Misi dimulai?

473 19 0
                                        

Cindy membelokkan mobilnya menuju basement parking apartementnya. Ia mengambil ranselnya dan berjalan gontai naik ke lantai atas. Cindy merogoh ponsel dalam sakunya dan mengecek notifikasi yang tak berhenti masuk sejak tadi. Grup WhatsApp panitia sedang heboh sekali. Edo meminta mereka yang berada di lokasi kejadian tadi untuk tetap diam dan tidak menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya.

Cindy membuka pintu apartementnya. Ia masuk dan membuka sepatunya asal. Ah, hari yang cukup melelahkan sekali, pikirnya. Ia merebahkan diri pada kasur besar kebanggannya. Cindy mengangkat kepalanya dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Tiba-tiba pintu apartementnya terbuka menandakan ada seseorang masuk.

Dimas?

"Hei" sapa Dimas pelan. Sepertinya dia baru pulang dari kampus.

"Lo baru balik?" tanya Cindy mendudukkan badannya dikasur. Sepengetahuannya, mata kuliah semester ini belum mulai.

"Lagi siapin bahan buat praktikum minggu depan" jawab Dimas singkat membelakangi Cindy sambil membereskan setumpuk buku yang baru Ia bawa dari perpustakaan.

Cindy beranjak dari kasur menghampiri Dimas, "cie asisten dosen" goda Cindy sambil memeluk Dimas dari belakang.

Dimas berbalik dan membalas pelukan Cindy. "Bangga gak lo punya pacar asisten dosen?" tanya Dimas sambil menatap wajah Cindy yang lelah. Ia seperti bisa membaca ekspresi Cindy bahwa hari ini sedang tidak baik-baik saja.

"Bangga dong. Cowok gue ga se-introvert dulu" jawab Cindy sambil mencubit pelan perut Dimas.

Eh, tapi, kenapa mereka pulang ke apartement yang sama?

Dimas & Cindy memutuskan untuk tinggal bersama si apartement Cindy sejak setahun terakhir. Dimas awalnya tinggal bersama Albert, sepupunya yang juga berkuliah dikampus yang sama. Seperti yang terjadi di cerita sebelumnya, pasangan muda ini sedang dimabuk kepayang hingga tak ada rasa ingin berpisah satu sama lain. Ditambah lagi, aktivitas orang dewasa yang sudah rutin mereka lakukan, aahh, susah sekali menjelaskan bagian ini wkwk.

Tentunya ini tanpa sepengetahuan keluarga mereka masing-masing. Hanya Albert, sepupu Dimas yang kelakuannya tak beda jauh berbeda darinya yang tahu soal ini. Bahkan teman-teman Cindy saat ini juga tidak mengetahuinya.

"How's your day?" tanya Dimas pada Cindy yang sedang mengambil air dingin di kulkas.

"Ada kejadian tak terduga hari ini" jawab Cindy sambil menghela napas dalam untuk memulai ceritanya.

"Pelakunya ada dua kemungkinan, mahasiswa dikampus kita, atau orang luar yang udah ngikutin dia sejak awal" jawab Dimas mengangguk-angguk. Pikirannya mulai bermain dengan segala teka-teki dari cerita pacarnya.

***

Drrrttt...drrrttt...drrrttt

Pagi ini, Cindy dibangunkan oleh banyak sekali notifikasi pesan dan panggilan yang masuk ke ponselnya. Sambil mengucek-ucek matanya Ia membuka pesan tersebut dan mulai membaca satu persatu. WHAT THE FUCK?!

"Beritanya udah masuk blog kampus" ucap Dimas diseberang sedang membaca sesuatu di laptopnya. Cindy reflek bangkit dan berjalan menuju Dimas untuk mengetahui informasi tersebut.

"Mahasiswa baru ditemukan pingsan dan terluka dikamar mandi. Ulah senior di hari ospek?"

"Mahasiswa baru Fakultas Ekonomi dirawat dirumah sakit dihari terakhir PKMB. Ada unsur pelonco?"

Cindy mengusap wajahnya dengan gusar. Ia tak bisa berkata-kata saat ini. Segera meraih handuk menuju kamar mandi dan bersiap ke kampus.

***

Suasana ruang rapat saat ini sangat tegang sekali. Edo selaku ketua acara PKMB dan Wisnu selaku ketua organisasi Fakultas terlihat mencoba menahan amarah mereka. Hari ini harusnya menjadi hari evaluasi panitia dan mereka berencana menggelar have fun night berakhir gagal total. 

"Kita belum mulai penyelidikan tentang anak itu, eh beritanya udah keluar, mana isinya gak bener lagi" jelas Edo dengan nada penuh tekanan

Cindy dan Tasya saling bertatapan satu sama lain. Mereka hanya berpikir siapa penyebab pingsan Syifa dan, siapa yang menyebarkan berita hoax ini?

"Kenapa urusan Syifa pingsan jadi urusan kita? Semua orang gak tau kan soal cowok yang katanya ngedorong dia?" tanya Danu dengan nada tak kalah kesal.

"Tapi kejadiannya dikamar mandi gedung kita, Dan. Orang-orang pasti ngira kita, panitia atau anak organisasi pelakunya" jawab Edo masih dengan nada penuh tekanan.

"Gue yakin berita di blog ga akan ada kalau ga dari kita atau dari anak organisasi sini yang bocorin" ujar Nindy

"Buat apa sih dia ngebocorin berita ini?" tanya Dewi dengan wajah polos

"Pasti demi duitlah. Ini berita lagi anget banget sekarang" jawab Danu

BRAKK!

Cindy menggebrak meja pelan mencoba membuat suasana kondusif. Benar saja, sekeliling langsung hening dan semua tatapan tertuju pada Cindy. Ia menarik napas dalam sebelum mulai bicara.

"Daripada kita menduga-duga tentang siapa yang salah, lebih baik kita buat tim untuk menyelidiki hal ini" Cindy menjeda ucapannya sambil melihat rekan-rekannya yang terlihat menyimak.

"Gue, Tasya, Edo sama Danu bakal menyelidiki siapa pelaku yang menyebabkan anak baru itu pingsan. Kak Wisnu, Nindy dan Heru selaku anak humas dan komunikasi, kalian bisa selidiki penyebar berita hoax itu dan coba kontak admin blog kampus untuk takedown postingan mereka. Gimana? Setuju?"

Terlihat yang lain mengangguk-angguk dan saling berpandangan satu sama lain.

"Yang lain, cukup bersikap seperti biasa. Gak usah mendramatisir keadaan. Anggap kejadian ini gak pernah ada"

Akhirnya rapat yang alot itu kembali melunak setelah Cindy mengatur strategi. Tak lama, rapat dibubarkan. Have Fun Night akhirnya sepakat untuk tidak jadi diadakan.

.

.

.

.

Part ini lumayan panjang ya guys. Tapi dijamin bakal seru banget. Konfliknya lebih dapet dibanding cerita mereka pas SMA. Cerita ini gak melulu soal cinta-cintaan, tapi tetep ada kok haha

My Dirty Boyfriend 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang