inget gue ternyata, kak" gumamnya lirih.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
The Different (HIATUS)
Novela JuvenilAllan dan Kayla sudah menjalin hubungan beberapa bulan yang lalu, keduanya saling mencintai dengan begitu hebat. Namun, hingga suatu hari Maira mengaku memiliki perasaan istimewa untuk Allan. Ia juga mengaku sudah memilikinya jauh sebelum Kayla dan...